Keadaan canggung ini jelas menyiksa Bella. Ia tergoda untuk memulai suatu percakapan dengan Elard, sebelum ia urungkan karena melihat bagaimana rahang tegas Elard masih terlihat sekeras tadi malam. Bella masih belum menginginkan suatu perdebatan apapun dengan Elard. Akhir-akhir ini terlalu banyak beban pikiran yang menghampirinya, hingga Bella merasa kesusahan untuk mengaturnya dalam kepala agar tidak membuat dirinya berubah stres.
Kegiatan sarapan mereka hanya di isi dengan suara denting sendok yang beradu dengan piring. Setidaknya, hening ini tidak terlalu menyiksa Bella dan berakhir membuat dirinya sesak. Bagaimanapun juga, kemarahan Elard yang selalu terkesan tiba-tiba menjadi hal yang sangat ingin Bella hindari.
"Kau akan ikut dengan ku."
Gerakan tangan Bella yang kembali ingin menyuapkan porsi makanan terakhirnya, ia urungkan hingga hanya berakhir menggantung di udara. Ia ingin bertanya sesuatu sebelum Elard kembali membuka suara, membuat bibirnya kembali terkatup rapat. Elard mengisi percakapan mereka dengan dominasi yang tidak terbantahkan. Dan Bella tidak memiliki sedikitpun celah untuk menyelanya.
"Kau tidak perlu bekerja hari ini. Aku sudah menyuruh orang untuk menggantikan shift pagimu."
"Apa maksud mu? Kau tidak bisa se enaknya memutuskan suatu hal tanpa berdiskusi terlebih dahulu."
"Persetan! Aku hanya ingin kau ikut dengan ku. Itu saja. Apa itu terlalu sulit?"
"Oh... tentu tidak. Tapi bukankah pendapat ku penting di sini?"
"Ya, aku tau. Dan kau ingin kita memulai perdebatan di pagi hari ini Bella?"
Dan satu lagi, sejak kapan Elard akan meminta persetujua darinya? Sampai kapanpun Bella tidak akan memenangkan perdebatan ini. Ia hanya akan selalu berakhir dengan pasrah. Elard tidak akan pernah memberikan dirinya izin untuk menolak. Dan astaga! Betapa bodohnya Bella masih bersikeras untuk menentang kemauan Elard?!
"Kita akan kemana?" Maka, dengan mengalah mungkin adalah hal yang paling benar yang memang seharusnya ia lakukan.
"Mansion keluargaku."
Kerutan samar perlahan tercipta di wajahnya. Ada banyak kalimat pertanyaan yang ingin Bella sampaikan. Tapi lidahnya yang kelu tidak mau memudahkan dirinya berbicara dengan bebas. Hanya helaan nafas pelan yang meluncur dari bibirnya. Bahkan hingga hening yang kemudian menguasai mereka Bella tidak sempat menyadari saat ternyata Elard sudah berjongkok di hadapannya. Mengamati Bella dari bawah.
"Kau terlihat lebih pendiam dari biasanya." Cetus Elard tiba-tiba.
Perubahan suasana ini jelas menimbulkan perbedaan interaksi di antara mereka berdua. Jika di hari biasanya, Bella mungkin akan mengoceh tanpa henti. Menceritakan berbagai macam hal tidak penting di tengah sesi sarapan mereka. Mungkin, jika bukan Elard yang memulai membuka suara, Bella pasti akan terus membisu hingga sarapan selesai. Dan hal yang paling mengganggu Elard adalah Bella terlihat seperti sedang membatasi dirinya. Dan Elard tentu tidak menyukai hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
RomanceMerupakan suatu kegilaan besar saat Bella memilih untuk menyerahkan seluruh kehidupan nya di bawah naungan sosok yang ia yakini sebagai pegangan untuk dirinya bisa bertahan hidup----- Richolas Elard Zheroun. Dirinya tidak memiliki pilihan lain saat...