(43.Peti mati)

3.7K 118 6
                                    

"Lo boleh cinta sama gue tapi jangan jadikan gue cinta terakhir karna gue tau gue gak akan bertahan sampai akhir"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo boleh cinta sama gue tapi jangan jadikan gue cinta terakhir karna gue tau gue gak akan bertahan sampai akhir"

~Areksa Danendra.

•••••

"Kalau ada masalah jangan sungkan lari ke Marvel, jangan benci dia Ris, Karna kalau dia gak milih mundur dan korbanin perasaannya mungkin kita gak akan pernah sama sama"Areksa tersenyum lembut sembari menggapai tangan Auris.

"Mungkin suatu saat kamu butuh ini"Ujar Areksa memberikan kunci dengan gantungan bertulis Danendra Junior.

"Kamu harus lebih kuat sayang, jaga mereka buat aku"Auris menggeleng namun belum sempat dirinya berbicara Auris merasakan tubuhnya ditarik paksa menjauh dari Areksa, Beberapa dokter dan suster segera memeriksa kondisi Areksa.

  Dapat dilihat masker ogsigen kembali dipasangkan dan dokter Hisyam kini mengambil alat defibrilator kemudian diletakkan tepat dijantung Areksa, Menekannya kuat lalu mengangkatnya kembali, membuat dada cowok itu membusung beberapa kali.

   Adira histeris dan dilarikan kerumah rawatnya, sedangkan Gava, Bashan, Ruben, Gery, Manuel dan beberapa anggota Maraddicts kini bersandar lemas pada dinding koridor, para sahabat Areksa masih diam diluar tidak ada yang berani masuk untuk melihat kondisi Areksa ataupun menerima kenyataan bahwa ini merupakan hari terakhir sahabatnya membuka mata.

   Arendra mengepalkan tangan kuat entah pertahanannya akan bertahan sampai mana, mata cowok itu menatap sendu tubuh saudara tirinya, Grafik di EKG masih bergerak,nyaris lurus,tidak berubah sedikitpun. Dokter Hisyam masih terus berusaha dengan alat defibrilator sementara Auris menggeleng kuat saat dokter Hisyam menundukkan kepala dan menyerah saat denyut jantung Areksa masih saja tidak berfungsi.

  Berbagai macam perawatan dan usaha telah dilakukan berbagai macam doa doa agar cowok itu tetap bertahan terus saja diucapkan namun Tuhan berkehendak lain, alat elektrokardiogram menunjukan garis lurus yang menandakan bahwa tidak ada lagi kehidupan dalam raga cowok itu, tepat pada pukul 18:19 Areksa Danendra memilih menutup mata dan pergi meninggalkan orang orang terkasihnya.

  Auris tidak lagi dapat merasakan udara yang mengisi paru parunya, jiwanya seakan ditarik keluar dengan penglihatan terbelah dua antara dunia dan kebahagiaan, gadis itu mencoba tetap dalam kondisi sadar dengan senyuman diwajahnya, Semua harapannya sudah hilang terhapus oleh kenyataan dan kini dirinya tau langkahnya akan menuju pada jalan kehampaan, Selamat jalan Areksa sayang dan aku harap kamu tenang didunia baru kamu.

  Dokter Hisyam menatap iba Auris dan Arendra dokter itupun mendekat kepada Arendra dan memeluk cowok itu sayang sembari memberikan dukungan dan menyalurkan kekuatan kepada raga yang hampir kehilangan kesadaran.

AREKSA  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang