Dalam hal ini, Bella tidak tau ia di kategorikan pada bagian mana. Namun yang pasti, ia merasa puas serta terpenuhi. Seolah berdamai dan menemukan tujuan dari apa yang ia butuhkan selama ini menjadi penyembuh dari segala hal yang bernama resah. Bukankah ini terdengar seperti peradilan yang paling memuaskan?
Dengan sisa nafas yang masih sama-sama memburu dengan tajam, Bella eratkan pegangan tangannya pada perputaran lengan kokoh Elard. Dan ia tidak bisa menahan bibirnya berkedut dengan senyum merekah. Oh... apakah ini yang di sebut sebagian orang dengan kebahagiaan? Haruskah Bella meminta semesta sedikit berkompromi dengan memperpanjang waktu? Atau haruskah ia meminta pasa Sang Penguasa untuk menetapkan perasaan ini lebih lama?
Ada banyak kehancuran yang sebelum ini bersahabat dekat dengan Bella. Jadi, ketika ia di pertemukan dengan kombinasi dari keduanya, Bella tau ia tidak bisa berjauhan dari sebab yang sama. Serta kehancuran yang serupa kembar. Oleh karena itu, ia tidak ingin menjadi lebih egois setelah semesta mau memberinya sedikit rasa bahagia. Terlalu curang rasanya jika ia masih mengeluh, padahal seharusnya ia bisa mengucap syukur dengan lantang. Tidak perlu cemburu pada porsi kebahagiaan orang lain. Karena bagaimanapun, semesta sudah mengaturnya dengan begitu apik.
"Aku jarang melihatmu tersenyum." Ucapan lirih Elard nyaris menenggelamkan kesadaran Bella. Dan ia mengangguk tanda setuju. Bella ingin terbuai lebih lama dalam elusan ringan tangan Elard di pipinya. Tapi ia tidak bisa mencegah ketika rasa kasar dari permukaan tangan Elard menjauh dan berlabuh pada belahan pinggangnya.
"Aku menyimpannya khusus untukmu. Bagaimana? Apa kau suka?"
"Tidak terlalu. Tapi kau boleh untuk terus melakukannya." Elard berbicara dengan dehaman kaku. Oh ia tidak mungkin mengakui bahwa dirinya sedang merasa tersanjung bukan?
Perasaan Bella seolah membucah. Membentuk bendungan yang nyaris meluap jika ia tidak segera menekannya dengan kuat. Apa efek dari mencintai memang sebesar ini?
"Ya, jika aku memiliki alasan."
"Maka kau sudah punya. Bukankah aku alasan dari senyum kecil itu?" Dan lagi, Bella tidak bisa mencegah ketika kepalanya mengangguk antusias. Astaga! Bella merasa terbakar akan tatapan lapar Elard padanya. Ia bisa menjadi lebih gila dari sekarang jika tak segera menjauh. Tapi lingkupan lengan kokoh Elard seolah tak mengizinkannya bergerak bahkan hanya untuk sejengkal saja.
Pengaruh Elard selalu sama. Menyebarkan perasaan yang bahkan Bella sendiri tak tau bagaimana harus menyikapinya. Ia merasa kewalahan. Tapi di saat yang bersamaan, Bella menyukai sensasi yang di timbulkan ketika mereka bersama. Seolah dengan detak jantung yang berderu kencang saja, tak mampu mendeskripsikan apa yang ia rasa. Kadangkala, Bella ingin menampik segala perasaan yang timbul ini. Tapi ia sadar, ketika hati yang sudah mengambil alih, sinkronisasi dari akal tak bisa sejalan.
"Ini terlihat aneh."
"Bagian mana yang menurutmu aneh?"
"Kita bersikap seperti pasangan pada umumnya. Dan itu benar-benar mengejutkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
RomanceMerupakan suatu kegilaan besar saat Bella memilih untuk menyerahkan seluruh kehidupan nya di bawah naungan sosok yang ia yakini sebagai pegangan untuk dirinya bisa bertahan hidup----- Richolas Elard Zheroun. Dirinya tidak memiliki pilihan lain saat...