Extra Chapter

1.1K 34 1
                                    

Sepuluh tahun berlalu, dan kini kehidupan Dezan tak lagi sama. Melewati sepuluh tahun yang sangat rumit membuatnya lebih kuat, dan kepribadiannya lebih tegas.

Dezan terlihat berwibawa dengan jas abu-abu nya. Pria itu terlihat sangat menawan, dengan mata tajamnya. Jam yang melingkar di tangannya menambah kesan ’rich’ pada dirinya.

”Saya tutup pertemuan ini. Terimakasih”

Setelah berpamitan dengan client nya, Dezan segera keluar dari ruangan meeting di ikuti Galen, assisten pribadinya.

”Gal, lo mau balik ke kantor?”

”Iya pak, ada beberapa berkas yang belum saya cek buat besok” balas Galen. Meskipun ia sudah cukup lama bekerja dengan Dezan, tetapi pria itu masih sungkan untuk mengikuti gaya bicara Dezan.

”Yaudah, gue balik ya?” Galen mengangguk, membukakan pintu mobil Dezan.

Mobil pun melaju, Dezan mengendarainya sendiri, sedangkan Galen menunggangi motor pribadinya.

Dezan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Diam-diam pria itu tersenyum, membayangkan dirinya pulang lalu di sambut dengan kesayangannya.

Hal itu membuatnya tak sabar, ingin cepat-cepat sampai di tempat tujuannya. Dezan menambah kecepatan mobilnya, membawanya seperti pembalap handal.

Di belokan terakhir menuju gerbang perumahan, Dezan lagi-lagi tersenyum sendiri, seperti orang gila. Lebih gila lagi karena pria itu semakin meninggikan laju mobilnya.

’Brak!’

Mobil menabrak tembok pembatas jalan, karena sang pemilik membanting stir, menghindar dari motor yang melaju kencang dari arah yang berlawanan.

Dengan cepat, pemilik mobil yang tepat berada di belakang mobil tadi menginjak pedal rem.

”Anjing, untung gue ga nyalip”

Dezan menurunkan kaca mobilnya, lalu melihat orang yang keluar dari mobil yang sudah terbalik itu.

”Pak, aman?”

”Aman mas! Gak apa-apa saya” balas pria yang terlihat sudah berumur itu.

”Maaf saya gak bisa bantu ya pak! Saya ada keperluan penting”

”Gak apa-apa mas, aman kok”

Dezan kembali melajukan mobilnya, hingga kini mobil hitam itu terparkir rapi di garasi.

Cepat-cepat Dezan keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah penuh kenangan itu.

”PAPA!”

Dezan berjongkok, merentangkan tangannya ”Have you eaten this afternoon, boy?”

Anak kecil berumur 5 tahun itu menggeleng di pangkuan sang papa ”Vian sama sus habis bikinin papa sesuatu! Ayo papa ke dapur”

Dezan terkekeh gemas lalu mengikuti perkataan putranya. Di meja makan, ia melihat sepiring sandwich. Di sisi piring terdapat tulisan ’Happy birthday my hero.’ Dezan mengecup pipi putranya ”Terimakasih banyak ya Devian”

Anak laki-laki itu mengangguk, membuka mulutnya saat Dezan memberinya kesempatan untuk mencoba buatannya yang tentu di bantu baby sitter nya.

Setelah menghabiskan sandwich tersebut, Dezan menggendong putranya ke lantai atas, membawa anak itu ke kamarnya.

”Vian sama sus dulu ya? Papa mau mandi sebentar” pria kecil itu mengangguk, menuruti perkataan papanya.

Dezan melangkah keluar dari kamar itu, lalu masuk kedalam kamar yang ada di sebelahnya. Pria itu tersenyum, menutup pintu, dengan tangan kirinya melonggarkan dari yang mengikat lehernya.

Spoiled Husband [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang