15

811 142 18
                                    

"Perhatiannya mulai terbagi. Mau cemburu, tapi masalahnya dia sahabatku."

***

Hari ini tampak beda. Alin merasa ada yang kurang. Biasanya dalam sehari, pasti ada saja sapaan yang terlontar dari mulut Sadam. Entah itu hinaan, atau sekedar umpatan kasar.

Hal itu biasanya terjadi saat mereka makan bertiga di jam istirahat. Sadam kelihatan lebih pendiam dari biasanya. Naumi memang terlihat aktif bicara. Tapi lelaki itu hanya membalas dengan deheman.

Alin merasa penyebab diamnya Sadam dikarenakan omongannya semalam.

Itu sebabnya, ketika pulang sekolah, Alin berniat ingin minta maaf langsung. Biasanya begitu hendak keluar kelas, Sadam langsung meminta kunci motornya. Tapi sekarang tidak. Mereka masih jalan beriringan menuju parkiran.

Sadam mengeluarkan motor Naumi, seperti biasanya. Bodohnya, Alin ikut menunggu bersama Naumi. Hingga motor telah keluar seutuhnya, Naumi pamit dan duduk di belakang Sadam.

Ternyata Sadam lebih memilih pulang bersama Naumi dibanding dirinya.

"Lin, besok pagi jogging lagi ya."

Sebenarnya Alin ingin menolak, tapi Naumi dengan cepat melanjutkan ucapannya.

"Gue gak terima penolakan!" Bersamaan dengan itu Sadam melajukan motornya. Pergi begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah katapun padanya.

***

Minggu paginya, Alin sudah bersiap-siap hendak pergi jogging bersama Naumi. Gadis itu selalu menerornya lewat WhatsApp. Dan sekarang, Naumi mengatakan bahwa dia sudah ada di depan rumah.

Begitu Alin keluar dari kamar, ia kaget kala mendapati Ara yang sudah berdiri di hadapannya.

"Kamu mau kemana?" tanyanya, tumben. Wanita itu memakai pakaian rapi seperti hendak pergi ke suatu tempat.

Alin menggaruk tengkuknya yang mendadak terasa gatal. Bagaimana jika Ara tak mengizinkannya pergi, sebab larangan dari Cakra?

"Mau jogging sebentar, Kak."

"Oh, yaudah," balas Ara begitu saja.

"Kenapa kak?"

"Nggak, tadinya kakak mau ngajak kamu temenin ke dokter, tapi lain kali aja kalau gitu." Ini kali pertama Ara meminta tolong padanya.

"Eh? Yaudah, aku cancel aja joggingnya, kak."

"Nggak-nggak! Kamu berangkat aja. Lain kali aja kamu temenin kakak kalau gitu."

Alin bungkam. Ara langsung kembali ke kamarnya. Alin hanya bisa mengembuskan napas pasrah. Padahal ini kesempatannya untuk bisa dekat dengan kakak iparnya.

Mungkin Alin akan membujuk Ara nanti saja. Sekarang, ia akan menuntaskan janji paksaannya dengan Naumi.

Begitu membuka pintu utama, dapat dilihatnya bahwa Naumi dan Sadam sudah menunggu di pelataran rumahnya. Ngomong-ngomong Bang Al, sudah kembali berangkat kerja, hingga Naumi bisa leluasa menjemput Sadam kembali.

"Hai, Lin!" sapa Naumi seolah tanpa beban. Hei ayolah, jangan bilang kalau Naumi akan menjadikannya sebagai nyamuk lagi? Lagipula hari ini motornya sedang dipakai oleh Cakra.

"Gue gak jadi ikut deh," tolak Alin to the point.

"Gak bisa gitu dong, Lin. Abi lagi otw ke sini. Bentar lagi nyampe. Nah itu dia!" Bersamaan dengan itu, Abi benar-benar datang dengan motor sportnya.

Jangan bilang Naumi berniat menjadikan jogging pagi ini sebagai double date? Kejadian Minggu lalu bahkan masih membuatnya agak trauma, sebab kepergok oleh Cakra saat di jalan.

SEKAT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang