Siang yang cerah menghiasi langit dengan sesekali semilir angin yang mengibaskan rambut panjangnya.
"Ini untuk kamu,"
"Makasih kak."
"Iya sama-sama, sayang."
"Oh ini buat kamu ya, namanya siapa?"
"Sunny, kak."
"Ah, hai Sunny, neomu kiyowo.." Kim Yeri tersenyum gemas pada anak seumuran taman kanak-kanak di depannya.
Tentu saja siang ini Yeri dan Jungkook seperti biasanya menyempatkan diri untuk mampir ke panti asuhan yang ada di dekat taman kota.
Sudah lama mereka berbagi kebaikan ini dengan anak-anak yang membutuhkan seperti yang ada di panti asuhan Chan, banyak terdiri dari anak-anak tanpa orang tua, ditinggal mati, ditinggalkan begitu saja, dan anak-anak terlantar lainnya.
Semua kebaikan ini Yeri lakukan sebab mengingat masa-masanya saat ia dahulu masih berada di panti, ia begitu tahu dan amat merasakan betapa malangnya anak-anak disana. Maka dari itu Yeri tidak mau ada generasi yang merasakan hal yang sama, setidaknya membantu dengan menyumbangkan kebaikan supaya anak-anak itu besar hati.
Begitu pula dengan Jeon Jungkook, pria itu juga memiliki hati yang sama untuk ikhlas berbagi apalagi jika anak-anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian, Jungkook paham betul tentang hal itu.
Meskipun yang mereka berika masih tak seberapa namun setidaknya ada kebaikan yang dibagikan, begitulah pemikiran mereka.
"Ini untuk kamu ya,"
"Gomawo uncle, uncle namanya siapa?"
Salah seorang anak bertanya pada Jungkook saat pria itu membagi-bagikan amplop dan makanannya.
Jungkook yang mendengarnya pun langsung tersenyum lebar. "Nama uncle, Jeon Jungkook, panggil saja uncle kookie." jawab Jungkook mengacak-acak rambut anak itu gemas.
"Oke uncle kookie!" Ucapnya mengacungkan jempol pada Jungkook sementara anak perempuan dibelakangnya ikut bergabung kedalam obrolan.
"Uncle, aunty itu pacar uncle, ya?" Tanyanya polos sambil menunjuk kearah Yeri yang berdiri beberapa meter dari tempatnya namun tidak berhasil mendengar percakapan ini.
"A-ah.." Jungkook tergagap di tempatnya berdiri, kenapa anak-anak yang malah mewawancarainya dan sukses menjadi gugup seperti ini, dan kenapa susah sekali untuk mengucapkan kata bukan disana.
"Uncle, itu benar, 'kan?" Interupsi anak tersebut sedangkan beberapa anak lainnya yang berhasil mendengarkan percakapan ikut penasaran dan menunggu jawaban dari bibir Jungkook yang ternganga membisu.
"Ayo uncle! Jawab!"
Dan tiba-tiba saja Yeri berjalan kearah Jungkook sambil melambaikan tangan membuat semua atensi anak-anak tertuju pada keduanya.
"Jung, bagian ku sudah selesai, kau perlu bantuan?" Tanya Yeri seiring mendekati Jungkook yang masih terbodoh menatap Yeri tak lagi mendengarkan penuturannya barusan.
"Uncle, apa aunty ini istri uncle?" Celetuk anak-anak tersebut yang membuat Yeri dan Jungkook mati kutu dan saling bertukar pandang.
"Semoga saja aunty dan uncle selalu bersama ya.." anak-anak tersebut bersorak ramai sambil menatap dua orang dewasa di depannya.
"Astaga.. apa yang sudah kau katakan dan ajarkan pada anak-anak ini Jungkook-ah!"
***
"Jadi,"
"Apa?" Hein langsung memotong ucapan pria yang tengah berduduk diri di depannya, tampak gelisah seperti bukan pria yang selama ini ia kenal.

KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATED
Hayran KurguSudah menjadi takdir Yeri saat bekerja di rumah sakit itu. Namun, ini bukanlah perkara mudah. Seorang suster di sebuah rumah sakit yang harus jatuh cinta kepada pasien nya. Tetapi, ini hanya settingan. Hingga Yeri mengaku bahwa benar-benar mencintai...