21 ~ Leaving

1.2K 49 0
                                    

Sudahkah Bella mengatakan bahwa hal yang menakutkan dari terlibat dengan Elard adalah ia akan melupakan tujuan awalnya? Oh rasanya ia tidak perlu di ingatkan kembali kenapa ia sampai pada kubangan pengharapan tentang sebuah pegangan hidupnya terha...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudahkah Bella mengatakan bahwa hal yang menakutkan dari terlibat dengan Elard adalah ia akan melupakan tujuan awalnya? Oh rasanya ia tidak perlu di ingatkan kembali kenapa ia sampai pada kubangan pengharapan tentang sebuah pegangan hidupnya terhadap Elard. Karena justru, ia kini melupakan semua itu sejak hatinya mulai terlibat dan mengambil alih otaknya dalam berfikir. Ia tetap membutuhkan Elard. Tapi ada hal yang jauh lebih besar yang rasanya ingin mendobrak keinginan Bella untuk hanya sekedar mengharapkan kehadiran Elard semata. Ia ingin serakah. Tidak, lebih tepatnya Bella menginginkan suatu hal yang lebih pasti dari hanya sebuah ketergantungan yang selama ini ia yakini.

Ia tidak lagi peduli pada dirinya sendiri. Toh, bukankah dengan adanya Elard, Bella bisa mendapatkan dua hal yang ia mau sekaligus? Sosok yang menjadi pegangan hidupnya serta mungkin pasangan hidupnya?

Atau selama ini alasan tentang kebutuhan pegangan hidup itu hanya sebuah kamulfase pada dirinya sendiri demi menemukan sosok yang tepat sebagai tempatnya berlabuh? Tujuan akhirnya? Sebuah 'rumah'? Rasanya, itu adalah kesimpulan yang paling benar yang saat ini bisa Bella percaya.

Karena demi apapun. Bersama Elard, Bella menemukan suatu hal dengan nama tenteram yang sebelumnya tidak pernah ia dapatkan sama sekali. Dan itu mungkin menjadi hal yang menyadarkan Bella bahwa selama ini yang ia cari adalah sesosok orang yang bisa ia jadikan sebagai tujuan. Berpulang. Dan rumah. Meski ia tidak tau apakah Elard pantas disebut sebagai tiga perumpamaan tadi.

Sejenak, Bella membiarkan ketenangan ini meresapinya. Rupanya, tidak ada yang lebih membuatnya nyaman selain berada dalam dekapan Elard. Bella nyaris terbuai dan membiarkan dirinya berlama-lama di tempat ini. Namun akal sehat menghantam kesadaran Bella hingga ia dengan segera dan secara perlahan--- penuh dengan kehati-hatian, melepaskan diri dari Elard. Bella kemudian turun dari kasur dan melepas infus yang masih bertengger di tangannya dengan serampangan hingga menyebabkan permukaan tangannya terluka dan mengucurkan darah.

Sebisa mungkin Bella berusaha berdiri tanpa menimbulkan suara, meski ia sadar pening di kepalanya masih membuatnya harus berulang kali memegang nakas agar dirinya tidak jatuh. Oh ternyata, ia benar-benar sedang sakit sekarang.

"Maaf harus pergi dengan cara seperti ini. Tapi memang ini yang harus aku lakukan El. Karena andai aku memilih pergi setelah dirimu bangun, aku yakin kau akan melarang keputusan gegabahku ini."

Bella berjongkok dengan pelan di samping Elard. Memperhatikan raut wajah tenang Elard saat tertidur mungkin menjadi hal yang akan ia rindukan nanti. Secara perlahan, Bella mendekatkan wajahnya pada Elard sebelum mencium bibirnya dengan hati-hati. Ada getar yang tidak bisa Bella tampung hingga tanpa sadar, air matanya menetes tanpa bisa ia cegah.

Perasaan melankolis sialan!

"Mau tau sebuah rahasia mengejutkan El?---"

Bella memberi jeda pada kalimatnya barusan hanya untuk lebih mendekatkan wajahnya pada telinga Elard, kemudian berbisik pelan disana.

The PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang