Nyatanya, tidak ada yang berubah setelah hari itu. Bella tetap menjalani rutinitas harian nya dengan sama monoton, bersama perasaan kosong yang menjadi pengiring setianya. Semua masih sama---kecuali pengharapan besar yang tengah diam-diam Bella selundupkan dalam kepalanya.
Bella seperti menemukan sebuah oase di tengah gurun pasir saat ini. Terdengar konyol dan gila di waktu yang bersamaan. Tapi Bella mengacuhkannya dengan meyakinkan dirinya sendiri bahwa penawaran menggiurkan dari Elard kemaren bukan hanya sekedar bualan semata. Dan ya, Bella sedang merancang sebuah skenario paling apik atas apa yang akan ia lakukan setelah ini.
Ketika lonceng pintu masuk di tempatnya bekerja berbunyi, Bella segera memulihkan dirinya sendiri dalam kubangan lamunan yang telah ia ciptakan.
"Selamat datang..." Lantas, senyumnya luntur seketika.
Mungkin, ini akan menjadi hari kesekian yang perlu ia lalui dengan penuh perjuangan. Ya, Bella menyebutnya begitu.
"Ternyata tak perlu susah-susah untuk mencari anak pelacur yang satu ini."
"Apa kau ingin memesan sesuatu atau ingin bertemu denganku?" Nada sarkasme yang Bella keluarkan justru semakin memperkeruh suasana lawan bicaranya. Terlihat jelas bahwa kini dia tengah mengepalkan tangannya dengan sekuat tenaga. Dan itu berhasil tertangkap dalam penglihatan mata Bella.
"Oh... apa memang begini cara penyambutan pelanggan di Cafe ini?"
"Tidak perlu berbasa-basi Road. Cukup katakan, perlu apa kau mencariku?"
Bella tak bisa membuat keributan di tempatnya bekerja. Jadi, pilihan paling tepat adalah membiarkan Road segera mengatakan maksud dari kunjungannya ini---atau Bella akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Dan tentu saja itu akan menjadi list terakhir yang tidak ingin ia lakukan.
"HA! Kau sama seperti ibumu, tidak mau mengulur waktu. Dan sama---gilanya."
Kesabaran Bella tidak sebesar itu untuk tetap mengalah pada si mulut besar Road ini. Tapi Bella tengah malas meladeni. Biarkan saja Road merasa menang, jika memang itu tujuannya untuk membangkitkan emosi Bella.
"Baiklah... aku perlu mengingatkan mu lagi bahwa hutang mu masih banyak kepadaku. Dan jika kau tak segera memba---"
"Aku akan membayar nya. Kau tak perlu mengkhawatirkan itu."
"Jangan selalu memotong ucapa---"
"Jika memang tidak ada hal penting lain, sebaiknya kau segera menyingkir jika tak ingin membuat antrean di belakangmu semakin panjang."
Road segera mengalihkan pandangannya kebelakang. Dan bisa ia dengar dengan jelas gerutuan sebal pengunjung lain yang tengah menahan kesal pada dirinya karena telah berdiri dan berbincang banyak di tempat pemesanan. Mau tak mau, Road mengalah dengan segera kembali menghadap Bella dan menyebutkan pesanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
RomanceMerupakan suatu kegilaan besar saat Bella memilih untuk menyerahkan seluruh kehidupan nya di bawah naungan sosok yang ia yakini sebagai pegangan untuk dirinya bisa bertahan hidup----- Richolas Elard Zheroun. Dirinya tidak memiliki pilihan lain saat...