Part 64
" elo nembak gue Ndro?" Ria menatap wajah Indro yang terlihat sangat tegang.
" iya Ri, tapi gue gak maksa kok Ri" Indro sudah menyangka jika Ria belum bisa menerima dirinya kembali mengingat apa yang sudah ia lakukan pada Ria. Ria hanya terdiam memandang wajah Indro yang tampak jelas raut kesedihannya.
" Ndro, gue gak tau mau mulai dari mana, tapi yang pasti rasa ini masih sama" Ria tersenyum manis sembari menatap wajah tampan Indro. Indro terkejut mendengat penuturan Ria, " jadi, elo mau Ri?" Indro meyakinkan dirinya kalau ucapan Ria tadi benar. Ria mengangguk dengan antusias.
' grep '
Indro untuk kedua kalinya menarik Ria kedalam pelukannya. Kaki bukan tangis pilu melainkan air mata bahagia yang jatuh membasahi pipi indah Ria.
"gue janji Ri, gak akan nyia-nyiain kesempatan ini" ucap Indro masih dengan posisi memeluk Ria.~Rumah sepi itu kini menemukan pemiliknya, ia telah kembali bukan hanya untuk menempati namun merawat dan menjaganya~
"gue tau Ri, gue bukan orang itu" Beben menghela kasar nafasnya. Ia menyaksikan pemandangan yang membuat dadanya terasa sesak. Ia memilih untuk pergi karena ingin menenangkan hatinya yang kini tengah kacau.
"bodoh banget sih elo Ben, sampe kapan pun elo itu bukan orang spesial buat Ria, ngaca Ben" Beben berdialog dengan dirinya, ia merutukki kebodohannya sendiri. Tapi itulah cinta kadang menghadirkan luka bahkan kecewa. Bukan hanya tentang bahagia dan tawa saja.~kenapa harus sesakit ini ya Tuhan, apa aku salah jika menaruh hati padanya~
" Ben jangan melamun ntar gosong tuh ayam!" Zein yang gemas melihat Beben yang sedari awal tak fokus dengan apa yang dikerjakannya. Beben hanya tersenyum sembari melaksanakan apa yang diperintahkan Zein padanya.Entah mengapa ia sudah berusaha untuk terlihat biasa saja dihadapan yang lainnya, tapi sepertinya tidak sesuai rencana.
" elo kenapa sih, dari tadi gua perhatiin? Lesty mendekati Beben yang masih sibuk dengan pemanggangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAHKU
FanfictionMenceritakan tentang kisah seorang ria yang sakit hati dan berubah menjadi lebih jahat