Jika ada kata yang lebih buruk dari brengsek, mungkin itu adalah sematan yang cocok untuk Elard. Ia merutuki dirinya sendiri dengan kalimat makian yang seakan berdengung nyaring dalam otaknya. Segala macam umpatan seolah berebut ingin menyumpahi Elard di dalam sana.
Elard berani bersumpah ia ingin menyumpal mulutnya sendiri dengan apapun agar tak semakin menyakiti Bella. Ia benci kenyataan bahwa ketika semua kalimat menyakitkan itu meluncur dari mulutnya dengan begitu ringan--- ternyata juga berhasil mengantarkan sengatan tak nyaman yang terasa mencubit dadanya. Disana, seolah berdenyut dengan sakit. Dan Elard mengutuk dirinya sebanyak yang ia bisa ketika melihat tatapan mata Bella perlahan berubah kosong dan meredup dengan cepat. Menandakan sebesar apa rasa sakit yang telah dengan sengaja berhasil ia torehkan pada perempuan itu. Dan demi tuhan... menyakiti Bella seperti ini bukan bagian dari keinginannya.
Jika bukan karena ada Parlemen Rodrick yang kini tengah menyimak perdebatan mereka dengan tatapan menelisik, Elard berani bersumpah bahwa hal pertama yang akan ia lakukan ketika kalimat berupa bisikan putus asa dari Bella teralun lirih, ia jelas tidak akan ragu untuk membalas pelukan Bella dengan sama eratnya. Mencoba menyalurkan ketenangan yang mungkin sedang di butuhkan oleh perempuan itu. Bahkan mungkin, Elard akan dengan sukarela melakukan segala cara demi memberi ketenangan pada wanitanya ini.
Jadi, ketika tubuh Bella tiba-tiba melemah dan kemudian limbung, Elard merasa hampir kehilangan akal hingga yang ia pikirkan hanya bagaimana caranya agar ia bisa berlari secepat mungkin untuk menangkap tubuh lunglai itu. Kemudian membawanya dalam satu tarikan tergesa dalam dekapan. Jantung Elard memompa dengan keras hingga terasa menyesakkan. Sedang kepanikan serta rasa cemas menghujam Elard dengan membabi buta. Nyatanya, melihat Bella sekarat seperti ini jauh lebih menyiksa dirinya.
Sayup-sayup suara panik sekitar menyadarkan Elard akan keberadaan mereka. Tapi ia bahkan tidak bisa berfikir jernih kala mata itu menutup rapat. Tubuh Elard bergetar ketika rengkuhannya semakin mengerat pada Bella.
"Elard... she is bleeding!" Teriakan itu menyentak Elard hingga kepalanya secara reflek memutar ke segala arah demi mencari dimana tepatnya kata darah itu bermuara. Tepat ketika matanya berhenti di antara kaki Bella, Elard tau--- kesalahan nya kali ini akan menjadi yang terfatal dari segala rasa sakit yang telah dengan sengaja maupun tidak sengaja ia berikan pada Bella.
"Kumohon... tidak untuk yang satu ini!" Bergumam dengan nada suara tercekat, Elard mengangkat tubuh Bella. Kemudian berlari dengan membawanya dalam gendongan. Mengabaikan segala jerit panik yang semenjak tadi terasa memekakan telinganya. Elard mengemudi dengan kalap bersama iringan makian yang tak habisnya ia layangkan. Ia di landa ketakutan. Dan nyaris merasa tercekik oleh rasa mencekam itu.
Maka, ketika tubuh Bella sudah ia letakkan di atas brangkar--- Elard segera menyentak tangan salah satu suster yang ada disana untuk memberikan sedikit informasi. Hal yang selama ini ia jaga kerahasiaan nya. "Hati-hati, she is pregnant." Suster itu mengangguk seolah mengerti sebelum kemudian mendorong brangkar tersebut berlalu dari sana. Sedang Elard jatuh terduduk dengan kekalutan yang mendominasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
RomanceMerupakan suatu kegilaan besar saat Bella memilih untuk menyerahkan seluruh kehidupan nya di bawah naungan sosok yang ia yakini sebagai pegangan untuk dirinya bisa bertahan hidup----- Richolas Elard Zheroun. Dirinya tidak memiliki pilihan lain saat...