" Ria seharusnya elo jangan gitu" kepanikan tergambar jelas diwajah Cantik.
" emang kenapa sih? " Ya Ria yang belum faham dengan apa yang baru saja terjadi.
" mereka itu geng terkenal dengaan bully-annya yang sadis, bahkan banyak korbannya yang berujung pindah sekolah" Cantik tampak sangat serius menjelaskan kepada Ria yang juga tak kalah serius mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari mulut Cantik.
Sekolah telah berakhir, setidaknya Ria bisa bernafas lega karena ia tak bertemu dengan geng Raquel yang telah mengganggunya di Kantin. Pesanan ojek nya telah sampai, Ria bergegas ia tak mau mendengar omelan pak ojek, yang riwehnya melebihi mulut ibu-ibu komplek saat nge-gibah. Namun sebuah tangan kekar berhasil menahan langkahnya.
" ngapain sih lu kesekolah ini?" masih dengan menggenggam erat lengan Ria
" e..e..e..gue cuma ngikutin yang uda suruh itu aja kok!" Ria sangat panik, pasalnya pandangan laki-laki yang bernametag Indro itu seperti hendak menelannya hidup-hidup.
" gua peringatin sama elu ya, kalau sampe ia elu buat onar sekali aja disini. Gua pastiin elu gak bakal tenang selamanya!" ia menghempas kasar lengan milik Ria. Ria hanya terdiam berusaha mencerna dengan semua omongan teman-teman barunya. Ya tuhan dosa apa yang pernah kuperbuat di masalalu. Itu yang selalu berputar-putar didalam fikirannya.
Hampir setiap hari ia sering mendapatkan bullyan tapi teman sekelasnya, tak terkecuali Raquel dengan dua dayang-dayangnya. Hanya karena perkara kecil di kantin yang lalu, membuka jalur permusuhan yang amat sengit antara dirinya dengan geng tersebut. Lebih tepat Raquel yang selalu mencari kesalahan Ria. Seperti pagi ini, Raquel sengaja mencuri baju olahraga milik Ria yang ia simpan didalam lokernya.
" Cantik, gimana nih! Gue takut Pak Ryan marah!" Ria mengobrak abrik loker miliknya.
" ntar lu lupa ri" Cantik membantu Ria mencari bajunya didalam tas.
Tiba-tiba ....
Follow ya akun ini ya biar bisa lanjut
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAHKU
FanfictionMenceritakan tentang kisah seorang ria yang sakit hati dan berubah menjadi lebih jahat