10.Rindu Pelukan Bunda

18.3K 1.7K 15
                                    

Hai Hai Hai.

Jangan lupa vote sama komennya.

Play mulmed diatas supaya bisa lebih ngena bacanya.

Tinggalkan jejak😗😗😗.

Happy Reading guyssss 🥰.

Siapkan mental, aku ngetiknya sambil agak nangis.

Di dalam mobil naya terus menangis. Entah kenapa firasat nya sedang buruk.

"Ustadz kok aku ada firasat buruk" gumam naya.

"Istighfar naya, baca dzikir" tangan kiri ustadz Haidar menyentuh lembut tangan naya guna menenangkan istri kecilnya.

"Oh iya, acara pelepasan nya kapan?" tanya ustadz Haidar berusaha mengalihkan topik.

"Lusa mungkin" jawab naya.

Perjalanan menuju rumah bunda laksita sekitar 30 menit.

Saat sampai di depan rumah, naya langsung grusa grusu mngetok pintu rumah bunda nya.

"Assalamu'alaikum bunda" panggil naya dari luar.

"Pintu nya gak dikunci, masuk aja deh" gumam naya.

"Ustadz, ayo masuk aja pintu nya nggak dikunci kok" ajak naya.

"Assalamu'alaikum, bunda!!!!!" naya mencoba memanggil bunda nya cukup keras.

"Bunda, dimana.."suara naya mulai bergetar.

Kaki naya menyusuri dapur.

"Hah??, b-bunda??, ustadz!!!!!" panggil naya berteriak.

"Kenapa naya??" ustadz Haidar panik ketika naya berteriak.

"I-ini ada pecahan gelas, bundaaaa" tangis naya mulai tumpah.

Ustadz Haidar menarik naya dalam dekapannya.

"Bunda dimana.. " isak naya.

"Coba kita tanya ke tetangga terdekat, siapa tau ada yang tau dimana bunda" usul ustadz Haidar.

"Iya, ayo".

Naya dan ustadz Haidar menuju rumah ibu Hani, salah satu tetangga dekat bunda laksita.

"Assalamu'alaikum bu hani" salam naya ketika melihat bu hani yang duduk di teras rumahnya.

"Eh naya,Wa'alaikumussalam.kenapa nay?" tanya bu hani.

"Bu, naya mau tanya. Bunda kemana ya, kok rumahnya nggak dikunci?" tanya naya.

"Lho, kamu belum tau??, laksita kan tadi dibawa sama tetangga ke rumah sakit. Tadi pas saya lagi jalan mendengar ada suara ricuh dari dalam rumahmu. Ternyata dia pingsan saat ingin memasak, ini saja saya baru pulang dari rumah sakit" jelas bu hani.

Naya terkejut, tubuhnya terkulai lemas. Bahunya bergetar.

"Dibawa di rumah sakit mana bu?" tanya ustadz Haidar.

"Rumah sakit kartini" jawab bu hani.

"Baik bu, terimakasih. Saya dan naya permisi. Assalamu'alaikum" pamit ustadz Haidar.

"Wa'alaikumussalam".

Ustadz Haidar menuntun naya untuk ke mobil.

"Bundaa, hikss.. Bunda kenapaaaa" tangis naya ketika sudah memasuki mobil.

"Naya, do'a kan yang terbaik buat bunda. Menangis bukan solusi nay" ustadz Haidar menjalankan mobil dengan kecepatan sedikit diatas rata rata.

10 menit akhirnya sampai di rumah sakit yang di maksud bu hani.

Married With Ustadz Muda[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang