Part 78
~ Tuhan mengapa secepat ini aku belum siap untuk kehilangan~
Ria ingin masuk keruangan Indro namun Zein menahannya." Ria dengerin Uda, Indro udah tenang disana kami harus ikhlas Ri" Zein langsung menarik Ria kedalam pelukannya.
" Uda bohongkan!" Ria bukan orang yang bodoh ia sudah tau kemungkinan terburuk saat ia melihat semua teman-temannya yang menatap ia dengan tatapan iba. Namun hati kecilnya seperti menolak dengan apa yang sudah digariskan takdir.
" Indro kan udah janji mau jaga aku" tangisan pilu Ria membuat semua yang ada disitu tak bisa menahan tangisnya. Zein hanya bisa memeluk Ria, ia sendiri juga merasakan kehilangan apalagi seorang Ria yang sedari dulu berteman dekat dengan Indro.
" Uda" lirih Ria sambil memeluk Zein dengan sangat erat. Tak berselang lama dokter keluar dari ruangan Indro dengan membawa brankar yang tertutup kain putih.
" Indro!" Ria berlari mendekati Indro yang sudah tak bernyawa. Ria memeluk tubuh kaku Indro, " bangun Ndro, lo bilang janji mau jagain gue" Ria mengguncang tubuh Indro.
Wulan merangkul tubuh Ria yang masih memeluk jenazah Indro.
" Ri udah Ri, biarin Indro istirahat disana ya, jangan beratin langkah Indro Ri" Wulan menarik Ria perlahan kedalam dekapannya.
" Indro, indro" Ria hanya bisa memandangi brankar Indro yang perlahan lenyap dari pandangannya. Sesaat pandangan Ria gelap, ia telah hanyut kealam bawah sadarnya.
~masih bisakah aku tertawa, aku tak punya alasan untuk melakukannya~
" Indro... Tungguin gue!" Ria berlari mendekati Indro yang berjalan dengan seorang wanita dengan pakaian serba putih.
" tante Nilam?" Ria sangat kenal dengan wajah wanita yang tak lain adalah maminya Indro. Indro mendekati Ria dengan senyum manisnya.
" Ria, aku tau kamu pasti bisa" Indro memegang bahu Ria.
" maksud kamu?" Ria menatap wajah Indro yang tampak sangat berseri." kamu bisa jalani semuanya sendiri karena kamu wanita hebat" Indro mengusap lembut pipi Ria, Lalu ia mencium kening Ria.
" aku pamit Ri"
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAHKU
FanfictionMenceritakan tentang kisah seorang ria yang sakit hati dan berubah menjadi lebih jahat