(20.Titik terang?)

3.7K 123 0
                                    

Happy reading☠️

     Sore itu dipemakaman tepat dua tahun yang lalu, Areksa tengah mengamati gundukan tanah yang berada didepannya, mata, cowok itu menatap sayu nisan yang bertulisan Darka Alen Danendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Sore itu dipemakaman tepat dua tahun yang lalu, Areksa tengah mengamati gundukan tanah yang berada didepannya, mata, cowok itu menatap sayu nisan yang bertulisan Darka Alen Danendra.

"Maaf Areksa baru bisa jenguk papa"Cowok itu kembali menaburkan bunga yang ia bawa sembari tersenyum getir.

"Kalau papa tanya mama dimana, Areksa gak tau pa... Areksa sekarang sendiri disini, Areksa kesepian"

"Gak usah belaga paling tersakiti, nyatanya ada yang lebih sakit daripada lo"suara serak itu membuat Areksa bangkit menatap dua remaja yang memiliki paras sama, mereka terlahir kembar.

"Lo siapa?"
"Gak kenal kita?"Cowok pemilik tatapan dingin dan menusuk tersebut menyeringai menatap Areksa yang kini menatapnya penuh tanya.

"Gue abang lo dan dia kembaran gue, kakak lo"Areksa mundur dan menatap kedua remaja itu dengan tatapan susah diartikan.

"Gue gak ngerti maksut lo"Mendengar itu cowok dihadapannya menarik kerah Areksa kuat.

"Ren stop!"Cowok itu adalah Arendra dan ini merupakan kali pertama Arendra, Adira dan Areksa bertemu.

   Adira berusaha keras memisahkan kembarannya yang tengah mencengkram Areksa, sedangkan Areksa hanya diam dengan wajah datar.

"Gue gak kenal lo"Ucap Areksa sembari menepis kasar tangan Arendra.

Bugh...

"GIMANA BISA LO KENAL KITA? SAAT MAMA LO YANG GAK PUNYA HATI ITU BUANG KITA KE PANTI ASUHAN, LO AMBIL PAPA GUE! LO AMBIL PAPA DARKA DAN LO BUAT...." Arendra menghirup pasokan ogsigen yang mulai menipis dengan rakus, mata merah cowok itu menatap Areksa penuh kebencian.

"Mama lo itu iblis"...

"ENGGAK!"Areksa sedikit bertriak cowok itu hendak bangkit namun ia merasakan tubuhnya sangat amat sakit, cowok yang baru sadarkan diri itu mengamati sekitar, bau obat obatan dapat ia cium disini dan dinding yang bernuansa putih itu mengingatkan dia akan kejadian tadi.

   Areksa segera mencabut infus yang ada ditangannya, dengan sisa sisa tenaganya cowok itu mencoba untuk bangkit.

Brak...

"Shhh...argh.." Areksa mendesis kesakitan memegangi luka diperutnya yang kembali mengluarkam darah, mendengar suara dari dalam kamar inap Areksa, para sahabatnya yang sendari tadi didalam pun bergegas masuk.

AREKSA  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang