Ketika Bella terbangun di pagi hari, ia mendapati dirinya tengah tertidur di atas lengan Elard dengan wajah yang sepenuhnya menghadap pada dada telanjang Elard. Kejadian asing yang mungkin sebentar lagi akan menjadi kebiasaannya.
Sudut bibir Bella melengkung tanpa ia sadari. Entah apa kali ini yang menjadi alasannya untuk tersenyum. Yang jelas ada kelegaan yang merambatinya saat mengetahui bahwa pakaian yang ia gunakan ternyata masih lengkap di tubuhnya. Elard tidak benar-benar ingin menidurinya.
Dengan sedikit mendongakkan wajahnya, Bella mencoba melarikan tangannya untuk menjelajahi lekuk wajah Elard. Tidak bisa Bella pungkiri bahwa Elard terlahir dengan fisik yang nyaris sempurna. Wajah tampannya seolah sengaja dirancang untuk memikat kaum hawa.
Ketika tangannya berhenti pada belahan bibir bawah Elard, ada desiran aneh yang kemudian merasuki Bella. Ia ingin merasakan teksturnya dan kepala Bella sedang menebak-nebak tentang bagaimana kelembutannya.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
Suara serak khas bangun tidur Elard menerobos masuk lewat indra pendengarannya. Dan Bella mengerjap dengan kaget. Tangannya secara reflek ingin ia tarik dari sana, sebelum Elard menahannya untuk tetap berada di posisi itu.
"A-aku se---"
Bella kehilangan kosa kata. Jarak tubuhnya dengan Elard terlalu dekat--- bahkan menempel.
"Kau ingin merasakannya?"
"Tidak ak---"
Rupanya, Bella tidak terlalu pandai untuk merancang kalimat saat dirinya gugup. Ia selalu akan merasa kesulitan. Dan Elard tidak ingin mempermudahnya dengan semakin merapatkan tubuh mereka berdua.
"Ja---ngan dekat-dekat!"
Peringatan Bella tentu tidak akan Elard dengarkan. Ia sudah sadar sepenuhnya sekarang dan hal yang pertama kali terlintas dalam otaknya adalah ingin mencicipi bibir Bella.
"Kau yang membangunkanku. Maka kau harus bertanggung jawab."
"Ha? A--"
Belum selesai Bella menyelesaikan kalimatnya, Elard sudah terlebih dahulu membungkam bibir Bella dengan tergesa. Tidak ada kelembutan sedikitpun di dalamnya. Dan Bella kesusahan saat Elard menggigit dengan sengaja bibir bawahnya. Bella bahkan belum bisa mencerna dengan baik ketika lidah Elard menerobos masuk ke dalam celah bibirnya. Membelitnya di sana. Dan menyapu seluruh sisi dalam bibir Bella. Seolah tengah dengan sengaja mengabsen deretan giginya. Sekali lagi Bella bahkan lupa jika ia sampai menahan nafas.
"Balas aku Bella... lakukan seperti apa yang aku lakukan sebelumnya."
Dan ya, Elard kembali menyerang Bella. Namun kali ini lebih menuntut dari sebelumnya. Dan Bella mencoba membalas sebisa mungkin. Ia tidak memiliki keterampilan dalam hal ini. Elard merupakan pengalaman pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
RomantizmMerupakan suatu kegilaan besar saat Bella memilih untuk menyerahkan seluruh kehidupan nya di bawah naungan sosok yang ia yakini sebagai pegangan untuk dirinya bisa bertahan hidup----- Richolas Elard Zheroun. Dirinya tidak memiliki pilihan lain saat...