PART 7

7.3K 319 14
                                    

"AAAAA GABOLEH SEKOLAH! GAMAU SENDIRIAN HIKS GAMAU DITINGGALIN!"

"Ya aku bilang tadi apa? Kalo gamau di tinggalin, ke rumah mami! Aku hari ini pelepasan jabatan. Sebagai ketua OSIS aku wajib dateng ke sekolah, gaboleh di bantah"

"Hikshiks Ngga mauuuu! Gaboleh sekolah!" Dezan memeluk Denaz sangat erat.

"Dezan please ya! Pelepasan jabatan aja kok, beneran! Ga belajar dulu, langsung pulang"

"Mau ikut! Pokoknya hiks ikut!"

"Apa ga malu ikut ke Sekolah tapi ga belajar?" Tanya Denaz terheran.

"Iihhhhh hikshiks kalo gaboleh ikut, kamu gaboleh sekolah hiks, gaboleh tinggalin aku!"

"Dezan ini beneran ga lama! Cuma 1 jam lebih sedikit. Ya, gapapa di tinggal sebentar doang mah"

"Ngga mauuu hikshiks mau ikut"

Dezan terus menangis membuat Denaz tak tega meninggalkannya. Ia memikirkan bagaimana cara agar Dezan tetap ber istirahat di rumah. Karena jika ikut ke sekolah, ia sendiri yang akan menanggung malu.

"Gimana kalo kamu ke rumah bang Jake? Atau ke rumah Indra main sama kucingnya sama kakaknya juga di sana"

"Mau ya?"

Dezan menggeleng "Gamau!"

"Kamu mah gitu hiks! Malah hiks mentingin OSIS daripada suaminya sendiri! Jahat! Durhaka!"

Denaz tertawa pelan "Untuk sekarang kan sekolah lebih penting, sayang"

"Aaaaaa hiks gaboleh ke sekolah!"

"Kenapa gaboleh? Kan nanti balik lagi" Dezan terus menggelengkan kepalanya. Denaz mencubit pipi suami manjanya itu.

"Ya sayang? Sebentar doang kok! Ga sampe sore"

Dezan menggeleng pelan "Ngga boleehh" pipinya menggembung dengan hidung yang merah membuat wajah tampan itu terlihat imut.

"Kamu mah hiks tega!"

"Udah ah, ayo. Nanti kamu aku turunin di rumah mami"

"IIHHH GAMAU!"

"Kamu gitu hiks ga pengertian!"

Denaz sangat gemas. Ingin sekali ia menggigit pipi Dezan yang tiba-tiba mengembang seperti saat ini.

"Yaudah terus maunya gimana? Ini udah mau jam tujuh, acara pelepasannya di mulai jam delapan. Akunya harus persiapan dulu"

"Mau ikut!" Balas Dezan cepat.

"Yaudah sana cuci muka aja, kalo mandi kelamaan" Dezan segera bangkit.

"Ayo hiks ikut!"

"Ya Allah, tinggal cuci muka abis itu keluar. Aku mau siapin baju kamu"

"Aaaaaa hiks nanti ditinggal!"

"Ga bakalan! Cepet atau beneran aku tinggal?" Dezan berlari memasuki kamar mandi.

Denaz menggelengkan kepalanya heran. Ia pun berdiri dan membuka lemari baju. Mengambil baju seragam milik Dezan beserta printilan berupa dasi dan lain lain.

"Udah" ujar Dezan yang baru saja kembali dengan wajah dan poni yang basah.

Denaz mengelap wajah Dezan dengan handuk kecil.

"Pake dulu bajunya, aku mau buat roti bakar"

"Pakein! Gaboleh keluar sebelum aku selesai!"

"Biar cepet! Gabakalan aku tinggalin beneran deh!"

Spoiled Husband [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang