Chapter 43

2.5K 115 0
                                    

Happy reading...

"Nenek...." zeline yg berada di gendongan nazra mengeliat meminta turun dan lansung berlari masuk ke dhalam menghampiri umi aisyah yg sedang duduk beristirahat di ruang tamu, seketika kaget mendengar tangisan zeline sedikit merengek menghampirinyah.

"sayang... Cucu nenek kenapa, kok nangis" ucap umi aisyah berdiri dari duduk nya dan jongkok sehabis sedikit melangkah maju menghampiri sang cucu dan zeline pun memeluk sang nenek yg sudah perjongkok menyamai tinggi badan sang cucu.

"Asslamu'alaikum umi" umi aisyah mengalihkan tatapan nya menatap nazra yg menyusul di belakan zeline, nazra sedikit tersenyum saat tatapan sang umi beralih padanya.

"waalaikumsalam nak, kamu kesini sama zeli??" tanya sang umi nazra menganguk.

"terus zeli kenapa nangis??" tanya sang umi aisyah menatap zeline saat menlepaskan pelukan nyah pada sang cucu secara perlahan.

"hiks... Zeli nggak suka sama kakek nenek... Hiks zeli benci kakek ganggu zeli" adu zeline masih terisak mengelengkan kepalanya pada umi aisyah.

"sayang.. Cucu nyah nenek. Zeli nggak boleh gitu apa lagi pada kakek walaupun sebesar apa pun kesalahan kakek atau seseorang yg melakukan pada kita masa lalu zeli nggak boleh gitu." ucap umi aisyah mengajarkan sang cucu, walaupun ia masih sedikit marah dengan sang suaminya masalah itu tapi tetap saja, umi aisyah yg sebagai manusia Memaafkan nya.

"maaf zeli nenek, tapi tetap saja zeli belum bisa melupan bunda yg pergi dari kehidupan nya zeli dan ayah" cicit zeline menunduk meremes kedua jari tangan nyah bergantian, nazra yg melihat itu dengan lembut melepaskan tautan tangan itu dan mengengam kedua tangan zeline dengan kedua tangan nyah.

"zeline mau main sama aunty di kamar??" tanya nazra dengan lembut ingin menghibur zeline agar tidak stres memikirkan yg terjadi dalam hidup nya yg masih kecil.

"boleh, apa nggak pa-pa zeli main kek kamar anak santri. Nanti kalau zeli kena marah sama pengurus galak gimana" tanya zeline dengan wajah lugu dan polos nya menatap nazra yg sekarang mengantikan sang umi yg berjongkok di depan zeline.

"bukan kesana, nanti zeline tau kok kemana aunty bawa." balas nazra

"boleh kan umi??" tanya nazra menoleh menatap umi aisyah yg berdiri di belakang nya Menggangguk tersenyum Mengelus pucu kepala nazra dengan lembut.

"iya.. Boleh kok, zeli sama aunty dulu yah jangan nangis lagi. Janji??"

" janji nenek, ayok aunty" semangat zeline menghapus jejak air matanya dan mulai mengengam tangan nazra.

"nazra kekamar dulu umi, assalamu'alaikum"

"waalaikumsalam" balas umi aisyah

Nazra dan zeline perlahan melangkah menuju kedalam kamar zaid dengan pelan mengikuti langkah kecil zelin yg imut itu, nazra perlahan membukak pintu kamar zaid tapi ia langsung menghentikan gerakan nyah saat zeline menarik nazra, nazra menoleh menatap zelin dengan alis nya yg naik.

"kok aunty langsung masuk ajah ke kamarnya Ummu zaid, kan nggak boleh" tanya polos zeline membuat mengaruk leher belakang nya yg tertutup hijab.

"loh ayang... Zeli kenapa berdiri disini" nazra memutar posisi tubuh nya mendegar suara lelaki yg sangat ia kenali di belakangnya dan zelin pun juga sedikit menggeser badan nya menatap zaid yg tertutup oleh nazra yg berdiri di depan nya.

"Ummu.." teriak zeline seketika melompat kedalam gendongan zaid yg tersenyum manis menyambut tubuh kecil itu.

"U... Ummu??" ulang nazra tidak paham apa artinya yg zeline panggil untuk zaid.

Ya Umma Awlaadii 'NaZa' || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang