PART 28

3.7K 166 4
                                    

Kegiatan Ujian Nasional sudah selesai. Kini Dezan, Denaz dan teman teman se-angkatannya sedang menikmati masa masa liburan.

"Dezan, aku ada acara tour sama temen smp aku ke Korea, boleh ga? Soalnya kan mereka belum tau kita udah nikah, dan ada juga yang gatau kita punya hubungan, jadi kamu ga ikut"

Dezan yang semula sibuk dengan ponsel pun mendongak. Menatap Denaz begitu lama tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.

Denaz was was, ia takut Dezan akan marah.

"Tapi kalo kamu ga ngebolehin, aku ga bakalan ikut kok!" Tambah Denaz.

Dezan mengerjap pelan lalu kembali menatap ponselnya "Boleh, kapan? Berapa lama?"

Denaz kini tersenyum "Lusa, katanya sih semingguan"

"Kok lama banget?"

"Ya gak tau..." Balas Denaz.

"Temennya siapa aja? Bisa aku percaya ga semuanya?"

"Cewe semua kok! Yuna, Alin, Diaz, Windy, sama Arlyn. Seratus persen bisa kamu percaya. Soalnya mereka temen deket aku pas SMP. Ayah Bunda juga kenal sama mereka, deket malah, apalagi sama Naila."

"Yaudah"

"Nanti kan kita nginep di hotel. Kita nyewa tiga hotel gitu, berdua berdua. Aku se kamar sama Windy, dia taunya kita pacaran, jadi nanti kita bisa telponan"

"Iya"

"Tapi nanti kamu ga mungkin disini sendirian kan?"

"Paling nginep di Bimo atau Danis" balas Dezan.

"Kan seminggu, kata aku mending kamu pulang dulu aja ke mami."

"Gatau ah gimana nanti aja" balas Dezan kesal.

"Ih ini beneran boleh? Kalo gaboleh mah gapapa" ujar Denaz lagi.

"BOLEHHHHH"

"Yaudah kalo gitu aku mau packing dulu takutnya nanti keteteran" ujar Denaz.

"Kamu belanja gih, makanan udah abis semua" lanjutnya.

"Belanja apa aja?" Tanya Dezan.

"Intinya beli beras, sayuran, daging, bumbu bumbu, sama susu. Kamu ajak siapa kek, Danil, Bimo atau siapa gitu yang tau masakan"

Dezan membuka ponselnya lalu mengirim pesan pada Danil untuk menemaninya belanja. Danil pun setuju.

Di antara teman teman Dezan, Danil lah yang paling jago dalam urusan memasak.

Dezan memakai hoodie berwarna putih lalu mengambil dompen dan mengecek isinya.

"Mending debit atau cash?" Tanya Dezan.

"Mending bawa dua duanya" balas Denaz yang sedang memilih baju untuk ia bawa saat tour nanti.

Dezan membuka laci lalu membawa 50 lembar uang pecahan Rp 100.000.

"Yaudah aku berangkat dulu" pamit Dezan seraya mengantongi dompet serta  ponselnya.

Denaz yang semula duduk di karpet pun berdiri untuk mencium punggung tangan suaminya.

"Hati hati ya!"

Dezan mengangguk lalu mengecup singkat bibir Denaz dan ia benar benar pergi sekarang untuk menjemput Danil dan berangkat ke supermarket.

🐣🐣🐣

"Kok cemberut? Kenapa? Hati hati bawa mobilnya" ucap Danil bertubi-tubi karena Dezan tak mengucapkan perkataan apapun sejak ia masuk kedalam mobil dan juga melajukan mobil dengan kecepatan cukup tinggi.

"Sedih, Denaz mau ke Korea sama temennya seminggu" balas Dezan yang masih cemberut.

"Mau gue larang, kasian. Jadi yaudah gue izinin aja, tapi gue sedih. Masa sendirian di rumah? Mau pulang ke rumah mami, guenya masih takut."

"Ke pinggir dulu, gue yang nyetir ya" ujar Danil. Dezan pun setuju dan menepikan mobilnya. Mereka bertukar tempat dan kembali melanjutkan perjalanan menuju supermarket.

"Mumpung libur, nanti gue nginep deh di rumah lo. Atau lo mau nginep di rumah gue?" Tanya Danil.

"Nginep di rumah gue aja. Yang lain juga nanti gue suruh nginep"

"Yaudah kalo gitu"

Tak lama, merekapun sampai di supermarket yang dituju. Merekai mulai berpencar untuk membeli apa yang akan di beli.

Danil membeli bahan-bahan dapur sedangkan Dezan membeli susu dan cemilan.

Setelah hampir 30 menit, akhirnya mereka kembali bertemu di tempat yang sudah di rencanakan.

"Mau makan dulu?" Tanya Dezan.

Danil menggeleng "Gue mau nganter ibu"

"Yaudah kalo gitu langsung pulang aja"

🐣🐣🐣

"Assalamualaikum" seru Dezan saat masuk ke dalam kamar. Saat melihat Denaz berbaring di kasur, ia langsung ikut berbaring dan memeluknya.

"Waalaikumsalam, Danil nya mana? Ikut kesini ngga?"

Dezan menggeleng "Mau nganterin ibunya"

"Kok cemberut sih? Buka dulu hoodie nya, gerah"

Dezan pun membuka hoodie nya lalu kembali memeluk Denaz. Denaz heran mengapa Dezan tiba-tiba terlihat tak ada semangat untuk hidup.

"Cape? Mau tidur?" Tanya Denaz. Dezan menggeleng.

"Laper?" Lagi lagi Dezan menggeleng.

"Terus kenapa ini cemberut gini?"

"Ngga kenapa napa" balas Dezan.

"Yaudah, yuk kebawah! Kita beresin belanjaan" ajak Denaz membuat Dezan merengek.

"Aahh diem dulu disini!"

"Ih aku laper mau sekalian masak. Kamu kalo mau disini ya disini aja. Kalo akunya diem juga disini, nanti belanjaannya siapa yang beresin?"

"Ihhhhh mau peluk!"

Denaz menghela nafas pasrah "Yaudah tidur! Kalo ga tidur aku kebawah" Cepat cepat Dezan menutup matanya seraya memeluk Denaz sangat erat. 

Tak lama, Dezan kembali membuka matanya "Selamat bobo ayang, love you"

Sebuah kecupan mendarat di bibir Denaz sebelum Dezan kembali menutup matanya.

🐣🐣🐣

THANK UUUUUU

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW IG @/SZKXWTTPD JUGAA YAA.

YAUDAH KALO GITU, SEE YOU NEXT TIME Y'ALL

Spoiled Husband [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang