Let me Know

176 31 0
                                        

Yeri pulang dari tempat kerjanya dengan raut yang masam. Sepertinya hari ini gadis itu tak memiliki gairah hidup dan tak seperti hari-hari biasanya pula yang mana Yeri akan selalu dihiasi dengan wajah sumringah penuh semangat.

Manakala Jihyo yang juga tidak menemuinya hari ini entah kenapa tidak seperti biasanya. Sungguh hari ini jauh sangat berbeda dari hari-hari biasanya. Ini semua membuat Yeri merasa baru saja melompat ke dunia baru dari hari sebelumnya dalam sedetik waktu.

Yeri melamun di sepanjang perjalanan ke rumahnya, Jeon Jungkook belum siuman juga hingga sore ini. Tentu hal itu membuat Yeri sangat khawatir, kemarin neneknya yang koma dan kini pria yang dirawatnya sekaligus yang di cintai nya diam-diam yang ikut koma.

Terlebih ibu dan ayah Jungkook yang sudah mulai tak mempercayai Yeri lagi dan Lee Jieun yang terus saja mendesaknya hingga membuat Yeri ingin melontarkan seluruh fakta yang selama ini belum terungkap dengan jelas terkait dirinya dan pekerjaannya.

Dadanya membuncah, Yeri dongkol dengan semuanya yang masih tersimpan di dalam hatinya tetapi Yeri masih dapat mengontrolnya dan berakhir lah semua perasaan itu dengan perjalanan pulang Yeri yang penuh akan pembelajaran.

Seperti beberapa orang yang berlalu lalang ataupun setiap kegiatan orang-orang di sore hari, pemandangan ini membuat Yeri jauh lebih bersyukur sekaligus kagum, kagum bahwasannya ia masih hidup di sini, di bumi ini dengan segenap aktivitas yang ia lakukan senang maupun susah.

Sibuk memandangi seluruh kejadian di pinggiran jalanan raya tiba-tiba saja ponsel Yeri bergetar menandakan ada pesan yang masuk disana.

Hana

Aku tidak pulang sampai besok

Temanku mengadakan pesta ulang tahun dan aku diundang untuk menginap
aku tidak bisa menolak

Setelah membaca seluruh deretan pesan yang dikirim oleh Hana, Yeri mendesah lelah lalu mengetikkan pesan balasan berupa pertanyaan tentang kondisi sang nenek.

Nenek? Jadi kau meninggalkan nenek sendirian?

Kau tadi siang tidak pulang kerumah uh?

Tak berselang lama, Hana langsung mengirimi balasan lagi manakala terlihat tanda 'sedang aktif' disana.

Hana

Sudah.

Tadi aku sempat pulang kerumah

Aku juga sudah menyuapi makan nenek, hanya saja tidak kuberikan obat sebab aku lihat obatnya sudah berpindah posisi

Mungkin nenek meminumnya sendiri

Usai membaca seluruh rentetan pesan isi dari balasan Hana, Yeri lagi-lagi turut menghembuskan nafas lelahnya.

Hari ini benar-benar pusing dan lelah, dimana disaat dirinya terusik oleh banyak masalah disaat itu pula Hana juga berulah.

Mengingat ia dan Hana juga dipertemukan karena sebuah kisah kebetulan semata namun Yeri sudah lebih menganggapnya sebagaimana seorang adik kandungnya sendiri.

Di jendela bus kota ini ia menyenderkan kepalanya. Berharap bahwa suatu saat ia dapat memperbaiki semuanya cepat atau lambat Yeri hanya menunggu waktu dan sedang menikmati prosesnya.

Harusnya bukankah Yeri tidak perlu mengeluh, tapi sungguh Yeri benar-benar lelah. Ijinkan ia untuk melapangkan dadanya barang sedikit saja sebab gadis itu juga manusia biasa.

***

"Tidak. Tidak. Kau berbohong tentang perkataan mu," gadis itu berbicara dengan gestur tak percaya, memprotes pria di dalam layar ponsel.

"Sungguh Seulgi-ya. Kalau kau tidak percaya, lihat ini otot sungguhan" Eunwoo menunjukkan otot lengannya ke kamera ponsel dengan percaya diri.

"Eits!! Mataku ternoda Woo-ah!" Teriak Seulgi diujung sana sambil menutupi matanya dengan kedua tangan namun wajahnya yang masih terlihat jelas di dalam ponsel.

Sementara pria di seberang sana justru malah semakin menunjukkan otot-otot yang tak bersalah itu pada gadis di layar ponselnya.

"Berhenti menggoda ku Woo-ah!" Teriak Seulgi kencang.

Tentu saja mereka kini sedang terhubung dengan panggilan video yang baru saja dimulai lima belas menit yang lalu. Sehabis pulang nge-gym, entah mengapa Eunwoo tiba-tiba jadi memikirkan tentang Seulgi yang kemarin sore ikut pulang bersamanya menaiki mobil box dari tempat kerjanya.

Diam-diam Eunwoo mencuri pandang kearah Seulgi yang terpulas tepat disebelahnya, kepala gadis itupun merosot ikut menyender di bahunya.

Hatinya ikut menghangat bila menatap dekat gadis itu secara diam-diam begini. Jaket yang tadi ia selimuti pun merosot di lutut gadis itu, kemudian dengan cepat pria itu menaikkannya lagi dan segera menarik tangannya sesaat gadis itu sedikit terusik dari tidurnya.

Gengsi, tentu saja. Apalagi Eunwoo yang saat itu menggandeng status sahabat bersama Seulgi dan Yeri, manalah mungkin secara tiba-tiba Eunwoo mengatakan cinta pada gadis yang ditaksirnya itu, apa kata Yeri nanti.

Kendati cinta soal hati, perasaan memang tak bisa dibohongi apalagi kata hati.

"Baiklah. Aku mengaku kalau aku memang berbohong saat itu" ucap Eunwoo tak menghilangkan senyumnya.

"Kan, benar! Awas saja kalau sampai membohongi ku lagi!" Seulgi memicingkan matanya tepat didepan kamera ponsel.

Eunwoo tak berhenti untuk terus tersenyum "Bagaimana kalau kita ajak Yeri bergabung?" Ucap Seulgi mengalihkan pembicaraan demi menetralkan kondisi jantungnya yang berdetak kencang sebab terus ditatap orang yang ada dibalik ponselnya.

"Boleh? Apa anak itu sudah pulang kerja?" tanya Eunwoo dan Seulgi hanya mengedikkan bahunya tak tahu.

"Sepertinya sudah, baiklah kita tunggu dua puluh menit"

***

Yeri yang sudah membuka sepatu kerjanya kemudian meletaknya di rak sepatu sebelum dirinya ikut masuk kedalam rumahnya dan menutup pintu.

Gadis itu menaruh bawaannya di atas meja pantry lalu pergi membasuh wajah sebelum mengecek neneknya sebentar dan membenarkan selimut neneknya yang tengah terpulas sama seperti siang tadi.

'Mungkin nenek masih dalam proses pemulihan makanya jadi sering banyak tidur' pikirnya lalu keluar dari dalam kamar sang nenek untuk berganti baju dan beristirahat.

Kim Yeri mengambil setelan kaus tidurnya di dalam lipatan. Hari ini cukup bahkan sangat-sangat kacau, hari ini adalah hari yang paling melelahkan bagi Kim Yeri bahkan dirinya tampak seperti orang yang berputus asa.

Selepas mengganti semuanya Yeri langsung beranjak ke dapur dan memanaskan air lalu menyeduh ramen untuk kudapan makan malamnya mengingat perutnya baru saja meronta-ronta meminta makan.

Disela-sela menikmati mie nya, ponselnya tiba-tiba saja berdering membuat Yeri segera mengeceknya dan menampilkan notifikasi panggilan video grup dari dua orang yang kemarin baru saja ia temui, sesaat Yeri merasa bersalah sebab telah melupakan dua sahabatnya itu yang sudah rela jauh-jauh datang mengunjunginya ke Seoul dan malah di telantarkan begitu saja olehnya sebab urusan pekerjaan gadis itu yang amat sibuk.

Tanpa pikir panjang Yeri langsung ikut bergabung ke dalam sambungan telepon video tersebut.

°°°

Segini dulu, nanti di double
。•̀ᴗ-)✧( ◜‿◝ )♡<( ̄︶ ̄)>

Kebenaran akan segera terungkap!!!
Siap-siap🔥

PREDESTINATED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang