PART 17

5.3K 240 10
                                    

"Dezan hey bangun" ujar Denaz.

"Dezan bangun"

Dezan mengerjap. Alisnya bertaut. Ia sedikit kesal karena Denaz membangunkan nya.

"Kamu ngompol ya? Ini celananya basah"

"Nggaa!" Balas Dezan.

"Terus ini apa? Kenapa celananya basah?"

Dezan memasukkan tangannya kedalam celana lalu matanya melotot seketika. Ia mengeluarkan tangannya yang terdapat sedikit cairan berwarna putih.

"Yaaahh aku mimpi basah..." Rengek Dezan.

"Ya sana adus dulu! Udah subuh ini nanti telat subuhnya" Titah Denaz

"Atuh bentar ih lemeeesss"

"Cepetan! Keburu matahari nya naik!"

"Iya ih iya!" Dezan berjalan ke kamar mandi seraya menggaruk kepalanya. Kakinya pun mengangkang karena celananya yang basah.

"Katanya bau pandan, tapi kok ngga?" Ujar Denaz seraya mencium bau seprai yang basah.

Denaz memilih acuh dan mengganti seprai dengan yang baru. Ia menyiapkan baju, dan alat solat untuk Dezan. Hanya untuk Dezan karena ia sedang kedatangan tamu bulanan.

Setelah menyiapkan semuanya untuk Dezan, Denaz keluar dari kamar. Ia berniat akan memasak terlebih dahulu lalu setelah itu ia akan mandi.

Jam masih menunjukkan pukul 04.50 sedangkan ia pergi ke sekolah pukul 07.30. Jadi ia memiliki banyak waktu.

Di lain sisi Dezan sudah selesai dengan ibadah solat subuhnya dan berniat mencari Denaz ke dapur.

"Den- AAHHK SAKIT"

Denaz yang mendengar pekikan Dezan pun buru buru mematikan kompor dan berlari ke arah di mana suara itu berasal.

Denaz melihat suaminya tergeletak di bawah tangga dengan tangan yang memegangi punggungnya.

"Dezan kenapa?" Tanya Denaz khawatir.

"Sakit hiks kepeleset, punggungnya kena ujung tangga huaaa sakit Denaz"

"Lain kali jalannya hati hati ya! Ayo bangun, bisa ngga bangun?"

Denaz membantu Dezan untuk berdiri. Dezan menangis karena punggungnya terasa amat sakit.

"Sini ke kamar ini dulu" ajak Denaz seraya menuntun Dezan memasuki kamar tamu yang ada di lantai bawah.

Jangan salah! Kamar tamu di rumah Denaz hampir mirip dengan kamar yang Denaz dan Dezan tempati. Hanya beda dengan pernak pernik nya saja.

"hiks Sakit ga kuat"

"Sini coba aku liat punggung nya" Denaz menaikkan baju belakang Dezan dan terlihatlah punggung Dezan yang kini kemerahan. Ia meringis di buatnya.

"Aku olesin salep ya sayang ya? Biar ga lama sakitnya."

"Gamau huaaa perih!"

"Terus gimana? Mau di urut? Aku takutnya kenapa napa punggung kamu" Dezan menggeleng cepat.

"GAMAUU HIKS NGGAAAA!"

"Yaudah yaudah ngga... Nanti kalo siang masih sakit kita ke rumah sakit ya? Aku takut banget kenapa napa! Sekarang bobo dulu ya? Siapa tau nanti mendingan punggungnya"

"Susah hiks bobonya sakit"

Denaz berbaring lalu merentangkan tangannya. Dezan pun tengkurap di atas tubuh Denaz dengan perlahan.

Spoiled Husband [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang