You.

208 34 0
                                    

Yeri sibuk menata makanan di atas mangkuk dan piring di meja makan mereka dengan makanan yang sudah ia masak.

Ayam pedas manis, sup jamur dan kimchi daun bawang tersaji diatas keramik putih itu. Semua itu Yeri dapatkan dari hasil kerja kerasnya untuk bisa memakan makanan lezat dan bergizi setiap harinya.

Jamur mereka dapatkan dari hasil memanen begitu juga dengan daun bawang sementara ayam, yang sengaja Yeri beli kemarin saat mampir ke pasar tentunya sebab ada diskon yang besar-besaran.

Lagi pula sudah lama sekali mereka tidak menikmati makanan lezat seperti ini. Sekaligus untuk merayakan kesembuhan sang nenek dan juga memperbaiki gizi yang selama ini hanya di asup oleh nasi, *nori dan kimchi. Meskipun semua itu juga sama bergizi nya.

(*rumput laut kering )

"Kau seperti orang tak berdaya. Pergi mandi, lalu sarapan. Jangan hanya duduk lesu begitu." Tegur Yeri pada Hana yang masih memandanginya membagi makanan disana.

Hana yang sedari tadi sudah mengekori Yeri dan duduk di kursi meja makan dengan wajah masam itu tengah bermalas-malasan.

"Ini kan sarapan pagi Yeri-ya, bukan makan siang. Untuk apa kau menyiapkannya serepot ini." Tukas Hana memberanikan diri untuk memprotes kebiasaan aneh di rumah mereka saat ia bergabung di keluarga ini.

Yeri menghentikan gerakannya, lalu menatap adiknya diam.

"Setiap harinya juga begini kan Hana, kenapa kau baru protes sekarang? Kita semua juga sudah terbiasa kan, untuk menjeda makan siang dan menggantikannya dengan makan malam." ungkap Yeri yang masih sibuk menata sementara Hana memutarkan bola matanya jengah.

Selama ini mereka harus terpaksa membagi dan membatasi waktu makan mereka yang tidak beraturan. Itu semua sebab keadaan ekonomi mereka yang benar-benar sulit dan acak-acakan.

Manakala semua gaji Yeri harus terpotong untuk membiayai sakit neneknya juga menebus pengobatannya. Untungnya saat itu ada orang baik yang mau membantu untuk membiayai operasi sang nenek.

"Iya tentu. Tapi itu jelas tidak sehat, bagaimana mungkin orang-orang dengan rendah hati merelakan waktu makan siangnya dan menggantinya dengan sarapan dan makan malam!" Tukas Hana tak setuju menatap nyalang Yeri yang hanya diam selanjutnya menghela nafas dalam.

"Dengar, kondisi keuangan kita sangat buruk. Kita harus pandai-pandai menghadapi kondisi kita Hana-ya, ingat kita hanya orang susah." ucap Yeri dengan nada yang di tekan.

Hana tetap mengotot di tempat duduknya. Gadis itu berdiri dan mulai mengeluarkan banyak komentar yang ia tumpahkan pada Kim Yeri.

"Iya aku tahu! Tapi aku juga lama-lama bosan dengan semua menu makanan ini! Dan aku juga alergi ayam, kenapa tidak membeli daging saja!" Teriak Hana seperti baru saja mencurahkan isi hatinya yang terpendam sejak lama.

Mendengar itu Yeri sejenak terdiam di tempatnya. Ia benar-benar tidak menyangka Hana akan menjadi begini dan berteriak keras di depannya.

"Sejak kapan kau alergi ayam?"

Tanya Yeri dongkol sebenarnya ia tidak ingin menjawabi komentar Hana yang tidak masuk akal itu, namun semua itu tetap saja menimbulkan pertanyaan baru di kepala Yeri tentang pendapat Hana yang berlebihan.

"Sejak lahir! Aku tidak bisa memakan ayam, dan kau- selalu membeli ayam ke pasar, aku hanya diam sebab aku tidak enak hati padamu." Kata Hana menunduk, dirinya baru saja egois dan dia baru menyadarinya detik ini juga.

Yeri hanya diam menanggapinya.

Sepertinya bertengkar di hadapan makanan bukanlah hal yang baik dan hanya akan menimbulkan kesan buruk baik pada orang yang memakannya maupun makanannya sendiri.

PREDESTINATED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang