Kedua pasangan paruh baya ini menilik dari celah jendela ruangan putih besar itu yang terdapat putranya tengah bersama seorang gadis tak lain merupakan suster dari putra mereka. Tampak dari balik sana, kedua insan itu tengah bercanda ria, melontarkan seluruh atensinya pada sehelai kanvas yang mereka bagi dua untuk saling mewarnai.
"Seperti itulah setiap harinya nyonya, tuan." Sapa Lee Jieun yang membawa kedua pasangan ini memperlihatkan bagaimana kondisi putranya secara diam-diam.
Beberapa Minggu yang lalu adalah kepulangan tuan Jeon dari Jepang. Dan hari ini tepat untuk tiga bulan tahap perawatan Jungkook, selaku putra mereka yang terserang skizofrenia akut.
Dan di hari ini pula tepat dimana gadis yang tiga bulan sebelumnya mencoretkan tanda tangannya pada surat perjanjian kerjasama; antara perawatan putranya selama tiga bulan penuh; dan kini semua itu sudah terlewati dengan teramat apik.
Nyonya dan tuan Jeon menganggukkan kepalanya kagum, melihat putranya yang akhirnya kembali normal; mereka melihat tampang seorang Jeon Jungkook yang tidak kusam lagi seperti dulu saat pertunangan itu tiba, kini putranya sudah kembali mau berinteraksi dengan gadis itu yang tak ayal merupakan susternya.
"Jadi, bagaimana?"
"Kita teruskan kerjasama ini, atau stop sampai disini dulu?" Tanya Lee Jieun antusias berharap bahwa tawaran nya ini tidak menyakiti perasaan keduanya.
"Apakah aku boleh memastikan sebentar, aku ingin bicara dengan gadis itu." Elak tuan Jeon menunjuk Kim Yeri yang sudah tahu kalau ia dan Jungkook sedang diawasi oleh beberapa orang dari luar ruangan.
Lee Jieun menganggukkan kepalanya pasti, mempersilahkan keduanya untuk berjalan kearah pintu masuk ruangan putih itu.
***
Kang Seulgi tengah memarkirkan sepedanya di dekat sebuah supermarket kecil, tempatnya bekerja paruh sepulang dari kuliahnya.
"Hah..hah.. Aigo jinjja,"
Gadis ini meneguk asal minuman yang diambilnya dari dalam lemari pendingin supermarket, yang letaknya di dekat pintu masuk.
"Hei! Kebiasaan kau! Seperti tidak pernah meminum air, huh?" Tukas seorang gadis sebayanya dari meja kasir.
"Bukan seperti itu, hah.. hah.."
Seulgi masih ngos-ngosan memegang botol minumannya, dirinya berjalan gontai kearah meja kasir yang terdapat temannya itu sedang memelototi nya dari jauh.
"Aish, dasar tidak tahu malu." Seru Mina, teman pergantian sip kerjanya.
Seulgi tak memperdulikan ucapan dari temannya itu, dirinya lebih memilih memakai rompi seragam sebelum bergabung di dekat meja kasir, dahinya yang keringatan pun ia usap dengan kertas tisu yang tersedia.
"Achew!" Suara bersin gadis Kang yang ditepis kasar oleh tangan Mina.
Mina memicingkan matanya kesal, melirik kearah Seulgi yang tengah menggosokkan hidungnya gatal.
"Anak ini benar-benar jorok ne."
***
"Hahaha, jangan Jungkook!" Yeri berusaha menggapai ponsel miliknya yang sudah berada di genggaman Jeon Jungkook.
Mereka berdua dipenuhi oleh cekikikan tawa menyenangkan di dalam ruangan putih itu; membawa atmosfer yang setiap jam nya selalu terasa semakin menggebu-gebu saat mereka berdua berinteraksi.
Jungkook yang dengan jahilnya merebut paksa ponsel milik Yeri yang kini telah jatuh di atas genggaman nya. Inilah kesempatan Jungkook untuk memulai aksi jahilnya itu.
"Berikan padaku, Jungkook!" Sarkas Yeri berupaya menggapai ponselnya yang digenggam erat oleh Jungkook, menjulurkan tangannya kearah atas. Lihat, bahkan Yeri jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan tinggi badan Jungkook.
"Kalau aku tidak mau, bagaimana" kekeuh nya dengan cengiran yang damai di wajah kelincinya itu, astaga bahkan hanya seperti itu saja Yeri sudah semakin tambah jatuh hati dengannya.
"Kau, aish!" Yeri mengepalkan tangannya kesal. Melirik kearah Jungkook dengan tatapan tajamnya seolah mereka adalah musuh bebuyutan yang nyata.
Namun sepersekon sebelum Yeri ingin memutarkan badan, maniknya dikejutkan dengan pemandangan Jungkook yang limbung terkapar di tempat tidurnya.
Awalnya Yeri tidak begitu kelabakan, namun disaat bahu kekar itu semakin diguncang keras semakin tidak ada pergerakan dari sang empu. Yeri pikir Jungkook hanya sedang bermain-main dan meledeknya namun sepertinya guyonan itu tidaklah benar, karna nyatanya degup jantung Jungkook yang menjadi lemah.
"Jung! Jungkook! Jungkook-ah!"
Risau Yeri terus menerus sampai pada akhirnya beranjak berlarian memanggili suster jaga lainnya dan segera membantu untuk memanggilkan dokter Lee Jieun.
"Semoga tidak terjadi apa-apa denganmu Kook." Yeri dengan rampalan doa nya gemetar.
***
"Ne? Kau putus dengan Jimin?" Mina mengulangi kalimat dari sahabatnya yang tengah sibuk dengan snack yang ia hutang dari minimarket yang dijaganya.
"Aish!" Mina mendecak kesal melihat aksi konyol Seulgi yang melumerkan isi snack kejunya itu di depan bibirnya menimbulkan kesan jorok dan menjijikkan.
Gadis Kang itu menyahut dengan menganggukkan kepalanya berulang sesekali memainkan makanan yang ada di dalam mulutnya itu bak anak kecil.
"Hei! Pantas saja Jimin memutuskan mu, kau lihat! Kau bahkan seperti bayi berumur enam bulan." Kata Mina sebal, melemparkan satu bungkus permen lollipop ke depan wajah Seulgi yang tak memasang raut apapun.
"Aku tidak main-main Mina-ya. Aku putus dengannya karna kami hampir melakukan-
"Melakukan apa! Huh?" Ucapan Seulgi langsung dipotong begitu saja oleh Mina karena sangking penasarannya dengan cara bicara Seulgi yang setengah-setengah.
"Tidak ada, hehehe.." Seulgi menyengir bodoh ditempatnya. Bayangkan jika kalian berada di posisi Mina sekarang ini, mungkin apa yang akan kalian lakukan pada seorang Seulgi.
Mina memejamkan matanya jengah, menarik nafasnya dalam dengan lingkaran senyumnya yang sangat dipaksakan itu. Andai saja minimarket tidak memiliki pendingin ruangan maka habislah Seulgi saat itu juga.
"Untungnya AC ini menyejukkan" ucap Mina mendongak keatas, sedikit ada rasa marah dengan kekesalannya yang tak henti-henti sebab temannya yang satu itu.
"Kau, kenapa?" Tanya Seulgi dengan polosnya pada Mina ditempatnya berdiri, menahan emosi yang bergejolak gila sebab, ah tak perlu ku jelaskan lagi.
"Keluar!! Cepat Seulgi-ssi, antarkan pesanan ahjuma tadi! Kajja!" Ucap Mina hampir tak bernafas disana, menjerit-jerit bak orang yang kesurupan, Seulgi yang menanggapi hal itu hanya mampu melongo sambil menatap kearah temannya itu.
"Kau sudah gila Mina?" Tanyanya dan Mina semakin menjadi-jadi.
"Nyonya Ahn!! Tolong pecat Seulgi-ssi sekarang juga! Dia sudah tidak waras Nyonya!" Jeritnya dan Seulgi mengerutkan keningnya bodoh.
-o0o-
Kembali dari Hiatus yang berkepanjangan 😔
Word nya agak lebih sedikit dari part sebelumnya, sebab ini cerita apa masih ada peminatnya gaa?
Btw, votenya jarang sekali 😌
KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATED
Hayran KurguSudah menjadi takdir Yeri saat bekerja di rumah sakit itu. Namun, ini bukanlah perkara mudah. Seorang suster di sebuah rumah sakit yang harus jatuh cinta kepada pasien nya. Tetapi, ini hanya settingan. Hingga Yeri mengaku bahwa benar-benar mencintai...