Part 50

746 79 4
                                    

Part 50

" heh kenapa sih lo?" Joko heran melihat adiknya itu yang sudah seharian tidak keluar kamar dari sepulang sekolah sampai malam ini. Indro menyembunyikan wajahnya dibalik bantal berharap Joko tak melihat kalau ia menangis.

" eh, lo sakit?" Joko meraba kepala Indro yang tak panas. Karena ia penasaran, Joko menarik paksa bantal yang menutupi wajah Indro. Joko heran melihat mata sembab Indro, " lo nangis?" ia merasa khawatir dengan keadaan Indro.

" gue gpp!" hanya dua kata itu yang keluar dari mulut Indro.

" lo kalau ada masalah cerita sama gue" Joko masih setia menunggu Indro untuk berbicara padanya.

" gak cuma lagi rindu mami aja" Indro tak sepenuhnya berbohong, saat ini ia memang sanagat merindukan maminya. Namun ada hal lain yang membuat hatinya kacau beberapa hari ini.

" kalau rindu mami doakan, jangan nangis dia cuma butuh doa dari elo Ndro, bukan air mata" Joko menepuk lembut pundak Indro sebelum pamit pergi.

' kruuuk'

" aduh laper lagi!" Indro merasakan perutnya yang tak bisa diajak kompromi. wajar saja ia belum makan dari siang, bahkan jam istirahat pun ia tak membeli apapun karena ia malas bertemu dengan Loly.

Indro memutuskan untuk keluar untuk membeli makan sambil menikmati angin malam. Setidaknya ia bisa menenangkan sedikit suasana hatinya yang sedang diserang rasa kecewa. Indro memarkirkan motornya tepat pada sebuah kafe yang terletak ditengah Ibu Kota.

" mas pesan matchalattenya satu ya" setelah memesan ia hanya fokus bermain ponsel miliknya. ia membuka galeri foto lama yang sudah lama tak pernah ia lihat. Sebuah senyum yang terukir diwajahnya. Ia memadangi gambar almarhum maminya, ia terus menscroll album itu sampai tangannya terhenti, ia mendapati fotonya dan maminya serta seorang wanita yang dulu sangat dicintai oleh maminya. Siapa lagi kalau bukan Ria.

" kenapa sih Ri, harus buat gue kecewa" Indro meletakkan ponsel miliknya.

' kring '

Pintu kafe terbuka, menampilkan sepasang insan yang tengah bercanda tawa.

" loh mereka kok disini?" Indro berusaha menutup wajahnya dengan buku menu kafe tersebut.

KISAHKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang