Dezan meremas ponselnya setelah melihat foto yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Tiba tiba pintu kamar terbuka, ia langsung melemparkan ponselnya yang mendarat tepat di ujung jari kaki Denaz.
"Kamu kenapa?" Tanya Denaz heran.
"ITU APA?!" Dezan membentak, hingga urat urat lehernya menonjol.
Denaz menungut ponsel yang Dezan lempar tadi. Di sana, ia melihat postingan instagramnya yang berisi foto dirinya bersama partner modelnya, Fian. Tidak ada yang aneh dengan foto itu.
Itu hanya foto mereka setelah melakukan foto shoot. Jarak keduanya berjauhan, bahkan terhalang meja bundar.
"Terus kenapa ini?" Tanya Denaz.
"Ya itu ngapain segala di post di feed?" Tanya Dezan dengan nada yang tidak bersahabat.
"Di suruh kantor buat post foto di belakang layar, katanya biar keliatan kalo kita emang parter, bukan sekedar foto bareng" papar Denaz.
"Kenapa harus kamu yang post? Kantor kamu ada ig khusus buat post foto foto modelnya kan? Kenapa ga di post disana?"
"Ya mana aku tau, intinya aku di suruh mbak Shellen buat post, yaudah aku turutin aja"
"Hapus sekarang, gamau tau."
"Dezan ih! Kan udah persetujuan dari awal!" Denaz berdecak kesal.
"Tapi aku ga ada izinin kamu posting foto berdua sama cowo yang bukan keluarga atau temen aku, di feed Instagram." Tekan Dezan.
"Jangan egois dong!"
"Kamu yang egois! Lebih milih pekerjaan daripada aku? Mau hapus feed nya atau aku ajak ketemu bos kamu itu? Aku cabut donasi aku dari perusahaan itu."
Denaz membuang nafas kasar. Ia melemparkan ponsel Dezan yang berhenti tepat di hadapan Dezan.
Denaz mengambil ponselnya secara kasar. Ia berjalan menuju balkon lalu menghubungi manajernya, meminta izin untuk menghapus postingan Instagramnya yang berisi foto dirinya bersama Fian.
Shellen belum memberinya izin, ia harus menghubungi atasan terlebih dahulu. Setelah lima menit Denaz menunggu, akhirnya Shellen memberinya izin. Ia pun segera menghapus postingan yang baru ia posting selama satu hari.
Ia kembali masuk kedalam kamar, lalu memperlihatkan akun Instagram nya yang sudah bersih, hanya berisi foto dirinya, juga Dezan.
"Udah kan?"
Dezan hanya diam. Tak lama, ia menutup wajahnya, lalu menangis. Ia sangat marah tetapi, ia tak bisa meluapkan amarahnya. Ia hanya bisa meluapkannya dengan tangisan.
Denaz merasa iba, pun segera memeluk pria nya, walaupun dirinya merasa amat dongkol karena sifat obsesif yang Dezan tampilkan sekarang.
Ia paham Dezan merasa cemburu. Tetapi menurutnya itu terlalu berlebihan. Bukankah hal yang mudah untuk Dezan memahami jika itu tuntutan pekerjaan? Tetapi sudahlah, seorang bayi tidak akan paham.
"Denaz jahat hiks ga ngerti perasaan aku! Aku ga pernah deket cewe lain, aku ga pernah post foto berdua sama cewe lain, aku foto sama klien pun bertiga sama Galen! Apa aku kurang buat jaga perasaan kamu? Kenapa kamu seenaknya?" Dezan berucap dengan terbata-bata. Tangisannya amat kuat, tak kalah kuat dengan tangannya yang melingkari pinggang Denaz.
"Kamu jahat, kamu egois! Kamu--"
"Love you!" Potong Denaz. Dezan mendongak, namun tidak berkata apapun.
Denaz tertawa melihat wajah Dezan yang amat lucu di matanya "Udah jangan nangis, aku minta maaf"
🐥🐥🐥

KAMU SEDANG MEMBACA
Spoiled Husband [NEW VERSION]
Romance[FOLLOW DULU BARU BACA!!] First story! ⚠️Kissing⚠️ ⚠️breastfeeding⚠️ Murni dari hasil pemikiran saya sendiri. Tidak ada unsur copas apapun. Jika ada kesamaan tokoh atau alur mohon di maklumi karena itu sama sekali tidak di dasari unsur kesengajaan. ...