PART 22

4.5K 202 2
                                    

"Beralih dari berita tentang CEO perusahaan Orl'corp yang melakukan kekerasan terhadap sang putra, kini salah satu pemilik saham perusahaan tersebut mengabarkan bahwa perusahaan Orl'corp akan di ambil alih sepenuhnya oleh sang putra, yaitu Dezan Orlando Diandra.

Mengetahui hal itu, tak sedikit perusahaan besar yang berada di kota Bandung ini mengajukan permintaan bekerja sama dengan perusahaan Orl'corp.

Rheyan Pranada yang merupakan sahabat karib Orlando Diandra mengatakan bahwa perusahan Orl'corp akan berubah menjadi The D company.

Tak hanya itu, Rheyan Pranada pun mengatakan bahwa putri bungsu nya, Denaz Pranada akan ikut serta dalam menangani The D company yang telah di setujui oleh semua rekan yang memiliki hak atas perusahaan tersebut.

Hal itu membuat netizen yang mendengarnya berasumsi bahwa Pranada dan Diandra memiliki hubungan lebih dari sekedar 'rekan kerja."

Suara reporter wanita terdengar nyaring di sebuah ruangan yang terdapat Rheyan, Denaz, Dezan, dan kawan kawan.

"Wah gila nih! Cepet lulus Zan, Naz, biar bisa speak up tentang hubungan kalian" ujar Indra.

"Lulus lulus, punggung gue nih belom bisa lurus" sahut Dezan membuat yang lain tertawa.

"Makanya kelakuan jangan ngadi ngadi" ujar Jake seraya tertawa pelan.

"Bacot lo semua!!!!!! Mending bantuin gue yuk! Liat hp gue ting tung ting tung mulu nih banyak notif dari kantor"

"Gak dulu" ujar teman teman Dezan bersamaan. Dezan menatap mereka dengan mata yang sengaja di sipit kan.

"Jahat lo semua! Dezan ga like!"

🐣🐣🐣

Dezan kini berada di depan layar MacBook serta berkas berkas pekerjaan yang menumpuk. Denaz sedang memasak di bawah. Bukan Denaz tak membantu, tapi Dezan melarangnya karena ini masih awal dan masih terlalu sulit untuk Denaz yang masih kurang mengerti.

Dezan menarik laci di yang ada di bawah meja. Ia mengambil rokok serta pemantik api. Saat akan menghidupkan rokok, Denaz datang dengan cookies dan beberapa cemilan untuk menemani mereka bekerja.

Denaz yang melihat Dezan memegang rokok pun segera menghampiri pria itu.

"Kalo mau ngerokok di luar jangan di sini, bau tau" tegurnya. Dezan yang mendengarnya pun merengek "Mau rokok ih, pusinggg"

"No!! Kalo ngerokok di balkon aja"

"Gamau! Panass, disini ajaa pintunya di buka sama jendelanya" bantah Dezan. Denaz menggelengkan kepalanya "Ngga! Gaboleh ngerokok disini! Kamu ga kasian sama aku?"

Dezan menggeram "Pokoknya mau ngerokok disini!" Ia sudah menempelkan ujung batang rokok ke bibirnya.

"Dezan ah! Di luar! Ayo di bawah aja!"

"Aku gasuka ya kamu ngebantah gini, Dezan!"

Dezan kembali menjauhkan rokok tadi dari bibirnya "Ahhhh! Yaudah!" Dezan menyimpan rokoknya ke laci lalu mendorong laci itu dengan keras.

"Kamu mah ga ngertiin aku!" Ujar Dezan dengan nafas berat yang menjadi tanda bahwa akan ada hujan turun.

"Aku kan udah bilang, kalo ngerokok jangan di kamar! Aku ga ngelarang kamu ngerokok loh! Aku boleh boleh aja, asal di luar jangan di kamar. Kenapa? Bau! Gaenak baunya" ujar Denaz pelan pelan. Berharap Dezan akan mengerti.

Spoiled Husband [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang