44.Tamparan Kehidupan

9.3K 1K 78
                                    

Hai Hai Haii

Jangan lupa tekan vote sama komennya

Happy Reading gaissss

310 vote+90 komen bisa gak nih????

Bismillahirrahmanirrahim, siapkan hati dan emosi menghadapi Azura yang semakin menjadi jadi.

Pagi hari yang lumayan mendung, terdapat sepasang anak kembar sedang bertengkar. Entah itu karena masalah sepele.

"BANG, KAOS KAKI!!!"

"Ambil nih, ambil kalo bisa. HAHAHAHAHA, kaos kaki buluq." Azzam mengibarkan kaos kaki milik Azura.

"Apasih!!, balikin!!"

Mendengar teriakan Azura yang melengking seperti Toa, Naya segera meredakan kericuhan itu dengan berteriak dari ruang makan.

"EH EH, MASIH PAGI!! JANGAN RIBUT!!. TURUN KALIAN, KITA SARAPAN!" Teriak Naya tak kalah keras.

"Suara kamu juga nggak kalah sama Azura." ucapan ustadz Haidar yang sedang menyuapi Naya.

Tak lama kemudian, Azzam turun untuk sarapan dengan seragam rapi dan tas di pundaknya.

"Azura mana, zam?" tanya ustadz Haidar.

"Gatau, yah. Tadi katanya masih nyiapin buku," jawab Azzam apa adanya.

"Mas, kamu panggil gih. Ajak sarapan bareng." suruh Naya.

"Siap, sayang." ustadz Haidar mengecup singkat pipi Naya membuat mata Azzam seketika membulat.

"Ayah ihh, kalo mau romantis-romantis an sama bunda jangan di depan aku juga kali!!" kesal Azzam membuat Naya terkekeh geli.

"Azura, sarapan bareng yuk!" ajak ustadz Haidar.

"Iya ayah, nanti Azura turun, "

Saat turun, Azura sudah melihat Ayah, bunda, dan abangnya di sana. Mereka tertawa dengan bahagia. "Apaan sih. Ayah juga, kenapa pake manjain wanita buta itu" Azura kesal ketika melihat ayahnya menyuapi sang Bunda.

"Azura, makan dulu" ucap ustadz Haidar ketika melihat Azura lewat.

"Gak, udah kenyang. Ayah suapin aja wanita buta itu!" serobot Azura. Sakit, sakit sekali yang Naya rasakan saat ini. Anaknya yang dulu ia manja, ia sayang. Justru menjadi seperti ini kepadanya.

"Jaga ucapan lo, ya! " bentak Azzam tak Terima.

"Dih, orang bener kok. Udah buta, ga bisa ngapa ngapain. Ga becus! "

Plak.....

Satu tamparan mendarat di pipi Azura. Siapa yang menampar???? Ya, Azzam. Ia baru pertama kali melihat sifat Azura yang seperti ini.

"JAGA UCAPAN KAMU! DIA IBUMU SENDIRI, YANG MELAHIRKAN KAMU!!" kini ustadz Haidar turut tersulut emosi. Ingin rasanya ustadz Haidar menghukum putrinya itu karena telah bersikap semena mena terhadap Naya. Tapi apa boleh buat, ia tak tega jika bersikap kasar kepada anak anaknya.

"Lo kalau benci, benci aja. Lo pendem aja sendiri, gausah lo ungkapin secara terus terang. Lagian, Bunda punya salah apa sih sama elo?? "

Azura saat itu pun langsung kicep. Ia tak bisa menjawab apa apa. Saat itu juga, Azura pergi dari ruang makan.

"Perlu lo tau, lo gaakan bisa liat dunia lagi kalau nggak ada bunda." ucap Azzam yang samar-samar di dengar oleh Azura.

Saat ini Naya masih menangis, ia menyesal belum bisa menjadi ibu yang sempurna untuk anak perempuan nya itu.

Married With Ustadz Muda[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang