PART 15

6K 250 4
                                    

Denaz sedikit pusing menghadapi suaminya di hari ini. Dezan mengeluh kepalanya sakit, dan saat ia cek suhu badannya sedikit panas. Jadilah Denaz memilih untuk tidak masuk sekolah.

Yang membuatnya pusing adalah, Dezan yang terus merengek bahkan saat ia hendak mengecas ponselnya. Dezan tidak ingin melepasnya meskipun hanya sebentar.

"Sayang aku nge cas hp doang loh, cuma bangun sebentar"

"huaaa gaboleeehhh! Mau peluk hiks gaboleh bangun ayaanggg!" Tangisan Dezan semakin menjadi saat Denaz malah bangkit dari duduknya.

"IIHHHH AYANG MAHH HIKSHIKS KESINIIIII"

Denaz kembali berbaring dan Dezan segera memeluknya sangat erat.

"Kenapa sih? Padahal cuma bangun sebentar"

"Dulu mami juga hiks bangun cuma buat ambilin minum tapi hiks papi tiba tiba narik mami keluar terus papi siram aku pake air dingin hiks takut"

"Demi Allah, si Orlando setan banget ya lo! Kalo bukan bapaknya Dezan, udah gue tenggelemin lo ke sumur" batin Denaz.

"Ngga sayang, disini kan ga ada papi. Ini dimana coba? Di rumah siapa? Ini rumah kamu bukan rumah papi! Jadi, papi gabakalan ada disini" ujar Denaz.

"Takut hiks ngga boleh bangunn!"

"Iyaa udah jangan nangis"

"Pucingg hiks sakit kepalanya" wajah Dezan kini sedikit merah. Hal itu selalu terjadi saat Dezan menangis lebih dari sepuluh menit.

"Minum obat ya? Biar ga sakit kepalanya"

"Gamauu hiks elusin ajaa"

"Di elusin doang mah gabakal sembuh atuh ganteng! Ayo makan dulu, terus minum obat"

"GAMAUUU HIKS GAMAU"

Denaz yang sabar pun mengelus kepala Dezan yang keberadaannya lebih rendah darinya.

"Nenen aja ya? Jangan nangis ah! Nanti makin pusing"

"Iyaa hiks nenen"

Denaz menaikkan bajunya lalu memberikan apa yang Dezan inginkan. Dezan menyedot nipple yang berada di dalam mulutnya dengan rakus.

"Pelan pelan aja nyedotnya!" Dezan hendak kembali menangis.

"Ih yaudah gapapa jangan nangis" Cegah Denaz. Ia mengelus punggung Dezan yang terasa hangat.

"Bobo ya!"

Lama kelamaan sedotan dari mulut Dezan mulai memelan. Matanya pun kini terlihat sayu dan terdapat genangan air di kelopaknya.

Hingga beberapa menit kemudian mata Dezan tertutup sempurna. Nafasnya beraturan dan mulutnya berhenti menyedot nipple yang ada di dalamnya"

🐣🐣🐣

"Ayaanggg"

"Ayang hiks sini"

Dezan terbangun karena perutnya sakit, namun ia tak menemukan keberadaan sang istri. 

Ia terlalu lemas jika harus bangun. Bahkan berteriak pun ia tak kuasa.

"Denaz hiks sakit perutnya"

"Denaazz"

Dezan hanya menangis hingga pintu kamar terbuka dan menampilkan orang yang ia cari.

"Sayang, kenapa?"

"Sakit perut hiks kamu kemana"

"Aku abis masak tadi, kenapa ga nyari kebawah?" Tanya Denaz.

"Lemeesss hiks aku sakit malah hiks di tinggalin"

Spoiled Husband [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang