Chapter 20

4K 189 17
                                    

Happy reading...

"Bang azmi"

"Iya Gus"

"Afwan dam, bisa tinggalkan kami berdua. Ada yg ingin saya bicarakan dengan bang Azmi" ucap Zaid menatap Adam yg berdiri didepan nya. Adam pun mengangguk.

"Na'am Gus, assalamu'alaikum." Adam pun pergi dari tempat berdiri nya Zaid dan Azmi.

"Wa'alaikumussalam"

"Ada apa Zaid" tanya Azmi Tampa embel-embel panggilan Gus lagi saat ia berdua.

"Soal di kantin, maafkan saya bang" maaf Zaid menatap Azmi.

"Aku tidak tau apa masalah kalian, tapi hanya satu pintaku Zaid sebagai kakak dari istri mu sendiri." Azmi mengengam bahu Zaid yg menunduk sejak Azmi mulai bicara padanya. Zaid pun kembali mendongak.

"Apa bang, katakan saja"

"Tolong jaga adik ku Zaid, tolong bahagiakan dia. Memang diluar dia terlihat kuat dalam masalah apapun, tapi ia hanya lah adik ku yg lemah dan akan menyembunyikan nya apa pun yg merasa sakit di hatinya dan juga untuk keluarga nya ia tidak mau membagi pada siapapun termasuk aku Zaid." Azmi menggantung perkataannya menatap empat orang wanita yg berjalan sedikit jauh dari nya, dengan arah berbeda sedang tertawa lepas.

Azmi tersenyum tipis dan kembali mengalihkan tatapannya pada Zaid, yg juga memandang arah yg sama seperti Azmi sebelum nya menatap salah dari keempat gadis itu.

"Karena yg ia dapat itu untuk nya, bukan untuk orang lain atau keluarga nya. Karena itu buat lah kamu jadi orang satu-satunya yg mendengar keluhan yang ia rasakan pada hatinya Zaid. Lelaki yg ia cintai setelah papa." Zaid menoleh mendengar perkataan Azmi dan tersenyum ia pun mengangguk.

"Aku akan berusaha yg menjadi pertama untuk nazra bang, in sya Allah"

♥♥♥

14:56 WIB

Sudah 14 menit Berlalu jam terakhir pelajaran berakhir, semua para santri dan santriwati separuhnya ada yg melakukan istirahat sebentar sampai menunggu berkumandang adzan ashar, dan ada juga yang melakukan berbagai macam hal lain nya.

Salah satu nya nazra, ia memilih berkeliling persantren yg sudah banyak berubah dan juga beberapa tambahan yg sebelumnya tidak ada saat dulu saat ia kemarin.

Panah

Nazra menatap lapangan luas yg diisi oleh beberapa santri putri dan putra yg di tengah lapangan itu di tutup dengan kain putih tulang yg membentang panjang.

"Wahh, apa kah bang Azmi juga bisa memanah??" Gumam nazra menatap takjub Satri yg memanah dari atas yg harus menuruni lima tangga ke bawah.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumssalam. Eoh ustadz Adam" nazra menoleh menatap ustadz Tampan itu berdiri sedikit jauh darinya yg Engan menatap nazra.

"Tundukan padangan mu pada laki-laki yg bukan mahram mu, itu termasuk zina mata" ucap orang di belakang nazra dan Adam membuat kedua orang itu menoleh melihat siapa orang yg barusan bicara.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumssalam"

"Apa yg kalian lakukan berduaan disini??"

Ya Umma Awlaadii 'NaZa' || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang