Terengah dengan nafas yang memburu cepat, Bella eratkan pegangan tangannya pada masing-masing pembatas balkon kamar. Sedang di belakang, Elard menekan dirinya dalam-dalam pada Bella. Membuat perasaan sakit serta nikmat seolah bercampur aduk menjadi satu hingga menanggalkan kewarasan Bella.
Suaranya hampir habis akibat menjerit terus-menerus, tapi Elard seolah tidak ingin berhenti meski pelepasan telah di raihnya beberapa saat lalu.
"Enghh El..."
"Shit! Kenapa kau masih sempit Bella?!"
Tersipu sambil menggigit bibir bawah, Bella kembali di buat tersentak ketika tangan Elard terjulur ke depan untuk kemudian menangkup masing-masing payudaranya yang kini tampak membesar akibat faktor kehamilannya. Di pilinnya puting mengeras itu, sebelum Elard tarik dengan satu hujaman kuat di belakang.
Ini benar-benar pengalaman bercinta tergila yang pernah mereka lakukan. Namun Bella tak berani memprotes ketika rasa dari kekuatan adrenalinnya juga terpacu dengan deras.
"El---"
"Aku tau sayang, tahan..."
Mencengkram dengan kaki mengkerut menahan terjangan kenikmatan, Bella labuhkan pandangan matanya pada teras belakang rumah yang sepi. Ia sungguh akan selalu di buat gila meski sudah ratusan kali bercinta dengan Elard. Sensasinya selalu sama. Kuat dengan gerukan kasar di setiap dindingnya yang mengetat. Bella sampai kehilangan kalimat penjelas lain untuk mendeskripsikan tentang seberapa hebat hujaman Elard.
Rintihannya seolah tertahan seiring dengan semakin cepatnya Elard melaju di belakangnya. Dan ketika satu terjangan kuat itu menerpa dirinya, Bella meledak dengan deras dengan tubuh mengelinjang. Ia bisa merasakan hangat mengerubungi isi perutnya. Dan perasaan seperti ini entah mengapa selalu menjadi titik favoritnya saat bercinta.
Bella puas dan terpuaskan. Hingga ketika Elard mulai melepaskan penyatuan mereka, Bella mendesah dengan lirih. Dan ia hampir saja limbung jika saja Elard tidak segera menahannya untuk kemudian membawa dirinya dalam gendongan.
"Aku belum selesai sayang. Jadi jangan tertidur dulu."
"Lagi El?"
"Hem." Bergumam dengan sambil membawa tubuh sang istri ke dalam kamar, Elard labuhkan pandangan tertutup hasratnya pada mata bening Bella.
"Kau belum puas?"
"Tidak ada kata puas jika sudah menyangkut dirimu sayang."
Meletakkan Bella di atas kasur dengan kehati-hatian, Elard sejenak terpaku dengan arah pandangan menuju perut Bella yang kini sedikit membuncit. Memasuki 10 minggu kehamilannya, Bella sering di buat kewalahan dengan pola makan yang berkembang pesat. Tapi itu tentu bukan menjadi masalah besar baginya.
Jadi, ketika Elard mulai kembali merangkak di atas tubuhnya, Bella menahan nafas dengan desisan lirih ketika ujung kejantanan pria itu mengenai sepanjang pahanya. Menghantarkan geli yang terasa mengguyur tubuh Bella akan suatu kepuasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
RomanceMerupakan suatu kegilaan besar saat Bella memilih untuk menyerahkan seluruh kehidupan nya di bawah naungan sosok yang ia yakini sebagai pegangan untuk dirinya bisa bertahan hidup----- Richolas Elard Zheroun. Dirinya tidak memiliki pilihan lain saat...