Seperti biasanya setelah berbaikan dan kembali menjalin hubungan berpacaran, Jimin dan Hein kini tengah bercanda-canda di tempat mejeng mereka.
Mereka berdua kembali menjalin hubungan setelah permintaan maaf sewaktu di taman kota. Pun alasan lain mengapa Jimin pulang ke Seoul karna pria itu sedang menemani adik sepupunya yang kuliah kedokteran disini dan berencana ingin mengenalkan adik sepupunya itu pada Hein.
"Memangnya chagi punya adik sepupu?" Hein bertanya sambil menatap awan, kepalanya berada di atas paha Jimin, terpampang lukisan indah antara dagu, kepala dan bentuk wajah sang pria diantara awan-awan.
"Iya chagi. Dia satu-satunya saudariku dari Eomma." Jemarinya mulai merapikan poni sang kekasih yang berantakan oleh angin terlihat adegan romantis seperti di film-film.
"Eomma, apa kabar?"
"Baik, dia selalu memarahi ku saat lupa pulang ke Busan, haha.." Jimin dengan tertawa sumbang ketika mengingat watak sang ibu sementara Hein memposisikan kepalanya supaya lebih mudah menangkap ekspresi sang kekasih.
"Oh iya, sepupu mu itu perempuan kan Jim?"
"Jelas dong sayang, mana mungkin aku mengenalkan pria lain pada kekasihku sendiri."
Hein mengangguk paham dan terus melayangkan pertanyaan. "Apa dia cantik?"
"Well, kalian sama cantiknya."
"Apa marganya, chagi?"
"Eum.. Choi! Choi, adalah keluarga dari Eomma." Saat mendengarkan satu jawaban antusias dari Jimin. Hein terkesiap, bangkit dari baring dan berduduk diri disebelah prianya.
Kenapa harus Choi, tunangan Jungkook Oppa dulu juga marganya Choi. Apa ini berkaitan?
"Kenapa?" Jimin ikut terkesiap begitu mengetahui raut wajah sang kekasih yang berubah serius.
Hein menggelengkan kepalanya merapatkan duduk disebelah Jimin.
"Apa saudari sepupumu sudah bertunangan?" Tanyanya lagi dan Jimin sontak membuka spoiler cerita tentang masa lalu sang sepupu.
"S-sudah pernah, tapi tidak jadi, saat itu ada masalah besar."
Hein semakin resah saat mendengarkan alasan Jimin tentang jawabannya. Ada banyak kesamaan, marga antara adik sepupu Jimin dan tunangan milik Jungkook itu sama, terlebih kisahnya juga sama, ciri-cirinya sama namun parahnya Jimin masih tidak mau memberitahukan nama dari sang saudari, tunggu kalian berjumpa saja katanya dan itu sukses membuat Hein mati penasaran disana.
"Masalah apa?"
Hein membeku di duduknya menatap serius sang kekasih yang juga bercerita dengan raut wajah serius seperti baru saja mengenang masa lalu yang pahit.
"Kecelakaan tragis di kota ini."
***
Suasana ruangan operasi begitu tentram manakala Yeri yang hanya sendirian disana untuk membersihkan alat-alat bekas berjalannya operasi di ruangan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATED
FanfictionSudah menjadi takdir Yeri saat bekerja di rumah sakit itu. Namun, ini bukanlah perkara mudah. Seorang suster di sebuah rumah sakit yang harus jatuh cinta kepada pasien nya. Tetapi, ini hanya settingan. Hingga Yeri mengaku bahwa benar-benar mencintai...