Chapter 32

3.4K 174 1
                                    

Happy reading...


" Aaaaaaa... Jangan pergi. Iya saya minum obat." Rengek Zaid menahan tangan nazra yg ingin berdiri pergi dari kamar. Nazra pun mengeleng kan kepalanya, seperti nya sekarang ia sedang merawat anak kecil yg ingin bermanja kepada sang ibu.

Nazra menyodorkan tangan nya yg memegang obat tapi malah mendapatkan diaman Zaid lagi, apa obat seseram itu?? Pikir nazra. Nazra yg otak nya sekarang sudah buntu untuk berfikir cara apa lagi cara agar suaminya itu meminum obat.

Nazra perlahan ragu-ragu ingin mencoba cara yg terlintas di pikiran nya, saat masih di rumah sang mama dan papa ia pernah menonton film itu yg membuat nazra baper melihat keberanian wanita itu melakukan kepada seorang laki-laki yg masih status kekasihnya dalam cerita film yg sedikit adegan dewasa yg masih sedikit wajar itu. Walaupun iya salah menonton acara begitu mau bagaimana lagi, saat itu ia masih tergila-gila yg namanya drakor.

Nazra menarik nafas dalam menghembus nya perlahan, menatap Zaid yg masih belum juga mengambil obat itu sepertinya cara itu yg harus ia lakukan sekarang. Nazra memasukan obat itu dalam mulut nya, membuat Zaid mengernyit heran kenapa istrinya itu yg meminum obat. Tapi kerutan di dahi Zaid itu perlahan menghilang saat nazra menangkup wajah Zaid dengan satu tangan nya menahan wajah suaminya itu tidak mundur dan ia pun lansung mendekat kan wajahnya pada Zaid dan.

Cupp

Mata Zaid melebar kaget Tampa sengaja' ia menelan obat itu saat nazra melumat bibirnya saat nazra sudah memindahkan obat itu dalam mulut Zaid. Nazra perlahan melepaskan ciuman itu dengan pipi yg memerah padam, sangat merasa malu walaupun ia sadar Zaid suaminya sudah halal mau melakukan apa pun tapi tetap saja nazra sangat sangat merasa malu.

"Aaaaaa, mau lagi" rengek Zaid menarik tengkuk nazra, mata nazra melebar dan secepat ia menutup mulutnya dengan punggung tangannya Zaid malah sekarang mencium telapak tangan nazra.

"Ihhh, saya mau lagi Ra" rengek Zaid kesal lansung menjatuhkan kepalanya di bahu nazra, nazra pun terkekeh geli melihat tingkah laku zaid.

"Emang nggak rasa ya pahit obatnya??" Tanya nazra penasaran sebab, sekarang mulut nya sedikit merasa pahit sedangkan suaminya enteng-enteng saja.

Zaid mengangkat kepalanya "Obat apa??" Tanya Zaid dengan tampang polos nya membuat nazra ingin melempari suaminya itu kelautan sekarang juga.

"Ihhh, itu kan tadi obat yg nazra masukin ke mulut kan nggak nazra Telen" jelas nazra memukul pelan lengan zaid.

Zaid yg ingin menjawab perkataan nazra malah ia urungkan saat mendengar ketukan pintu kamarnya, menatap nazra sekilas ia pun sedikit berteriak.

"Masuk aja za, pintu nya nggak abg kunci" teriak Zaid pikiran nya mungkin saja itu Aiza, ia ingat umi nya akan menyuruh Aiza mengantarkan sarapan untuk nazra yg masih merawatnya sekarang.

"Assalamu'alaikum"

Nazra yg semulanya menunduk meletakkan mangkok dan gelas itu kenampan seketika mendongak saat mendengar suara serak lelaki itu yg sudah sangat familiar di telinga nya dan juga ia rindukan selama satu Minggu ini.

"Wa'alaikumssalam. Eoh, bang Azmi. Silahkan masuk bang aku sangka Aiza" ucap Zaid dengan suara lemas nya.

Azmi mengangguk "Ini sarapan dulu dek" ucap Azmi menyodorkan nampan pada nazra, nazra pun mengambilnya.

"Makasih" jawab nazra menerima nampan itu dan langsung membuang mungka saat tidak sengaja tatapan mereka bertemu.

Seketika didalam kamar itu terjadi ke keheningan dan canggung bagi nazra dan juga Azmi.

"Abang pamit kebawah dulu, cepat sembuh Zaid. Jangan buat adek Abang terlalu capek" ucap Azmi tidak lupa mengacak rambut nazra yg sekarang tidak memakai hijab, nazra pun hanya diam tidak menolak sebab ia sangat merindukan usapan itu walaupun ia ingin marah sebab Azmi membuat rambutnya tidak terikat rapi lagi.

Ya Umma Awlaadii 'NaZa' || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang