Haihaihaiii.....
Jangan lupa vote sama komennya.
Double up nih buat kamu yang minta double up.
Happy Reading bestiiii 📖📖📖.
Tim happy end, ketik 'Hadir'!!!!
Kini baby twins telah berusia 4 tahun. Naya merencanakan untuk menyekolahkan anak anaknya itu ke jenjang PAUD. Tapi Naya khawatir, jika mereka disekolahkan apakah mereka bisa akur?? Dirumah saja kelakuannya seperti ini. Kemarin Azura hampir saja masuk ke kolam ikan, katanya ia gemas pada tingkah lucu ikan kesayangan milik ustadz Haidar itu.
Hari ini baby twins akan memulai sekolahnya. Ustadz Haidar telah menemukan sekolah jenjang PAUD untuk anak anaknya ini. Naya memakaikan seragam kepada dua anaknya itu.
"Aaaa, gak mau cekolah!!." rengek Azura.
"Belicik! " Azzam menampar pelan bibir mungil adiknya itu membuat Azura menggeram kesal.
"Nah udah, anak anak bunda udah rapi. Sekarang kita ke bawah dan sarapan." ucap Naya.
Saat sarapan, tentu saja seperti biasa. Baby twins bertengkar masalah sendok. Haduhh sendok saja dipermasalahkan.
"Ekhem, makan yang anteng ya kembar. Nanti Ayah beliin mainan." ucap ustadz Haidar membuat kedua balita tersebut langsung makan dengan rapi.
Ah iya, jika kalian bertanya apakah Naya masih melanjutkan kuliah nya? Jawabannya tidak. Karena, Naya ingin fokus mengurus rumah tangga dan anak anaknya.
•••🦋•••
"Salim dulu sama bunda." suruh ustadz Haidar.
Azzam berjalan ke arah Naya dibuntuti Azura dibelakangnya.
"Bunda, kita mau cekolah dulu ya. Assalamu'alaikum" Azzam menyalami tangan bunda nya.
"Huaaa, mau cama bunda. Tidak mau cekolah!" pekik Azura.
"Belicik, udah ayo belangkat" Azzam menarik tangan Azura untuk segera berangkat ke sekolah.
"Pasti, nanti kalo cekolah ada yang tantik tantik." batin Azzam.
"Dadahhh bundaaa!!!" Azzam melambai-lambai kan tangannya saat mobil ustadz Haidar melesat meninggalkan pekarangan rumah. Naya kembali masuk ke dalam rumah dan memulai beres beres rumah.
"Huh, sepi deh nggak ada kembar." gumam Naya sambil membereskan mainan si kembar yang berantakan.
*di mobil.
"Twins, nanti disekolah nggak boleh nakal ya. Harus nurut sama bu guru, nanti kalo udah waktunya pulang nanti ayah jemput." ucap ustadz Haidar.
"Othay Ayah." jawab Azzam. Bukan Azura.
"Azura sayang, kok nggak semangat gitu?" tanya ustadz Haidar.
"Aku tidak mau cekolah, ayah." jawab Azura.
"Harus mau dong sayang, kan biar pinter."
"Nanti ketemu banyak temen, cama ketemu yang ganteng ganteng." bisik Azzam pada adiknya.
"Celius?" Azzam menganggukkan kepalanya.
"Aaa, aku mau cekolahh"pekik Azura.
" Nah, gitu dong semangat. Baru anak Ayah."
Saat sampai di sekolah, ustadz Haidar menuju ke ruang guru dengan menggonceng kedua anaknya.
"Assalamu'alaikum" salam ustadz Haidar ketika memasuki ruang guru.
"Wa'alaikumussalam, eh ini ya murid barunya?" tanya guru tersebut.
"Hai sayang.. " sapa guru tersebut.
"Hai juga ibu gulu"
"Bu, saya titip anak anak saya untuk menuntut ilmu disini." ucap ustadz Haidar.
"Baik Pak, semoga anak anak betah ya disini... "
"Kembar, ayah tinggal dulu ya. Belajar yang benar. " ucap ustadz Haidar.
"Oke, Ayah."
"Saya permisi dulu, assalamu'alaikum. Dadahh kembar" ustadz Haidar melambai-lambai kan tangannya.
"Yuk, ikut bu guru masuk ke kelas." ajak ibu guru tersebut.
"Othay bu gulu."
"Acikkk, ketemu ganteng ganteng. " batin Azura.
"Yuhuu, ketemu yang tantik tantik nanti." batin Azzam.
Saat memasuki kelas, Azzam dan Azura kaget melihat kelas yang begitu ramai.
"Hai anak anak, selamat pagi!!"
"Pagi bu.... "
"Nah, ibu punya teman baru buat kalian. Namanya Azura dan yang satunya Azzam." ucap guru tersebut.
"Salah ibu gulu, yang betul Azzam dulu balu Azula... " ucap balita tersebut yang belum bisa bilang 'r'.
"Ahh iya, sama saja. Yaudah, kalian duduk di bangku itu ya. " guru tersebut menunjuk bangku kosong di samping jendela.
"Baik anak anak, pelajaran kali ini kalian harus menyusun puzzle ini dengan baik ya..."
"Iya bu!!"
Bu guru membagikan puzzle kecil kepada setiap murid.
Azzam dan Azura mulai mengutak-atik puzzle tersebut.
"Aa, gimana calanya?" Azura menoel Noel abangnya yang ada di sebelahnya.
"Gini calanya nihhh" Azzam menunjukkan cara menyusun puzzle pada adiknya itu.
"Kayak yang dilumah ya?"
"Iya" jawab Azzam apa adanya.
Azzam celingak celinguk melihat siapa saja yang belum selesai. Ternyata masih banyak. Tak sengaja ia melihat seorang balita perempuan yang sedang menatapnya. Lantas Azzam pun melambaikan tangannya.
"Tantik" puji Azzam.
"Baik anak anak, waktunya sudah habis. Ayo ayo kumpulkan puzzle nya.
Semua murid berbaris rapi dan mengumpulkan puzzle pada bu guru. Setelah itu dilanjut dengan pelajaran lainnya.
Kini bel pulang telah berbunyi, seluruh murid telah di jemput orang tuanya. Termasuk si kembar.
"Bu, bagaimana sikap anak saya tadi?" tanya ustadz Haidar.
"Baik Pak, bahkan perkembangannya juga luar biasa."
"Alhamdulillah, terimakasih bu. Kalau gitu saya permisi dulu, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
•••🦋•••
"Karena anak ayah udah pinter di sekolah pertama nya, kita nanti mampir ke alfamart buat beli jajan yang banyakk"ucap ustadz Haidar.
" yeayyyy beli ciki ciki, es kim"sorak mereka berdua.
.
.
.
.
.Wahhh Azzam sama Azura sekolah buat ngeliat yang cantik" sama yang ganteng"🤓💔.
Okey, jangan lupa vote sama komennya.
Baby lop yuuuu😚😚😚😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ustadz Muda[End]
RomanceWARNING!!! CERITA BELUM DI REVISI!!!JADI MAAF JIKA ADA TYPO PENULISAN MAUPUN TANDA BACA!!!(Romansa-spiritual) PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! Beberapa bagian di privat. Follow dulu baru bisa bacaa😗 "Harus salah satu dari kita yang meninggal dahulu...