Hai Hai Haii
Aku kembali, jangan lupa tekan vote sama komennya.
Happy reading bestiee 📖.
Umur baby twins sekarang sudah menginjak 8 bulan. Banyak kejadian lucu bahkan menggemaskan dari mereka berdua. Bahkan Naya hingga kewalahan, pasalnya jika Naya menggendong Azzam, Azura akan menangis. Bahkan sebaliknya.
Kini mereka berdua sedang asyik menonton kartun di ruang keluarga. Dengan berbekal makanan dan mainan mainan, sedangkan Naya sedang menyapu lantai.
"Huaaaaaaaaa" tangisan menggelegar yang tiba tiba terdengar dari ruang keluarga.
"ASTAGHFIRULLAH!!!" pekik Naya karena terkejut. Azzam yang hanya menatap kembarannya polos, dan Azura yang sedang menangis kencang.
"Aduhh, kenapa sayang" Naya berjalan ke arah mereka berdua.
"Nda... " Azura menyerahkan mainan barbie nya yang sudah copot kepalanya.
"Cup cup cup, jangan nangis lagi ya cantik." Naya mengambil barbie tersebut dan memasangkan kembali kepalanya.
"Tadaaaa" Naya menunjukkan barbie yang sudah terpasang kembali. Azura menerbitkan senyumnya.
"Aatih unda... "
(Makasih bunda)"Sama sama, sayang." Ucap Naya sambil mengecup kedua pipi Azura. Azzam yang melihat hal itu cemburu, mengapa bundanya ini mencium Azura sedangkan ia tidak??.
Azzam merangkak mendekatkan diri pada Azura. Dengan kecepatan ekstra, ia memukul kepala Azura menggunakan tangan kecilnya.
"Aaaa" rengek Azura sambil memegangi kepalanya.
"Azzam, gaboleh gitu ya sama adeknya." peringat Naya.
Azura yang kesal itupun langsung mengambil mobil mobilan milik Azzam dan membuangnya begitu saja.
"Astaghfirullah." gumam Naya sambil mengelus dadanya sabar.
Tanpa berlama lama, Naya menggendong kedua anaknya tersebut lalu membawa mereka ke ruang makan. Naya mendudukkan Azura dan Azzam di tempat makan khusus bayi. Azzam yang akan makan pun bersorak gembira.
"Mamam, mamam, mamam." seru Azzam sambil memainkan sendoknya.
"icikk!!" Teriak Azura.
(Berisik)Naya menyerah kan kedua mangkuk berisi bubur bayi yang telah ia buat tadi.
"Masih masing satu, jangan rebutan." ucap Naya. Seakan mengerti, mereka berdua mengangguk kompak. Naya membiarkan kedua buah hatinya makan secara mandiri. Itupun karena suruhan Umi Anisa.
Tak lama kemudian, bel rumah berbunyi.
"Bunda buka pintu sebentar, kalian makan aja dulu." Naya meninggalkan meja makan, lalu membukakan pintu. Ah sudah dia duga, pasti suaminya itu.
"Assalamu'alaikum." salam ustadz Haidar.
"Wa'alaikumussalam.Cepet banget pulangnya, mas?" tanya Naya.
"Kangen sama anak anak." jawab ustadz Haidar. Kalian pasti asing jika Naya memanggil ustadz Haidar dengan sebutan 'mas'. Ya, karena ustadz Haidar yang meminta Naya untuk memanggilnya dengan sebutan 'Mas' supaya keren katanya.
"Anak anak mana?" tanya ustadz Haidar.
"Ada tuh di ruang makan." jawab Naya.
Pletakkk......
Suara benda jatuh berasal dari ruang makan. Naya dan ustadz Haidar langsung berlari ke arah ruang makan. Dan ternyata Azzam dan Azura sedang perang sendok:)
Mangkuk bubur mereka jatuh di lantai, untung saja sudah kosong. Muka mereka cemong dengan bubur.
"Astaghfirullah kembar!!!" pekik Naya yang sepertinya frustasi.
"Yah.... " panggil Azura. Sedangkan ustadz Haidar yang dipanggil hanya tersenyum manis.
"Oke, sekarang kita mandi." Naya menggendong kedua anaknya, tapi Azura malah menghindar.
"Yah..." Gumam Azura.
Ustadz Haidar langsung membawa Azura dalam gendongannya.
"Kamu mandiin Azzam aja dulu, Azura nanti biar aku yang mandiin." ucap ustadz Haidar.
"Oke." lalu naya melenggang pergi menuju kamar mandi untuk memandikan anaknya ini.
•••🦋•••
Malam harinya, Naya dan ustadz Haidar beserta si kembar akan pergi ke pasar malam. Tempatnya cukup jauh, tapi karena Naya merengek minta ke pasar malam, jadi ya sudahlah. Untung saja Azzam dan Azura tidak rewel di dalam mobil, ya walaupun tadi sempat bertengkar saat ingin berangkat.
Saat sampai, Naya heran mengapa tempatnya sepi.
"Tutup tuh." ustadz Haidar menunjuk tanda tanda jika Pasar malam tidak buka.
"Yah...yaudah deh, ke ndalem aja gimana?? " tanya Naya.
"Aku sih iya aja."
"Yaudah, lets gooo!!"
Setelah sampai, Naya dan ustadz Haidar beserta si kembar turun dari mobil. Naya menempatkan anak mereka ke dalam troli untuk bayi yang ukurannya muat 2 orang.
Keadaan pondok cukup sepi, karena juga sudah malam. Sesekali ada santri yang sliweran dan menyapa sepasang pasutri muda tersebut.
"Assalamu'alaikum." salam naya dan ustadz Haidar ketika memasuki ndalem.
"Wa'alaikumussalam, eh kalian. Masuk masuk." ucap umi Anisa.
"Abah, liat cucu kita dateng nih!." panggil umi Anisa.
Umi Anisa mengangkat tubuh mungil Azura. Jika Azzam lebih nyaman digendong oleh abah farhan.
"Ululululu... Cucu nenek cantik banget ini." Umi Anisa menggelitiki Azura, membuat bocah tersebut tertawa gembira.
"Aduhhh, cucu kakek yang satu ini. Ganteng banget sih." abah farhan mencium kedua pipi Azzam. Ya seperti ini, jika Naya dan ustadz Haidar ke ndalem, pasti Umi Anisa dan abah farhan sangat gembira. Karena bertemu dengan kedua cucu kesayangannya.
"Kalian menginap kan?" tanya Abah farhan.
"Enggak deh Abah, nanti kita pulang aja kalau udah agak larut." jawab Naya.
"Eh jangan, nginep disini aja. Nggak baik nyetir mobil malem malem." ucap Umi Anisa.
"Yaudah deh, nanti kita nginep" jawab ustadz Haidar.
.
.
.
.
.Jangan lupa tekan vote sama komennya ya.
Baru 8 bulan aja udah kayak gini:)
Okey, babay lop yuuu😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ustadz Muda[End]
RomanceWARNING!!! CERITA BELUM DI REVISI!!!JADI MAAF JIKA ADA TYPO PENULISAN MAUPUN TANDA BACA!!!(Romansa-spiritual) PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! Beberapa bagian di privat. Follow dulu baru bisa bacaa😗 "Harus salah satu dari kita yang meninggal dahulu...