14 ~ Conversation

754 33 0
                                    

Elard tahu betul maksud dan tujuan Erick--- Daddy nya, saat telah dengan sengaja menciptakan sebuah skandal gila tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elard tahu betul maksud dan tujuan Erick--- Daddy nya, saat telah dengan sengaja menciptakan sebuah skandal gila tersebut. Tinggal bersama dengan hampir seluruh hidupnya, membuat Elard faham di luar kepala ketika Daddy nya menciptakan kegemparan yang tidak masuk akal untuk kemudian menghubunginya di pagi buta dengan alasan yang tidak jelas. Jadi, untuk sekedar berbasa-basi Elard terlalu malas untuk melakukannya.

"Jadi?" Elard bertanya dengan skeptis. Mengabaikan lirikan tajam Erick yang menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu.

"Kau benar-benar tidak sabaran. Setidaknya, sapa dulu Daddy mu ini atau tanyakan bagaimana kabarnya."

"Kau baik-baik saja Dad."

"Sialan! Aku tau itu anak bodoh." Erick mendesis tidak suka atas sikap apatis Elard.

"Sekali lagi, ada apa Daddy?"

Mengabaikan kegeraman yang Erick tampakkan dengan jelas. Elard lebih memilih untuk kembali menanyakan tujuan awal Daddy nya memanggil dirinya.

"Hanya ingin bertemu dengan mu saja."

"Tapi aku tidak ingin Dad."

Oh... betapa Erick begitu ingin menyumpal mulut anak kurang ajar yang satu ini. Elard memang terkenal dengan sifat acuhnya. Namun Erick tidak habis pikir bahwa perilaku buruk Elard yang satu itu ternyata mampu bertahan sampai detik ini. Sungguh luar biasa!

"Ck, kau tidak tau? Aku bahkan membayar mahal agar stasiun televisi di seluruh kota memberitakan cerita yang aku ajukan."

"Apa maksudnya Dad?"

"Kau tidak mengerti juga? Kau pikir aku membuat skandal itu demi hal yang tidak penting? Tentu saja tidak son, aku sengaja menyebarkan berita itu hanya agar kau pulang ke mansion."

Dan Elard baru tau bahwa pemikiran gila ini berasal dari Daddy nya yang sangat ia kenal dengan sosok yang penuh wibawa serta sangat menjunjung tinggi privasi keluarga Zheroun.

"Jadi..."

"Ya. Daddy sengaja. Lagipula aku tau bahwa hanya dengan begitu aku bisa menyeretmu agar mau pulang ke mansion. Daddy lelah dengan rengekan Mommy mu yang terus menerus mengatakan bahwa Daddy sudah tidak sayang dan tidak peduli dengan dirimu hanya karena Daddy tidak bisa membujuk dirimu pulang. Wanita dengan segala sifat sensitifnya memang benar-benar merepotkan."

"Mommy memang suka mendramatisir keadaan."

"Jika tidak begitu, kau tentu tidak akan pulang."

Elard membenarkan dalam hati, sebelum menyeret pelan kursi di sampingnya untuk ia duduki. Rupanya, berdiri lama seperti ini membuat kakinya merasa pegal. Dan Elard terlalu malu untuk mengakui itu.

"Cih... akhirnya kau duduk juga tanpa Daddy suruh."

"Sekarang aku sudah pulang. Jadi, ada hal lain lagi yang ingin Daddy sampaikan?" Dengan sedikit pertimbangan, Elard memutuskan untuk kembali berbincang bersama Daddy nya. Rasanya, itu bukan keputusan yang salah mengingat mereka jarang menghabiskan waktu bersama.

The PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang