PART 3

9.3K 368 21
                                    

Dezan menjalankan mobilnya dengan air mata yang sudah siap terjun bebas.

Denaz yang berada di sampingnya memberikannya se sendok nasi, namun sama sekali tidak di gubris.

"Cepet makan dulu!" Titah Denaz yang ke sekian kalinya.

"Gamau ih! Dibilang gamau ya gamau, gausah maksa!" Ia memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Lalu ia keluar dengan kepala yang di tutupi tudung hoodie yang ia pakai.

Ia menutup mobil kencang lalu berjalan cepat memasuki area gedung sekolah. Tujuannya ialah rooftop. Tempat paling aman untuk membolos.

Ia membuka pintu rooftop yang masih terlihat bagus. Setelah menutup pintu, ia duduk di sofa yang masih sangat bagus untuk di simpan di sana. Sofa itu sengaja disimpan di sana untuk ia dan teman temannya membolos.

Dezan menumpukkan tangannya di atas lutut lalu menelungkupkan kepalanya di sana.

"Pokoknya nanti pulang ke mami gamau di rumah bareng Denaz!" Permasalahan hari ini adalah Dezan yang di paksa sekolah oleh Denaz sedangkan dirinya mengantuk karena baru tidur setelah subuh.

"Mami harus tau kalo Denaz itu orang jahat, ga pengertian, ga punya hati, marah marah mulu lebih dari marahnya mami! Pokoknya Denaz ga baik!"

"Mau bilang ke Danis, tapi nantinya gue yang di marahin karena tidur subuh subuh, aishhh" Dezan kini menjadi tengkurap di atas sofa.

"hiks Denaz jahat, nakal, galak, jelek! Mau pulang hiks mau ke mami huaaa mami"

"YO BRO! SIAPA YANG MASIH PAGI UDAH MEWEK? DEZAN!" Suara ribut itu berasal dari Indra yang baru saja memasuki rooftop.

"Bego lo!" Maki Danil pada Indra saat mendengar tangisan Dezan lebih kuat dari sebelumnya.

Danil duduk di sofa yang berbeda dari Dezan namun posisinya masih dekat. Ia mengelus kepala Dezan "Kenapa?" Tanya Danil.

"Mau pulang hiks gamau sekolah, ngantuk"

"Begadang lagi?" Tanya Danil. Dezan tidak menjawab karena takut Danil akan memarahinya.

"Tidur aja disini kata gue mah" ujar Bimo lalu menyeruput kopi yang tadi ia beli di kantin.

"Mami hiks mau mami"

"Dezan! Masuk kelas" Indra dan Bimo menoleh dengan raut terkejut.

"Astaghfirullah, gue kira siapa" ujar Bimo seraya mengelus dadanya.

Denaz melangkah mendekati Dezan lalu mencubit pinggang nya "Ayo masuk kelas!"

"hiks Sakit" rintih Dezan seraya mencengkram pergelangan tangan Denaz.

Danil menautkan alisnya lalu ia mencolek tangan Denaz membuat Denaz menoleh. Danil menggelengkan kepalanya pertanda bahwa ia melarang Denaz untuk berlaku seperti itu pada Dezan.

Perlahan Denaz melepaskan tangannya dari pinggang Dezan, membuat Dezan pun melepaskan cengkeraman tangannya.

"hikshiks mau pulang, Danil" pinta Dezan.

"Ga ada pulang pulang! Ayo masuk kelas" sahut Denaz.

"GAMAU! GUE BILANG GAMAU YA GAMAU!" Indra dan Bimo berlari dan berdiri di tengah-tengah, di antara Dezan dan Denaz.

"Weyyy santai bestie! Gausah bentak bentak ciwi. Kajja kita balik" lerai Indra.

"Teruntuk nyai Denaz, saya izin membawa bujang ini- eh bukan bujang deng. Saya izin membawa kakanda prabu untuk pulang ke kediaman bapak Orlando. Karena jika sudah seperti ini, pangeran bisa ngamuk dan kata katanya akan menyakiti hati mungiel milik mu. Jadi saya sarankan, sepulang nyai sekolah, nyai membawa Nona Pricill agar nyai tidak sendirian di rumah segede kerajaan milik nyai dan kakanda prabu." Ujar Indra panjang lebar, sekaligus mencairkan suasana tegang yang di buat oleh pasangan suami istri yang ada di depannya.

"Sekian, kami pamit undur diri wassalam. Bimo, gue titip izin nanti tas gue bawa balik jangan di buang ke got" Indra merangkul bahu Dezan lalu mereka berjalan keluar dari rooftop.

🐣🐣🐣

"Assalamualaikum kanjeng mami" teriak Indra saat memasuki rumah milik orangtua Dezan.

"Waalaikumsalam, kenapa- eh ada anak gantengnya mami. Ada apa? Kenapa mukanya sembab gitu?"

"Di paksa sekolah sama Denaz hiks padahal Ezan ngantuk, Ezan baru bobo subuh subuh"

"Loh kenapa bobo nya subuh subuh?"

"Ezan ga di kasih hiks susu sama Denaz. Denaz jahat hiks marahin!" Ujar Dezan seraya menghentakkan kakinya.

"Pokoknya Ezan gamau tinggal hiks sama Denaz lagi! Ezan hiks mau sama mami disini"

"Mii simi mimi disini" ledek Indra mengikuti nada bicara Dezan.

Dezan mendorong Indra membuat pria itu terjatuh dari Sofa. Indra mengelus pantatnya yang terasa sakit "Dezan ah gelo maneh mah, sakit anjir"

"Rasain"

"Udah jangan ribut, Dezan mau bobo atau mau makan?" Lerai mami Dezan di iringi pertanyaan.

"Mau susuuuu" rengek Dezan.

"Aa Indra, tolong ambilin susu di kulkas"

"Tapi ntar mau cemilan ya" balas Indra.

"Iya, asal jangan di habisin semua" Indra segera bangkit dan berjalan ke arah dapur.

"Kamu ganti baju dulu biar bajunya mami cuci sekalian" titah mami Stella para putranya.

"Bawain baju nyaa" pinta Dezan.

"Minta tolong ke bibi, mami kaki nya lagi sakit. Susah naik tangga"

"Mami yang bilang ke bibi"

Mami Stella hanya bisa menuruti kemauan putra tunggalnya. Indra kembali bertepatan dengan mami yang pergi untuk meminta tolong pada Asisten Rumah Tangga untuk membawakan baju Dezan.

Indra memberikan botol dot yang sudah diisi air berwarna putih yang sudah pasti susu. Dezan langsung menyedot benda yang menyumpal mulutnya itu.

"AAAAAA JANGAN DIMAKAN! ITU PUNYA GUE!" Dezan merebut cemilan yang ada di tangan Indra. Cemilan itu merupakan cemilan kesukaannya.

Indra tersenyum sehingga matanya menyipit "Anjing lo" maki nya. Lalu ia bangkit untuk mengambil lagi cemilan di dapur.

🐣🐣🐣

Siapin tisu buat next chapter

Dahhh see u, makasih💘💘

Spoiled Husband [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang