13 ~ Different

813 38 0
                                    

Bella pernah mendapat gambaran suatu keluarga bahagia dengan saling mencinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bella pernah mendapat gambaran suatu keluarga bahagia dengan saling mencinta. Bella bahkan pernah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa keluarga bahagia adalah keluarga yang utuh, setidaknya itu menurut pemikiran Bella kecil yang naif. Dan Bella pernah begitu mendamba bisa berada di tengah-tengah kebahagiaan keluarga itu. Namun itu dulu, saat dirinya masih terlalu kecil untuk memahami apa yang sedang merundung keluarganya hingga berada di tepi jurang. Tidak memiliki harapan. Dan harus lenyap seiring dengan keinginan Bella yang ikut terkubur.

Oleh sebab itu, pengharapan itu tidak pernah lagi Bella utarakan. Bukan karena tidak percaya Tuhan akan memberikan peluang untuk Bella mencicipinya. Tapi lebih ketidakberdayaaan dirinya yang menganggap bahwa semua prahara dalam keluarga bahagia imajinasinya hancur disebabkan olehnya. Sejak saat itu, Bella memutuskan untuk tidak lagi mendukung ilusinya berkembang biak semakin besar dengan skenario yang ia rancang. Hingga akhirnya ia bertemu pada titik akhir--- yang saat ini ia sebut dengan jenuh.

Ya, Bella dibuat lelah dengan pengharapannya hingga harus berakhir dengan kata menyerah. Dan memilih hanya mengikuti alur yang memang sudah di sediakan untuk dirinya.

Sayangnya, Tuhan rupanya memiliki rencana lain dengan mempertemukan Bella pada definisi keluarga yang selama ini ia impikan. Dan sekali lagi, ia memunculkan harapan itu agar dirinya bisa terjebak di sini.

"Kemarin malam, Newt kembali datang padaku. Dan kau tau apa yang ia katakan Elard?"

"Tidak. Dan aku tidak peduli."

"Astaga.... Bagaimana bisa ia masih begitu acuh terhadapku Mommy? Bukankah aku sudah tidak menyebalkan lagi?"

"Memang. Hanya kadang selalu membuat emosi." Elard kembali menjawab dengan santai. Dan Teressa dibuat meradang karena lagi-lagi kalimatnya di sela.

"Lihat anak Mommy yang satu itu... dia tidak pernah berubah."

"Terus saja mengadu."

Betapa Bella sangat ingin berlama-lama dalam momen seperti ini. Berusaha semaksimal mungkin ingin mengabadikan apa yang tersaji di depannya sebagai memori yang akan ia simpan dengan rapih. Dan Bella merasa tidak masalah jika dirinya hanya dijadikan sebagai pengamat tanpa perlu bergabung dalam obrolan yang sepertinya begitu seru. Itu cukup menurutnya.

"Mereka akan selalu bertengkar jika sudah berkumpul." Bella hampir saja menjatuhkan gelas yang ia pegang saat suara dari Mommy Elard menyapa gendang telinganya dari arah samping. Ia terlalu fokus hingga tidak menyadari bahwa sejak tadi ia hanya berdiam diri dengan arah pandangan yang terpaku pada Elard dan Teressa.

"Aku tidak tau bahwa Elard bahkan mau berbasa-basi seperti itu."

"Ya, dia memang terkesan begitu acuh dan tak peduli dengan keadaan sekitar. Tapi percayalah... jika itu berurusan dengan keluarga, dia akan menjadi orang yang sangat berbeda. Meski kau lihat sendiri, dia hanya menimpali dengan tanpa ekspresi. Tapi bukankah itu yang menjadi daya tarik dari Elard?"

The PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang