Chapter 27

3.1K 171 6
                                    

Vote and komen nya jangan lupa 😊

Double up😊💜

Happy reading...

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumssalam" nazra menoleh menjawab salam seorang akhwat yg berdiri di samping bangku taman itu, mendapatkan ustadz Adam yg berdiri disana.

"Ada yg bisa saya bantu tadz??" Tanya nazra mendapatkan diaman dari Adam selepas mengucapkan salam tadi.

"Ini"

Dahi nazra mengernyit menatap satu kantong plastik hitam berukuran sedang didepannya yg di sodorkan Adam padanya.

"Ini apa ya ustadz??" Tanya nazra berdiri dari duduknya Tampa mengambil kantong itu yg masih seperti sebelumnya.

"Makanan, saya beli kelebihan tadi. Jadi saya kasi ke kamu aja, dari pada saya buang" jelas Adam lebar

Nazra menatap kantong itu dengan ragu dan mulai mengambil nya, nazra pun tersenyum tipis.

"Terimakasih"

"Afwan"

"Kok Afwan, emangnya ustadz ada salah ya??" Tanya nazra heran saat Adam meminta maaf padanya, membuat Adam terkekeh pelan.

"Bukan saya jawab sama-sama bukan maaf" jelas Adam membuat nya tambah bingung, yg setau nya Afwan itu artinya maaf.

"Afwan itu ada dua artian, bisa maaf dan juga sama-sama" jelas Adam

"Eohhh gitu, heheheh nazra masih belum paham" jawab nazra cengengesan.

" Tanya pada kakak kamu nazra, ia tau. Saya sangat ingin menjelaskan panjang padamu tapi saya harus pergi dulu" usul Adam.

Nazra mengangguk

" Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumssalam"

"Ikut saya!!" Nazra mendengar suara tegas setelah beberapa menit ia terdiam di taman itu, selepasnya kepergian adam membuat ia terlonjak kaget dan langsung menolehkan badan nya kebelakang.

"Jantung nazra copot" latah nazra hampir saja jatuh kebelakang selepas ia berbalik ia yg tak sengaja menginjak batu, Zaid yg sigap ia menangkap pinggang nazra menarik kuat membuat tubuh menempel dengan kedua mata nazra yg tertutup.

Zaid melepaskan pelukannya sebelum warga persantren melihat nya dan kembali sedikit memberikan jarak pada istrinya itu dan tidak lupa menjentik dahi nazra untuk membuka matanya yg masih betah tertutup.

"Akh.."

"Pak ustadz kenapa sih, suka banget jentik kepala nazra" gerutu nazra mengusap dahinya yg mungkin sekarang sedikit memerah sebab usapan nazra yg berlebihan, padahal Zaid hanya menjentik an dahi nazra pelan.

"Ke dhalam sekarang" perintah Zaid dengan wajah nya yg kembali datar Tampa senyuman.

"Ngapain??" Tanya nazra sedikit malas kedhalam yg sekarang jarak nya lumayan jauh.

"Ada perlu" jawab Zaid singkat.

"Siapa??" Tanya nazra mengikuti cara perkataan Zaid.

"Saya, buruan" desak nya lagi.

"Nggak" tolak nazra yg ingin melangkah kan kaki nya tapi ia urungkan saat mendengar acaman Zaid yg sangat-sangat membuatnya merinding takut.

"Tolak saya, saya cium" ancam Zaid membuat nazra mendengus pasrah.

Ya Umma Awlaadii 'NaZa' || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang