Part 77
" Ri, lo gak salah jadi jangan pernah nyalahin diri elo sendiri. Ini semua udah jadi takdir Allah yang gak akan bisa kita ubah Ri" Ria menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Wulan. Wulan adalah orang yang selalu bisa menenangkannya disaat ia sedang gundah. Tanpa sadar Ria tertidur dalam dekapan hangat Wulan.
Zein membangunkan Ria, ia kini sudah berada dibrankar rumah sakit yang kosong. " shalat dulu yuk Ri".
Ria mengikuti langkah Zein yang dahuluinya ke mushala rumah sakit.Sesampainya dimushalla Ria langsung berwudhu, setelah itu ia menunaikan shalat maghrib berjamaah dengan Zein. Selesai shalat Ria berdoa dengan air mata yang setia membasahi pipinya.
" ya Allah ampunilah aku, terlalu banyak dosa yang kubawa kehadapanmu. Ya Allah sungguh aku belum mampu jika hak buruk yang ada dibenakku menjadi kenyataan. Beri aku kesempatan ya Rabb, aku janji akan menjaganya sebagaimana Engkau yang selalu menjagaku"
Ria bersandar didinding mushalla, fikirannya sedang kacau saat ini. Tapi setidaknya ia sudah mengadu kepada Allah. Itu membuat hatinya jauh lebih baik. Saat ia masih fokus dengan fikirannya yang berkecamuk.
Dering ponselnya berbunyi, tertera nama Wulan disana. Ia langsung mengangkat panggilan itu." Ri, buruan kesini cepat Ri!" kepanikan Wulan terdengar jelas dari sambungan telpon itu.
Ria tak menjawab sepatah katapun, ia langsung bergegas menuju ruang rawat Indro. Saat ia tiba, Ria menangkap pemandangan yang aneh, ia melihat semua temannya yang ada disana menangis.
" lo kenapa nangis Lan? Terus yang lain" belum lagi Ria menyelesaikan ucapannya, Wulan berhambur kepelukan Ria. Ia menangis tersedu-sedu." Ri, ikhlasin semuanya ya Ri" ucap Wulan sambil terisak.
" maksud lo apaan sih" Ria masih berpositif thinking.
" Ri, gue tau elo wanita yang kuat" lagi-lagi ucapan Wulan membuat Ria bingung.
" apa sih Lan, gue mau liat Indro, operasinya udah selesaikan!" Ria ingin masuk keruangan Indro namun Zein menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAHKU
FanfictionMenceritakan tentang kisah seorang ria yang sakit hati dan berubah menjadi lebih jahat