Part 33

4.5K 197 6
                                    

Pagi pagi sekali Dezan sudah harus mengendarai motornya ke rumah ibu mertua. Berbungkus jaket dan celana kolor, Dezan membonceng Denaz yang memegang tote bag berisi baju gamis dan baju koko.

Pak Wawan dibuat bingung karena tuan nya ini pergi sangat pagi. Tidak biasanya, terlebih lagi mereka berpakaian santai.

"Ini teh aden sama non mau kemana subuh subuh gini?" Tanya pak Wawan.

"Mau ke rumah Bunda pak. Ponakan Denaz abis khitanan, nanti sore katanya ada acara syukuran. Barusan Bunda udah nelpon harus kesana" balas Denaz. Pak Wawan menganggukkan kepalanya "Yaudah atuh hati hati ya"

"Iya pak. Oh iya nanti kalo bapak mau pulang tolong kasihin makan kucing yaa. Ke mang Ilham juga bilangin siang sama sore kasih lagi makan. Kita juga kayanya mau nginep, jadi pas bapak kesini jaga lagi tolong di kasih makan lagi ya pak."

"Siap non"

Dezan pun menjalankan motor matic yang sedang ramai di kalangan remaja. Betul, motor aerox namanya.

Dengan kecepatan yang cukup tinggi, akhirnya mereka pun sampai dengan waktu kurang dari tujuh menit. Itu dikarenakan Dezan mengebut serta jarak rumahnya dan rumah bunda tidak begitu jauh.

"Assalamualaikum" seru mereka saat membuka pintu rumah bunda. Di sana terlihat Nio yang sedang menyusu di temani Denio dan ayah Rheyan.

"Waalaikumsalam"

"Sini zan masuk" ujar ayah. Dezan menguap lebar membuat Denaz yang berada di sampingnya menutup mulut Dezan dengan tangannya.

"Kalo nguap di tutup, nanti keselek nyamuk kalo ga di tutup!" Ujar Denaz seraya mendudukkan dirinya di sofa.

"Ngantuk" keluh Dezan seraya menyandarkan kepalanya pada bahu Denaz.

"Ayo kita tidur di kamar" ajak Denaz.

"Dadah Nio, aunty mau bobo" ujar Denaz seraya melambaikan tangannya pada Nio.

Rheyan menggelengkan kepalanya "Dasar! Percuma dong ayah nyuruh bunda buat telfon kalian"

"Suruh siapa nelfon subuh subuh, orang masih ngantuk" balas Denaz dengan nada mengejek.

Pasutri itu segera masuk ke kamar Denaz. Dezan membuka jaketnya lalu merebahkan tubuhnya. Berbeda dengan Denaz yang membuka lemari mencari pendek karena udara di rumah ini sangat panas meskipun memiliki AC.

"Denaz, nenennn"

"Bentar nyari dulu celana pendek"

"Gausah pake celana"

"Enak aja!" Setelah menemukan celana yang ia cari, Denaz pun segera masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti celananya.

Tak lama Denaz kembali keluar. Ia menggantungkan celana yang ia pakai tadi di belakang pintu lalu ikut berbaring di samping Dezan.

Karena Denaz masih memakai baju piyama yang memiliki kancing, jadilah Denaz membuka dua kancing atas lalu mengeluarkan payudaranya.

"Ihhh duaaaa" rengek Dezan. Denaz mengerutkan alisnya "Gamau ah, kamu mah mau di mainin! Aku masih ngantuk, ayo cepet nenennya"

"Atuuhhhh mau dua duanyaa Denazzz"

"Cepet atau ga nenen sama sekali?!"

Dezan menyeruduk ketiak Denaz "Mau dua nenennya hiks mau duaaa!"

"Mau diapain kalo nenennya dua?"

"huaaa Mau dua!"

Denaz berdecak "Tapi bobonya harus cepet! Kalo lama ga bakal di kasih nenen"

Spoiled Husband [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang