Ini adalah bulan ke lima dimana Elard menjalani hari tanpa benar-benar merasakan kehadiran Bella seutuhnya. Rasa bersalah, penyesalan, serta sesak itu masih mengerubungi Elard hingga ia biarkan berat badannya turun beberapa kilogram. Pola makan yang tidak teratur serta jam tidur yang tidak lagi terasa benar, mungkin menjadi salah satu faktor kuat dari menurunnya kesehatannya. Mereka bilang, ia telah bodoh karena membiarkan tubuhnya yang menjadi sasaran empuk dari hukuman atas kesalahannya ini. Tapi Elard memilih untuk abai dengan menutup seluruh saluran pendengarannya. Sebab kini, gelora menjalani hari dengan benar tidak lagi terasa menggebu jika bukan bersama Bella.
Semilir angin di sore ini mengantarkan kesejukan dari pekatnya kalut yang menyandera Elard selama ini. Ia sebenarnya sedikit kelimpungan dengan jarak waktu yang sengaja di ciptakan Bella untuk mereka. Ia seperti di kutuk oleh rindu, tapi di saat yang bersamaan ia juga terantai oleh sebuah ketakutan. Merengkuh Bella sekarang hanya akan menimbulkan keterpaksaan yang nantinya akan berujung ketidaktepatan. Dan itu jelas bukan solusi dari rasa rindu yang kian hari hanya semakin membuncah menyakitkan. Jadi, ia biarkan bentangan jarak yang tercipta ini sebagai pendaur ulang dari segala rusak yang pernah terjadi di hari-hari yang lalu. Lalu kemudian merapal harap agar cepat kembali sembuh hingga bisa kembali menemukan kata utuh.
Sejak beberapa bulan ini, Elard akan selalu menjadwalkan kunjungan rutin untuk menemui Bella. Hanya demi memastikan bahwa kondisi perempuan itu, serta anak-anaknya telah mampu di kategorikan dalam tahapan normal. Sebab kondisi mental Bella yang kadang tidak stabil, menyebabkan kandungannya beberapa kali lemah. Kadang, jika tekanan itu tak dapat Bella tampung, ia akan mengalami pendaharan ringan. Memang tidak terlalu fatal, tapi jika terus menerus seperti ini juga dapat membahayakan Bella serta kondisi kandungannya. Dan saat semua itu terjadi, Elard akan kembali menyalahkan dirinya lagi. Serta banyak perandaian yang akan terus ia setel ulang dalam kepala.
"Ku pikir... kau akan menemui ajalmu terlebih dahulu sebelum Anak-anakmu lahir."
"Kalimat itu terlalu kejam untuk seorang yang putus asa sepertiku. Bukan begitu?"
"Oh... kau tau aku tidak pernah peduli akan hal itu. Tapi setidaknya, jangan biarkan Anak-anakmu tidak memiliki orang tua yang lengkap saat tahu bahwa ayahnya telah melakukan hal bodoh."
Dalam lima bulan kehidupan Elard sekarang, ia akan selalu di hadapkan dengan sikap kesinisan dari Teressa. Hal ini sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Mereka akan terus memperdebatkan semua omong kosong ini sampai kemudian salah satunya memilih untuk menyerah karena sudah terlalu lelah meladeni. Lagipula, Elard benar-benar tidak keberatan menjawab semua nada cela Teressa.
"Kau begitu mencintainya bukan?"
"Apa terlihat seperti itu? Jika memang semua rasa resah serta sesak yang mendera ini adalah refleksi dari sebuah kata yang kau ucapkan tadi--- rasanya, aku tidak memiliki kalimat penyangkalan lain bukan?"
"Ish... kapan kau akan menjadi dewasa jika terus begini? Setidaknya, jika tidak bisa membawa Bella kembali, jangan menjadi bodoh dengan menghukum diri sendiri seperti ini. Apa kau tidak punya pekerjaan lain selain menumpang tidur di mansion Daddy?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
RomanceMerupakan suatu kegilaan besar saat Bella memilih untuk menyerahkan seluruh kehidupan nya di bawah naungan sosok yang ia yakini sebagai pegangan untuk dirinya bisa bertahan hidup----- Richolas Elard Zheroun. Dirinya tidak memiliki pilihan lain saat...