12.Kehilangan Dia

18.3K 1.7K 9
                                    

Hai Hai Haii

Ketemu lagiii, jangan lupa tinggalkan jejak

Happy Reading guyss 😗😗😗

Bendera kuning mengibar di depan rumah bunda laksita. Banyak tau yang datang ke rumah untuk berta'ziah. Naya menatap bunda nya yang terbujur kaku yang sudah terbalut kain kafan di depannya. Ia masih dalam keadaan syhok sehingga masih dalam dekapan ustadz Haidar.

"Bunda kenapa pergi secepat ini" gumam naya.

"Hustt husttt" ustadz Haidar menepuk nepuk kepala naya.

"Ustadz, naya pengen ikut bunda" gumam naya semakin tak jelas.

"Istighfar, naya" ucap ustadz Haidar.

Kini jenazah sudah siap diberangkatkan menuju peristirahatan terakhirnya.

Ustadz Haidar, paman adi, abah farhan dan tetangga yang lainnya sudah memasuki ambulans untuk membawa jenazah ke makam.

Sedangkan naya, ia bersama umi anisa. Gadis itu bersikeras untuk ikut, tetapi ustadz Haidar melarangnya, takut jika naya nanti pingsan.

"Umi, naya mau ikutt" rengek naya.

"iya ikut. Tapi janji gak boleh pingsan lagi" naya mengangguk. Umi anisa dan naya menyusul pergi ke makam dimana bunda laksita dimakamkan.

.

Kini setelah di adzan i,jenazah siap untuk dikubur. Suasana diselimuti tangis kesedihan dari warga yang ikut ke pemakaman.

Saat jenazah sudah ditimbun oleh tanah, tiba tiba.

"Tunggu!!!!" naya lari terbirit-birit menuju tempat pemakaman guna melihat bunda nya untuk terakhir kalinya.

"Naya, astaghfirullah jangan lari" umi anisa ikut lari menyusul naya.

"Bundaaaa, naya pengen ikut bundaa!!!" tangis naya. Naya berusaha membongkar makam yang sudah setengah ditimbun oleh tanah, ustadz Haidar mencoba menenangkan naya.

"Astaghfirullah naya, istighfar nayyy" ustadz Haidar memeluk naya.

"Bundaaa" gumam naya sekali lagi.

"Ayo pak, kita lanjutkan saja" ucap abah farhan.

Naya terduduk lemas di tanah.

"Umi, kenapa naya ikut kesini?" tanya ustadz Haidar.

"Tadi bumi sudah melarang, tapi naya terus memaksa"

Nafas naya tidak beraturan akibat menangis.

"Bunda... " gumam naya.

"Naya jangan gitu, jangan buat jalan bunda mu terhambat" Ucap ustadz Haidar.

Kini jenazah telah sempurna tertimbun tanah. Batu nisan juga telah ditancapkan.

Naya menaburkan bunga di atas makam bunda nya. Tangannya bergetar.

.
Kini semua orang yang ikut mengantarkan ke pemakaman telah pulang, begitu juga umi anisa dan abah farhan karena harus mengurus tamu yang datang untuk berta'ziah di rumah duka.

"Naya, udah jangan nangis" ustadz Haidar masih setia memeluk naya yang meratapi bunda nya.

"Ayo pulang, bentar lagi hujan" ajak ustadz Haidar.

"Enggak, kalo ustadz mau pulang, pulang aja sendiri" bantah naya.

Ustadz Haidar menghela nafas.

"Jangan buat bunda nggak tenang di alam sana nay.Hanad bin Sariyyi dari Abdah dan Abu Mu’awiyyah, dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya, dari Ibnu Umar ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya seorang mayit diadzab dikarenakan tangisan keluarganya kepadanya (H.R Abu Dawud No. 3131)"jelas ustadz Haidar.

Naya mendongak menatap wajah ustadz Haidar.

" emang iya ustadz?"tanya naya.

"Iya, sekarang ayo pulang" ajak ustadz Haidar.

"Hemm, bunda naya pulang dulu yaa. Assalamu'alaikum bunda" pamit naya.

"Wa'alaikumussalam" jawab ustadz Haidar.

"Kok ustadz yang jawab?"

"Jika mendengar salam, maka wajib dijawab"

"Ohhh"

"Udah?" tanya ustadz Haidar.

"Iya udah, ayo pulang"

Lalu ustadz Haidar dan naya pulang meninggalkan makam bunda laksita.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Babay lop yuu😗😗😗.

Follow ig:@matcha_late24
Buat liat spoiler" part selanjutnya

Married With Ustadz Muda[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang