02.Dijodohkan?

29.6K 2.7K 24
                                    

Happy Reading ❤

Hayuuk tinggalkan jejak, jangan jadi silent readers 👍.

Tepat pukul 20.00 kini naya dan bunda nya sedang duduk di sofa ruang tamu. Benar saja ada yang ingin bunda nya katakan.

"Nay" panggil bunda pelan.

"Iya bun, mau bicara apa?"

"Kamu sayang kan sama bunda?, kamu tidak akan mengecewakan bunda bukan?? " tanya bunda.

"Iya bun, naya sayang banget sama bunda"

"Nurut sama bund aya sayang, ini demi kebaikan kamu"

"Bunda mau bilang apa?, jangan berbelit belit"

"Bunda mau menjodohkan kamu dengan salah satu anak dari teman bunda".

Deg......

Jantung naya yang tadinya berpacu normal, kini seperti berhenti. Apa tadi maksud bunda nya??, dijodohkan?.

"D-di jodohin?? " tanya naya tak percaya.

"Iya nak,untuk membebaskan mu dari pergaulan bebas remaja, bunda miris akhir akhir ini banyak sekali kasus tentang pergaulan bebas"

"T-tapi naya masih mau sekolah bun, naya mau  lulus dulu" rengek naya.

"Bunda ngerti nay, tapi ini juga untuk kebaikan kamu" tutur bunda.

"Naya enggak mau, bagaimana kalau nanti naya seperti yang di novel yang biasa naya baca?, naya di siksa, dipoligami? " tanya naya berbelit belit membuat bunda laksita terkekeh pelan.

"Naya, naya. Jaman sekarang pemikiran anak muda pada ngawur, bunda menjodohkan kamu dengan salah satu anak dari teman bunda, dia baik baik, sholeh"

"Ustadz muda" gumam bunda.

"Ustadz???!!!, bagaiamana aku bisa bersanding dengan ustadz bun, selagi naya saja belum sempurna" pekik naya.

"Kamu pantas bersanding dengannya. Umurnya 22 tahun"

"Bukan om om kan bun? " tanya naya.

"Hahaha, bukan".

"Besok hari minggu, bersiaplah. Pagi hari keluarga mereka akan datang nak untuk melihat calon mantunya. Sudah, tidurlah. Jangan terlalu memikirkan ini" suruh bunda.

"Yaudah bun, naya ke kamar dulu. Assalamu'alaikum, selamat malam"

"Wa'alaikumussalam".

**********

Siang ini pukul 14.00 naya bersiap siap untuk melihat siapa orang yang bunda nya jodohnya dengan dirinya.

"Ya Allah, kalau nanti sudah nikah, lalu naya dipoligami bagaimana" gumam naya.

"Bagaimana jika bunda tinggal sendirian jika aku ikut suamiku".

Tingg.. Tonggg... Ting... Tong.....

Bel rumah berbunyi, tanpa menunggu lama, bunda laksita langsung membuka pintu rumahnya.

"Assalamu'alaikum" salam seorang wanita.

"Wa'alaikumussalam, silahkan masuk semuanya"ucap bunda laksita mempersilahkan sangat tamu masuk.

"Silahkan duduk dulu".

"Iya.oh ya, dimana anakmu lita?" tanya wanita tersebut.

"Dia sedang bersiap siap, tunggu saja pasti akan turun sebentar lagi" jawab bunda laksita.

"Saya buatkan minum sebentar ya".

"Ah, tidak perlu repot repot".

"Tidak repot nis".

Setelah 10 menit membuatkan minum untuk ketiga tamu yang datang, kini bunda laksita terus menunggu naya keluar dari kamarnya.

"Apakah naya sudah siap?" tanya umi anisa.

"Tunggu, biar ku panggilkan dia".

"Umi, umi yakin akan menjodohkan ku dengan gadis yang masih SMA?" tanya Haidar, tak lain adalah calon suami naya.

"Yakin sekali, iya kan abah?? " umi anisa menengok ke abah farhan.

"Iya nak, percaya saja dengan abah dan umi".
.
.

"Nayaa,turun yuk. Mereka sudah datang".

"Iya bunda, naya keluar".

"Cantik sekali.kenapa kamu memakai cadar naya, bagaimana calon mu bisa melihat wajahmu nantinya? ".

"Naya masih ragu bunda, jadinya naya memakai cadar".

"Sudahlah tidak apa apa, ayo turun".

" iya bunda".

Haidar yang tadinya mengobrol dengan umi dan abinya, kini fokus tertuju kepada naya yang datang bersama bunda nya dengan kepala menunduk.

"Duduk nak" bisik bunda.

Naya pun duduk di samping bunda nya, tangannya tak melepaskan genggaman pada bunda nya.

"Nak Haidar, ini anak saya. Namanya naya" ucap bunda laksita.

Naya mendongakkan kepalanya. Naya terkejut ketika melihat wajah Haidar.

"K-kamu ustadz yang waktu itu mau nabrak naya kan???!! "kaget naya.

"Kamu yang waktu itu??" tanya Haidar tak percaya.

"Kamu hampir menabrak orang, Haidar?? " tanya umi anisa.

"Maaf tante, tapi naya yang salah. Waktu itu naya buru buru ingin pulang" ucap naya menengahi.

"Bagus jika kalian saling kenal, tinggal menentukan tanggal pernikahan saja" celetuk abah farhan.

"Tunggu dulu abah, kita tanya naya dan Haidar dulu. Setuju atau tidak"ucap umi anisa.

"Bagaimana nak, apakah kamu setuju?" tanya bunda laksita kepada Haidar.

"Saya setuju" jawab Haidar dengan enteng nya. Karena dari rumah tadi ia sudah dinasehati oleh umi dan abah nya.

"Sekarang keputusan ada di nak naya, bagaimana apakah kamu menerima perjodohan ini sayang?" tanya umi anisa.

Naya bingung, tak tau harus menjawab apa.

Naya beralih menatap bunda nya yang sudah memberikan isyarat supaya menjawab iya.

"Bagaimana nak?".

"I-iya,naya setuju" finish naya.

"Alhamdulillah" ucap semuanya kecuali naya dan Haidar.

"Jadi,pernikahan akan di adakan 2 minggu lagi" ucap abah farhan.

"Hah???!!! " pekik naya tiba tiba.

"Kenapa nak,kamu keberatan? " tanya umi anisa.

"Emm, tidak. Naya tidak keberatan" jawab naya.

"Naya, kamu besok fitting baju pernikahan ya sayang. Umi punya kenalan yang sering bikin baju pernikahan" ucap umi anisa.

"Haidar, kamu besok temani naya untuk fitting baju".

"Iya umi".

"Tapi besok naya masih sekolah" ucap naya.

"Pulang sekolah saja nak" jawab bunda laksita.

.
.
.

Sampai ketemu di chapter selanjutnya.

Follow ig:@matcha_late24
Buat liat spoiler" part selanjutnya

Married With Ustadz Muda[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang