42.Kebohongan

10K 948 101
                                    

Hai Hai Haiiii

Ketemu lagii❤❤❤

Jangan lupa tekan vote sama komennya

310 vote + 90 komen buat next.

Othay, happy Reading 🐰🐰🐰🐰

Tak terasa, sudah 1 minggu anak dan ibu tersebut di rawat di rumah sakit. Kini saatnya untuk membuka perban.

"Ayah, takut..." Azura terus memegang tangan ayahnya itu. "Bunda belum pulang ya?" tanya nya kembali.

"Belum sayang, besok baru pulang." jawab ustadz Haidar berdusta. "Astaghfirullahalazim, jika ini yang terbaik, maka ampunilah dosa hamba ya Allah karena telah merahasiakan hal besar dari anak hamba." ucapnya dalam hati.

"Bismillah ya, dek" ucap suster yang didampingi dokter untuk membuka perban. Azura mengangguk pelan. Dengan pelan, perban Azura di buka. Perlahan matanya mulai terbuka.

"Pelan pelan saja, jangan dipaksakan jika sakit" ucap sang dokter.

Azura berusaha membuka matanya, dan saat dibuka, ia melihat pemandangan wajah Ayah dan kembarannya disana. Wajah yang sangat ia rindukan.

"A-ayah, zura bisa liat!!" Azura tersenyum bahagia. Hal tersebut juga membuat ustadz Haidar memeluk putrinya ini. Tak lepas dari itu, di ruangan Naya sudah ada suster dan dokter untuk acara mencopotan perban. Ciahh acara gak tuhh. Sama hal nya dengan Azura. Tetapi, saat Naya membuka matanya, semua berubah menjadi gelap. Ia tersenyum simpul.

"Pasti Azura bahagia karena bisa melihat lagi," gumam Naya.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka, menampakkan ustadz Haidar disana. Ia menghampiri istrinya.

"Mas, gimana keadaan Azura?"tanya Naya. Ia tau bahwa itu adalah suaminya. Karena, aroma suaminya yang khas membuat Naya mudah mengenalinya.

"Dia senang, bahagia. Karena bisa melihat kembali." jawab ustadz Haidar. Mendengar hal itu, sontak membuat Naya juga ikut bahagia. Namun, selepas dari kebahagiaan itu. Hati ustadz Haidar teriris seketika saat melihat istrinya ini tak lagi bisa melihat indahnya dunia.

Kini jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Tiba tiba umi Anisa dan abah farhan datang untuk menjenguk sang cucu. Sebenarnya waktu pulangnya adalah esok hari, namun mereka berdua terlanjur khawatir dengan Azura.

"Assalamu'alaikum" salam mereka berdua.

"Wa'alaikumussalam, kakekk,nenekkk!!!" Azzam berlari dan memeluk kedua mbah nya itu.

"Ya Allah nak, gimana kabarnya?" umi Anisa menciumi cucu laki lakinya itu.

"Baik nek. Aaaa kakekk" Azzam beralih memeluk sang kakek.

Setelah acara peluk pelukan, kini giliran menemui Azura. Azura sangat bahagia melihat kakek dan nenek nya yang sangat ia sayangi.

"Oh iya, ayah sama bunda kalian dimana? Kok sendiri aja sama Azzam?" tanya abah farhan.

"B-bunda, kecelakaan." jawab Azzam. Umi Anisa dan abah farhan membeku, ketika mendengar pernyataan dari Azzam.

"Asraghfirullahal'adzim,Bundamu dirawat disini juga?!"

"I-iya nek, b-bunda kecelakaan saat di r-rumah. P-pas waktu itu b-bunda masak t-terus m-mata bunda k-kena minyak panas. B-bunda buta, hiksss..." Sebenarnya Azzam tidak ingin berbohong. Tapi mengingat nasehat sang bunda, Azzam jadi bisa mengerti mengapa Naya menyembunyikan hal tersebut.

"ASTAGHFIRULLAH, nggak mungkin!!" Umi Anisa melemas. Ia merasa jika gagal menjadi seorang  ibu mertua untuk Naya.

"Bang, k-katanya b-bunda lagi keluar kota. Belum pulang, ini semua bohong kan bang?" tanya Azura dengan air mata menggenang.

Married With Ustadz Muda[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang