09.Mimpi Buruk

18.7K 1.8K 16
                                    

Hau Hai haiii

Jangan lupa vote sama komennya.

Yuk tinggalkan jejak.

Happy Reading guyssss 😗😗.

Kini ustadz Haidar dan naya sedang berada di salah satu mall. Sebenarnya tadi ingin berbelanja di minimarket terdekat, tapi naya bilang ingin sekalian jalan jalan.

Ustadz Haidar mengambil satu troli berukuran besar.

"Ustadz, ustadz" naya menepuk pundak ustadz Haidar.

"Kenapa, hm?" ustadz Haidar menoleh.

"Aku mau naik ke dalam troli, hehe" ucap naya membuat ustadz Haidar terkejut.

"Plissss, yayaya" naya menunjukkan senjata andalannya. Puppy eyes.

Ustadz Haidar menghela nafas pasrah. Daripada naya menangis disini.

"Yaudah iya. Sini aku bantu naik nya".

Ustadz Haidar membantu naya naik ke troli perbelanjaan. Entah troli nya yang terlalu berat atau naya yang terlalu mungil. Karena naya bisa bergerak bebas di dalam troli.

Ustadz Haidar mendorong troli menuju arah yang naya tentukan.

"Pak ustadz mau buka puasa pake apa??" tanya naya.

"Emm terserah kamu aja" jawab ustadz Haidar.

"Okey".

Naya mengambil banyak sekali sayuran. Untuk stok sekalian di kulkas. Dan tak lupa buah buahan.

Sekarang beralih ke frosen food. Naya mengambil beberapa makanan dan daging ayam. Tak lupa nugget dan sosis kesukaannya.

"Ustadz, beli mie ya??" tanya naya.

"Iya, tapi jangan banyak banyak. Gak sehat" jawab ustadz Haidar.

Naya mengambil total 10 mie instan membuat ustadz Haidar melebarkan matanya.

"Naya... " desis ustadz Haidar.

"Ustadz" naya menengok ke arah ustadz Haidar dengan mata berkaca kaca.

"Huhh, iya iya sayang. Ayo lanjut lagi mau beli apa?" tanya ustadz Haidar pasrah.

Naya melihat catatan yang ia bawa.

"Naya mau ciki cikian" pinta naya.

"Banyak micin nya sayang, jangan ya...."

"Satu aja kok ustadz" sahut naya.

"Iya iya, 1 aja".

Setelah mengambil snack, kini naya beralih ke kulkas berisi minuman.

Saat naya ingin mengambil minuman yang ia mau, ternyata tidak sampai. Mau tidak mau ia harus berdiri dari duduknya yang nyaman itu.

Ustadz Haidar memiliki ide bagus. Ia menggoyangkan sedikit troli yang berisi naya serta kebutuhan lainnya.

"Aaaaa, ustadz!!! " pekik naya karena terkejut.

"Ustadz ihhhhh"mata naya kembali berkaca kaca.

"E-eh iya iya, jangan nangis" bujuk ustadz Haidar.

"Huh" naya memalingkan wajahnya dan kembali duduk seperti semula.

Setelah selesai berbelanja, kini giliran membayar.

"Adek nya mau sekalian di scan ya mas??" tanya mbak mbak kasir yang melayani.

Naya mendengus kesal, ia mencoba keluar dari troli perbelanjaan dengan bantuan ustadz Haidar.

"Haha bukan adek saya mbak, tapi istri" jawab ustadz Haidar dengan sedikit terkekeh.

"Oh, istrinya. Maaf ya mas"mbak mbak kasir sedikit terkejut karena naya yang masih menggunakan seragam SMA.

"Totalnya 1.450.000 mas".

Setelah membayar, naya dan ustadz Haidar langsung pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. (Naya pulang sekolahnya jam setengah 1 ya guys, jadi udah setelah adzan dzuhur).

Semua belanjaan telah tersusun di bagasi mobil. Lalu mobil ustadz Haidar pergi meninggalkan parkiran mall.

"Nay, mampir ke pondok ya" ucap ustadz Haidar.

"Naya??Mam-,eh??" ustadz Haidar terkejut karena naya sudah terlelap tidur. Mungkin otak naya masih lelah.

Setelah sampai di pondok, ustadz Haidar segera membangunkan naya.

"Naya, bangun" ustadz Haidar menepuk pelan pipi naya.

"Hah, udah sampe??" naya mengucek ucek matanya.

"Iya, sampe pondok. Yuk turun" ajak ustadz Haidar.

Naya mengikuti arah jalan ustadz Haidar dengan mata yang masih 50% terbuka.

"Assalamu'alaikum" salam ustadz Haidar ketika memasuki ndalem.

"Wa'alaikumussalam, eh Haidar, naya. Masuk masuk" ucap abah Fathan yang sedang duduk di Sofa.

"Umi!!, naya sama Haidar dateng nih!!".

Umi anisa yang mendengar itu langsung menuju ruang tamu.

Naya dan Haidar menyalimi tangan umi dan abah farhan.

Sebenarnya ustadz Haidar ke pondok bukan hanya berkunjung saja, tapi ia dipanggil oleh abah farhan. Katanya ad ayang perlu dibicarakan.

Ustadz Haidar dan anya duduk di sofa.

Naya memeluk lengan ustadz Haidar, menyenderkan kepalanya di pundak ustadz Haidar lalu kembali terlelap tidur.

"Kenapa abah nyuruh Haidar buat kesini??" tanya ustadz Haidar.

"Kamu bisa nggak buat ke luar kota 2 hari saja untuk mewakilkan abah" tanya abah farhan.

"Kenapa tidak abah saja?".

"Abah mu sibuk nak" jawab umi anisa yang sudah kembali dari kamar mandi.

"Naya kayaknya capek, kamu sirih tidur gih di kamarnya umi" ucap umi anisa.

"Gapapa umi, biar gini aja" jawab ustadz Haidar.

"Jadi gimana, kamu mau kan??" tanya abah farhan.

"Iya abah, nanti biar Haidar bicara dulu dengan naya" Jawab ustadz Haidar.

"Bunda..." naya bergumam membuat ustadz Haidar, abah, serta umi melihat ke arah naya.

"Ngigo" gumam ustadz Haidar.

"Bunda, jangan tinggalin naya.. "

"Bunda!!!!!!" naya berteriak. Tubuhnya bergetar dan keringan dingin membasahi pelipisnya.

"Naya istighfar" ustadz Haidar mengelus pundak naya.

"Bunda, hikss.., bunda kenapa ninggalin naya" ucap naya sambil menangis.

"Rindu bunda??" tanya ustadz Haidar.

"Iyaa" jawab naya dengan suara parau.

"Yaudah umi, abah. Kita pamit dulu kayaknya naya kecapean" pamit ustadz Haidar.

"Hati hati kalian dijalan ya.." ucap umi anisa.

"Iya umi, assalamu'alaikum".

"Wa'alaikumussalam".

Jangan lupa vote sama komennya

Sorry temen temen, aku belum bisa up cerita SUNYI.soalnya lagi ada masalah publikasi, do'ain aja semoga cepet bisaa🥰.

Yuk bisa yuk, jangan jadi silent readers 😗😗.

Okey, babay lop yu🥰🥰😗.

Follow ig:@matcha_late24
Buat liat spoiler" part selanjutnya

Married With Ustadz Muda[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang