Bella akui bahwa sedari awal menganggap seorang Richolas Elard Zheroun sebagai pegangan untuk dirinya bisa bertahan hidup mungkin suatu gagasan yang salah. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa ia akan sampai pada tahap ini.
Banyak hal yang tidak masuk akal di dunia ini. Dan Bella mungkin termasuk ke dalam salah satunya.
Bella pernah menganggap bahwa ia mungkin bisa bertahan hidup di tengah segala kerumitan keluarganya, asalkan ia masih bisa merasakan apa itu kebahagiaan. Sebelum semuanya berubah. Dan Bella mulai kehilangan arah serta tujuan hidupnya, selain harus tetap bekerja dan menghidupi dirinya sendiri.
Ia sering kali ingin menyerah. Namun selalu saja ada suatu kedatangan yang menyebabkan ia kemudian ingin bertahan. Dan saat pertama kali melihat Elard, Bella merasakan suatu ketertarikan yang tidak bisa ia jelaskan. Hingga akhirnya ia beranggapan bahwa mungkin Elard bisa menjadi pegangan selanjutnya agar ia bisa bertahan hidup. Ya, Bella tidak boleh menyerah, sebelum dirinya sendiri yang akan mendeklarasikan bahwa ia sudah tidak ingin bertahan.
"Apa kau hanya akan berdiri di situ?"
Bahkan ketika kakinya sudah berada di ambang pintu apartemen Elard, Bella masih sibuk dengan isi otaknya sendiri. Terlampau terkejut bahwa kehidupannya kini telah sampai pada tahap dimana ia akan tinggal bersama dengan orang lain, yang bahkan sebelum ini telah berhasil merendahkan harga dirinya.
Tidak ada yang ingin Bella katakan. Maka, ia memutuskan mengabaikan Elard dengan mulai membuka heelsnya untuk kemudian ia tempatkan di rak sepatu yang ada.
Sengatan dingin merambat begitu saja saat kakinya bersentuhan langsung dengan lantai marmer apartemen Elard. Dan Bella baru menyadari bahwa lecet di kakinya telah semakin parah. Bagaimana tidak, ia harus bekerja seharian penuh dengan heels itu tanpa henti.
"Apa kau bahkan tidak bisa merawat kakimu sendiri?"
Keterkejutan Bella hampir saja membuat ia terjengkang kebelakang sebelum Elard menahan pinggangnya dengan erat. Bisa Bella rasakan bahwa lingkupan tangan besar Elard di belakang pinggangnya telah berhasil menyebabkan ia sampai kesulitan bernafas. Elard terlalu kuat memeluknya.
"A---pa yang kau-lakukan?"
"Apalagi selain menahan dirimu agar tidak jatuh?" Elard bertanya dengan sebelah alis yang terangkat. Pertanyaan Bella jelas terasa tidak masuk akal di telinganya. Sedangkan Bella bersusah payah menelan ludahnya sendiri demi menghimbau ketercekatannya dalam berbicara. Kegugupan ini menyerangnya tanpa aba-aba. Dan Bella kebingungan harus menyikapinya bagaimana.
"Le---lepaskan!"
"Bukan itu yang seharusnya kau katakan saat ada orang yang menolongmu."
"Ba---baik, terimakasih."
Bisa Bella tangkap kilat geli yang terpancar dalam mata Elard. Jelas sekali bahwa mungkin kini dalam hatinya ia tengah bersorak menertawai Bella.
Oh tuhan, bisakah sehari saja Bella terhindar dari kebodohan nya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
RomanceMerupakan suatu kegilaan besar saat Bella memilih untuk menyerahkan seluruh kehidupan nya di bawah naungan sosok yang ia yakini sebagai pegangan untuk dirinya bisa bertahan hidup----- Richolas Elard Zheroun. Dirinya tidak memiliki pilihan lain saat...