Chapter 28

3.5K 171 8
                                    

Happy reading...

Sekarang di dalam ruang inap Zaid, hanya tinggal Zaid dan juga nazra dengan keheningan di dalam ruangan itu. Nazra yg sibuk dengan menunduk, dan Zaid yg sibuk menatap nazra dan sesekali mencolek nya agar nazra menatap nya yg sejak tadi menunduk sejak umi Aisyah, Abi Nurul, Azmi dan juga Mila izin pergi pulang lebih dahulu.

"Ra.."

"Kenapa sih, diam nunduk terus??"

Hening

Nazra masih diam dengan kepala nya yg masih menunduk membuat Zaid menarik nafas dalam, mengulurkan jari tangannya di bawah dagu nazra dan mengangkat kepala itu agar mendongak menatap wajah nya.

"Astagfirullah, kenapa kamu nangis??" Zaid kaget saat mata mereka bertemu, Zaid malah mendapatkan kedua mata nazra yg sudah tergenang air mata nya. Mungkin saja sejak tadi ia tahan agar tidak menangis', pikir Zaid.

"Kenapa??"

"Hiks.. ma.. maafin hiks.. nazra... Huaaaa" tangisan nazra malah bertambah pecah saat ia mulai mulai bicara kepada Zaid.

"Kenapa, minta maaf. Kamu nggak salah"

"Hiks... Gimana nazra nya hiks.. nggak salah, sebab nazra hiks... Hiks.. pak ustadz jadi hiks.. gini" nazra terus menangis menjawab semua perkataan Zaid dengan suara sesegukan nya.

Zaid yg duduk bersandar, mengulurkan tangannya mengambil tisu di atas narkas mengelap ingus nazra yg tidak berhenti mengalir.

"Jangan di lap, jijik tau hiks... Biar hiks... Nazra sendiri" tolak nazra saat Zaid ingin menghapus ingus nya lagi.

Zaid tidak mendengarkan perkataan nazra ia tetap menghapus air mata nazra dengan tangan kosongnya, dan ingus nazra dengan tisu yg sudah beberapa lembar habis menghapus ingus nya yg terus mengalir.

"Udh makan??"

Nazra mengeleng kembali menolak tangan Zaid yg ingin menghapus ingus nya dan mengambil tisu di tangan Zaid itu, dan nazra pun menghapus ingus nya sendiri.

"Tadi nggak laper, sekarang laper banget" adu nazra yg sejak tadi siang belum makan apa pun, dan sekarang sudah sore juga. Jajanan yg di berikan oleh Adam tadi siang juga nazra berikan kepada Karin saat ia bertemu ingin menuju kedhalam bersama Zaid tadi siang.

"Assalamu'alaikum"

Zaid yg ingin membuka suara nya kembali, malah ia urungkan saat mendengar salam dari luar dan perlahan pintu ruang inap Zaid terbuka menampakkan sosok tiga orang laki-laki yg seumuran dengan Zaid.

"Maaf ada apa ya pak?" Tanya nazra membuat salah satu kedua temannya tertawa lepas saat teman mereka yg mengucapkan salam tadi nazra panggil dengan sebutan Pak.

"Wahhh, gue benar-benar tersinggung Zaid. Masak gue di panggil pak sama istri Lo" adu laki-laki itu kepada Zaid membuat nazra mengernyit.

"Pak ustadz kenal dia??" Tanya nazra menoleh kepada Zaid, membuat ketiga teman Zaid itu menahan tawanya yg ingin pecah tapi ia urungkan saat melihat tatapan Zaid yg seakan bisa membunuhnya dengan tatapan itu.

"Mereka sahabat saya, yg satu itu kamu nggak lupa kan. Kita pernah ketemu dia di cafe kemarin" jelas Zaid nunjuk salah satu laki-laki itu, saat nazra menoleh menatap nya laki-laki itu melambaikan tangan nya pada nazra.

"Kenalin dulu, gue Gilang sahabat Zaid dari SMP" ucap Gilang memperkenalkan dirinya pada nazra dan tidak lupa menyodorkan tangan nya.

"Panggil pak Gilang aja" usul Randi sekaligus terkekeh Melihat wajah masam sahabatnya itu, yg masih terbawa kesal saat nazra memanggil nya bapak tadi.

Ya Umma Awlaadii 'NaZa' || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang