Love is

317 45 0
                                        

Hai, akhirnya
comeback setelah
berabad-abad

Enjoyy!

***

Yeri berjalan masuk kedalam ruangan kamar sang nenek dengan langkah mengendap-endap. Dirinya memandang luas ruangan inap sang nenek yang sudah tertata rapih tidak seperti biasanya saat Yeri meninggalkan Hana di ruangan sang nenek.

"Rajin sekali dia, paling suster disini yang merapikan." Cibir Yeri yang meletakkan tasnya didekat sofa.

"Halo, apakah aku boleh masuk?" Samar terdengar suara Jimin yang berbisik, pria itu berdiri tepat di depan pintu kamar.

"Eits!! Kau pulang saja Jimin-ssi. Untuk apalagi kau disini. Hana sudah terlelap, apa aku harus membayar uang tumpangan nya?" Kata Yeri dengan nada yang sebal, suaranya ia pelankan sedemikian rupa.

"Yakk! Noona! Aku tidak mungkin balik pulang ke apartemen malam-malam begini. Yang ada aku tidak jadi istirahat Noona, besok aku sudah kuliah." Tuntas Jimin ikut emosi dan mendalami seluruh kalimatnya.

Yeri memutarkan bola matanya malas. Sembari beranjak mencuci tangannya di wastafel.

"Yeuh! Yasudah lah terserah kau! Lagi pula kami perempuan semua yang ada di kamar ini, kau gila ingin bergabung?" Ungkap Yeri sebal pada pria yang masih menyenderkan kepalanya di depan pintu itu.

"Noona, diluar kursinya dingin sekali, aku bisa sakit." Alasan Jimin memeragakan dinginnya suhu kursi tunggu alumunium yang ia maksud.

"Aish! Yasudah! Kau mau dimana, masuklah jangan seperti maling begitu." Kata Yeri sarkas. Yeri memang sebal melihat Jimin meksipun pria itu berulang kali menggodanya.

"Ne, terima kasih Noona." Jimin masuk dengan membawa jaketnya. Ia segera meminjam kamar mandi kamar, dengan alasan mencuci muka.

Hana tampak menggeliat dari tidurnya. Ia perlahan membuka matanya sayup dan menyadari bahwa ia sudah beberapa jam tidur terduduk di dekat ranjang sang nenek.

"Ahh punggungku terasa pegal-"

"Aih? Kau sudah pulang?" Tanya Hana terkejut menatap lekat Yeri yang sudah berganti baju tidur dan tengah duduk memoleskan krim malamnya di wajah.

"Sudah dari tadi." Kata Yeri masih dengan nada sebalnya. Apa yang membuat Yeri sebal saat ini, tentu saja itu berhubungan dengan Hana, yakni Jimin.

"Hey! Kau kenapa sih? Pulang-pulang kerasukan?" Hana mulai meledek Yeri dengan entengnya, ia pun berpindah menjadi kebawah kolong ranjang sang nenek yang memang tersedia alas.

Yeri tidak begitu memperdulikan bahkan enggan mendengarkan ucapan Hana yang terdengar kanak-kanak.

"Naiklah, kau tidur di sofa saja. Biar pacarmu yang dibawah." Kata Yeri dengan pandangan tak peduli. Ia menyisir rambutnya sembari.

"Hah? Jimin? Jimin balik lagi? Kau diantar Jimin?"

Hana menahan tawa mengejeknya ditempatnya. Ia mendengus menyindir dengan kalimatnya yang di pelankan.

"Tumben sekali seorang Kim Yeri mau diantarkan pulang oleh seorang Park Ji-"

Yeri yang mendengar itupun mulai panas dan membentak adiknya.

PREDESTINATED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang