Bertemu dengan Elard tak pernah sekalipun terlintas dalam list kesehariannya. Setelah seminggu penuh Bella tak pernah bersinggungan secara langsung dengan Elard, kini ia kembali di pertemukan. Hal yang sebenarnya ingin Bella hindari karena dirinya belum memiliki kesiapan apapun. Baik dalam segi penampilan maupun susunan kalimat apa yang akan ia ucapkan pada Elard. Pertemuan ini terlalu mendadak. Dan Bella merasa tidak yakin akan melaluinya dengan lancar.
"Apa kau kenal dengannya Bella?"
Andreas tentu saja akan bertanya seperti itu. Mengingat dirinya tidak pernah sekalipun tertangkap berkomunikasi dengan lelaki yang bukan Andreas ataupun---Road. Ya, harus Bella akui Road adalah lelaki yang beruntung karena memiliki kesempatan berbincang dengannya. Padahal Bella selalu merasa enggan untuk memulai suatu obrolan dengan lawan jenis. Kecuali, ada suatu hal yang mendesak. Dan Bella mengakui bahwa ia memang aneh.
"Tidak... em---ya, maksud ku---ya. Aku kenal dengannya Andreas."
Bella sendiri bahkan tidak mengerti faktor apa yang telah membuat dirinya berbicara tergagap seperti ini. Namun, cara bicaranya yang tidak lancar jelas menimbulkan kernyit bingung pada dahi Andreas. Kegugupan ini bisa menjadi suatu bencana jika sampai Andreas mencurigainya.
"Ada apa dengan cara bicaramu?"
"Tidak papa. Maksudku--- bukankah seharusnya kau pulang? Oydis pasti sudah menunggumu. Ya, pulanglah Andreas..."
"Sebenarnya kau kenapa Bella? Kau terlihat gugup dan aneh."
Lewat lirikan matanya Bella bisa melihat dengan jelas bahwa Elard tengah memandanginya dengan tajam. Sorot mata yang sama dengan yang terkahir kali ia lihat saat Bella akan memasrahkan dirinya pada Elard. Dan lagi-lagi, Bella tak tau harus mendeskripsikannya bagaimana.
"Aku tidak apa-apa. Sungguh... Dan sebaiknya kau pulang Elard."
"Elard? Siapa Elard?"
Bella melarikan bola matanya pada posisi Elard berdiri. Dan ia bisa menangkap dengan jelas bahwa kini Elard tengah memandanginya dengan sorot geli yang kentara. Kegugupan ini rupanya telah membuat ia hampir menjadi bodoh di hadapan Andreas dengan salah menyebutkan nama.
"Maaf, aku tidak fokus."
"Tidak, jelaskan dulu padaku. Siapa Elard?" Andreas menuntut dengan tidak sabaran. Terlalu asing mendengar Bella menyebutkan nama laki-laki lain selain dirinya dan Road.
"Aku."
Jawaban Elard tak sedikitpun memberikan ketenangan pada Bella. Jantungnya bertalu dengan cepat atas sebab yang tidak bisa ia pahami. Ini jelas situasi yang tidak mengenakkan.
Menurut Bella, tidak ada hal yang lebih menegangkan dari berada di tengah-tengah mereka. Jika memungkinkan Bella ingin menjauhkan Andreas dari Elard agar tidak ada kejadian yang tidak di inginkan. Pertemuan ini jelas berada pada situasi yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
RomanceMerupakan suatu kegilaan besar saat Bella memilih untuk menyerahkan seluruh kehidupan nya di bawah naungan sosok yang ia yakini sebagai pegangan untuk dirinya bisa bertahan hidup----- Richolas Elard Zheroun. Dirinya tidak memiliki pilihan lain saat...