Chapter 23

3.8K 199 6
                                    

Happy reading...


Setelah kejadian nazra kepergok oleh Aiza yg Lansung menyelonong masuk kekamar pasangan itu, Tak terasa sudah 1 bulan saja berlalu dengan begitu cepat nya nazra tinggal dan sekolah di Al-Fatih Darussalam. 'aku lupa nama pondok nya, bagi kalian yg ingat komen ya biar nanti aku revisi..'

Nazra sekarang sedang di sibukkan oleh hafalan tambahan yg di berikan oleh ustazah Rahma, yg sudah tiga surah yg nazra hafal dengan surah keempat yg sedang ia hafal sekarang.

"Ulang" ucap Zaid saat nazra kembali salah membacakan Al-Qur'an yg ia bilang sudah hafal tadi siang.

"Ulang lagi dari awal" perintah Zaid kembali Tampa menatap nazra, karena kedua matanya yg ia tutup sekarang. Hanya kedua telinganya lah yg fokus mendengar ayat per ayat yg nazra lantunkan. Dengan satu tangan mengengam kayu Khusus saat ia mengajar santri yg nakal dan berulah saat di pondok.

"Udah berkali-kali loh ngulang nya" protes nazra yg sudah kehilangan kesabaran. Membuat Zaid membuka matanya dan menatap nazra lekat.

"Yg salah kamu sendiri, kan sudah saya jelaskan ayat itu di panjangin"

"Susah pak, suara nazra nggak nyampe loh"rengek nya.

" Nyanyi Shalawat yg Nanda nya tinggi bisa tuh!!" Sindir Zaid dengan gemas. Sesekali ia pernah memergoki nazra yg shalawat di taman belakang persantren,dikamar atau di dapur saat ia memasak menolong umi Aisyah.

Nazra yg mendengar sindiran Zaid cemberut menunduk. Nazra sebelumnya bisa hafal ayat hanya membutuhkan waktu tiga atau lima hari pada saat itu. Tapi ini sekarang sudah berulangkali selalu salah dan belum juga sempurna hafal padahal sudah empat hari Zaid membimbing nya menghafal surah itu, panjang pendek dan lain-lainnya dengan benar.

"Ngantuk loh pak, besok aja yg sambung nya subuh..." Gerutu nazra, seraya menutup mulutnya yg kembali menguap yg sudah ke berapa kalinya.

"Satu kali lagi ya??" Bujuk Zaid yg sudah mengetahui istri kecil nya itu mengantuk, tapi mau bagaimana lagi mereka sudah berjanji sebelum jam sepuluh malam nazra akan terus menghafal Al Qur'an yg harus ia hafal dari ustazah atau hafalan yg di berikan oleh nya.

"Besok lagi ya pak, nazra udah nggak kuat..." Rengek nazra yg sudah tidak bisa fokus menghafal surat Al-kahf yg sudah tujuh kali nya ia ulang yg sebenarnya di anjurkan oleh ustadzah Rahma sebanyak 15 ayat. Walaupun tadi pagi benar-benar sudah ia hafal, namun lagi-lagi hafalannya yg sudah benar kembali hilang sebab ia Sangat-sangat tidak konsentrasi sebab mengantuk.

"Satu kali lagi saya janji.." pinta Zaid lembut tidak datar dan dingin seperti dulu lagi, membuat nazra tidak bisa menjelaskan bagaimana senang nya saat mendapat kan sifat Zaid yg sudah berhansur berubah setelah kejadian ia menginjak kaca itu. Walaupun masih ada kecanggungan yg sesekali terjadi di antara mereka.

Nazra hanya mengangguk menurut. Setelah berkali-kali mengulang akhirnya kini ia bisa sampai melantunkan nya dengan benar, itu pun harus kembali di bantu oleh zaid dengan suara menghafalkannya dengan lirih.

Setelah selesai, nazra berdiri dari duduknya yg berhadapan dengan Zaid yg bersandar di dinding kamar. Nazra melangkah menuju ranjang king size nya dengan Zaid tampa membuka mukena terlebih dahulu.

Nazra pun sudah masuk kedalam mimpinya dalam sekejap. Dengan posisi miring seperti bayi dalam kandungan ibunya.

Zaid tersenyum lebar melihat tingkah laku nazra, senyuman itu yg dulunya Hanya keluar dengan perlunya seperti tersenyum kepada sang umi dan kepada sang adik tapi tidak sesering kepada umi nya. Kepada orang lain?? Juga tergantung kepada siapa ia akan tersenyum lebar seperti itu.

Ya Umma Awlaadii 'NaZa' || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang