05.Masakan naya

28K 2.4K 36
                                    

Hai Hai Haii

Jangan lupa vote sama komennya

Tinggalkan jejak😗😗.

Setelah selesai beberes baju, kini naya menatap jam yang menunjukkan pukul 12.00 siang. Ia mendudukkan tubuhnya di kursi yang ada di kamarnya.

"Assalamu'alaikum, naya" panggil ustadz Haidar.

"Eh, iya ustadz, kenapa??".

"Sudah waktunya sholat dzuhur, ayo sholat berjamaah"ajak ustadz Haidar.

"Iya, bentar naya ambil wudhu dulu".

Naya menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Selesai itu, naya memakai mukena dan cadar nya kembali.

"Sudah??" tanya ustadz Haidar.

"Iya, sudah".

Lalu mereka berdua sholat berjamaah.

Setelah berdoa, naya menyalimi tangan ustadz Haidar. Seperti yang bundanya katakan jauh jauh hari sebelum acara pernikahan dilangsungkan.

Naya duduk di tepi ranjang. Melipat mukena yang ia kenakan.

"Naya" panggil ustadz Haidar.

"Iya??" naya mendongakkan kepalanya.

Haidar duduk di samping naya.

"Kamu tidak ingin membuka cadar mu ketika dirumah?, aku ingin melihat wajahmu. Kita kan sudah sah" ucap ustadz Haidar.

"Ustadz mau liat wajah aku??".

"Tentu saja".

"Aku jelek,ustadz".

"Aku menikahimu bukan karena kecantikan mu".ucap ustadz Haidar membuat naya salting.

"Baik, aku akan membukanya. Tapi pak ustadz tutup mata dulu".

"Okey".

Naya mulai membuka cadar nya pelan pelan.

"Udah??" tanya Haidar.

"Udah".

Ustadz Haidar membuka matanya. Betapa terkejutnya ia melihat paras cantik istrinya ini.

"MasyaAllah ta barakallah, cantik sekali kamu" puji Haidar.

"Ih apaan sih pak ustadz" ucap naya salting.

"Benar, kamu cantik naya. Kamu bidadari surga yang turun dari langit ya?? " tanya Haidar.

"Ih, engga" ucap naya lalu meninggalkan ustadz Haidar di kamar.

"Dia salting?? " gumam ustadz Haidar.

.
.
.
.

Ustadz Haidar turun ke lantai bawah, ia mencium aroma sedap. Haidar menuju ke dapur dan ternyata ia melihat istrinya sedang beradu dengan alat alat dapur.

"Masak apa naya?" tanya ustadz Haidar yang tiba tiba berada di samping naya.

"Astaghfirullah" pekik naya karena terkejut.

"Masak seadanya, yang ada di kulkas" ucap naya.

"Emang ada bahan??".

"Ada kok" jawab naya.

"Pasti umi yang isiin sebelum aku sama naya kesini" gumam ustadz Haidar.

"Ustadz duduk sana dulu ih" suruh naya.

Setelah masakan selesai, naya menaruh masakan di meja makan.

Ada sayur asem, ayam goreng, dan tempe.

"Ustadz, udahh" panggil naya dari dapur.

"Iyaa".

Ustadz Haidar duduk di meja makan.

Ia mengambil nasi dan lauk secukupnya.

"Bismillah".

Ustadz Haidar menyendokkan makana masakan naya ke mulutnya.

"Gimana?? " tanya naya dengan mata berbinar.

"Emm, enak".

"Yang bener??? " tanya naya sekali lagi.

"Iya bener" kali ini ustadz Haidar sambil tersenyum membuat naya jedag jedug.

"Aaaa hahahaha yesss"pekik naya tiba tiba membuat ustadz Haidar terkejut bukan main.

Ia mengambil hpnya yang tergeletak di meja makan, menekan nomor bunda nya.

"Assalamu'alaikum bunda, naya udah bisa masakkkk" pekik naya.

"Wa'alaikumussalam, aduh naya jangan teriak teriak dongg, telinga bunda nanti gendang nya pecah"sahut bunda laksita di sambungan telepon nya.

"Kamu masak apa emang?" tanya bunda laksita.

"Masak sayur asem, ayam, sama tahu".

"Mudah itu, pantesan bisa".

"Ihhh bundaaaaaaa".

"Aduhh iya iya, tutup dulu nak telepon nya. Bunda mau masak".

"iya bun, assalamu'alaikum ".

"Wa'alaikumussalam".

Disisi lain, ustadz Haidar masih menatap heran kearah naya.

"Naya, kamu nggak kesurupan kan?" tanya ustadz Haidar.

"Enggak kok" naya duduk di kursi ruang makan dan makan bersama ustadz Haidar.

Skip sampai malem.

Selesai sholat isya'  , naya belajar untuk sekolah besok, sedangkan ustadz Haidar sedang merebahkan dirinya di kasur.

"Naya".

"Iya Pak ustadz, kenapa? " naya menengok ke arah Haidar.

"Kamu mau nggak, kalo kamu pindah ke pondoknya abah aja?".

"Maaf ustadz, naya nggak bisa. Soalnya juga udah mau lulus, kan sayang kalo ngulang lagi".

"Hemm, kamu mau lanjut kuliah?".

"Emang dibolehin sama pak ustadz??".

"Boleh, kamu juga berhak mengejar cita cita mu".

"Yang bener???" tanya naya antusias.

"Iya, asalkan kamu jangan lupakan kewajiban mu".

"Oke, naya setujuuu".

*****

Jam kini menunjukkan pukul setengah 10 malam, tapi naya tak selesai selesai belajar.

Ustadz Haidar pun yang dari tadi membaca kitab, ia beralih menatap naya yang sesuai duduk di meja belajarnya.

"Naya belajar kok nunduk benget" gumam ustadz Haidar.

Ustadz Haidar menghampiri naya, dan ternyata gadis itu susah terlelap tidur.

"Astaghfirullah, sudah tidur ternyata".

Ustadz Haidar tak tega membangunkan naya untuk tidur di kasur, ia pun menggendong naya dan menidurkan nya dikasur.

"Selamat tidur naya" bisik ustadz Haidar.

Ia merebahkan tubuhnya di samping naya, dan tertidur lelap menuju alam mimpi.

Segitu dulu, nggak kok guys nggak malam pertama soalnya naya belum tamat SMA😊🙏.

Okey jangan lupa vote sama komennya.

Tinggalkan jejak, babayyy.

Follow ig:@matcha_late24
Buat liat spoiler" part selanjutnya.

Married With Ustadz Muda[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang